Hati-hati! Video Hoaks Bagi-bagi Bantuan Hasil Rekayasa AI Pascapilkada 2024

1 month ago 19

Hoaks bagi-bagi bantuan dari tokoh partai politik maupun calon terpilih di Pilkada 2024 perlu diwaspadai, terutama di media sosial. Apalagi, tahapan Pilkada hingga penetapan calon terpilih masih cukup panjang waktunya. 

Meski tahapan kampanye dan pencoblosan telah selesai, saat ini penyelenggara pemilu tengah menjalani serangkaian tahapan yang sangat penting. Salah satunya yakni rekapitulasi penghitungan suara yang batasnya sampai 16 Desember 2024. 

Kemudian, tahapan penyelesaian sengketa hasil Pilkada hingga penetapan tinggal menunggu waktu.

Waspada Hoaks Bagi-bagi Bantuan Calon Terpilih di Pilkada

Di samping itu, berdasarkan rekapitulasi penghitungan suara yang telah selesai di tingkatan daerah dan sudah terlihat siapa yang terpilihnya. Masyarakat perlu mewaspadai adanya informasi hoaks yang berhubungan dengan calon kepala daerah terpilih. 

Seperti halnya informasi palsu pascapilkada tentang Pramono Anung yang bernazar akan bagi-bagi uang setelah menang Pilkada. Bahkan angkanya mencapai puluhan juta rupiah. 

Baca juga: Hoaks Agama di Pilgub Jabar Selalu Berulang, Berikut Temuannya

Namun, setelah pengecekan fakta, ternyata informasi tersebut masuk dalam kategori konten palsu atau fabricated content. Pembuat kontan memanfaatkan kecerdasan buatan untuk membuat konten tersebut agar seolah-olah benar. 

Kemudian, di Pilkada Jabar contohnya, informasi palsu juga muncul yang mana menyeret nama Dedi Mulyadi sebelum pencoblosan.

Pada bulan Agustus 2024, tim Cek Fakta menemukan ada dua informasi palsu hasil manipulasi video yang isinya Dedi Mulyadi akan memberikan uang untuk follower-nya. Kemudian, di video satu lagi Dedi Mulyadi akan memberikan bantuan Rp 10 juta bagi yang membutuhkan. 

Sedangkan di bulan November 2024 menjelang pencoblosan, informasi palsu serupa juga muncul dengan substansi yang sama, yakni Dedi Mulyadi berbagi uang di Tiktok dan memberikan hadiah Rp 50 juta bagi pemenang kuis tebak kata. 

Melihat hasil pengecekan tim Cek Fakta, ada pola berulang yang perlu kita cermati, yakni penggunaan kecerdasan buatan untuk mengedit video dan suara dalam produksi informasi palsu tersebut. 

Langkah Pencegahan

Sebagaimana pola berulang dalam memproduksi konten hoaks, baik jenis fabricated content maupun impostor content yang menggunakan AI, masyarakat harus lebih teliti lagi saat mendapati informasi. Apalagi informasi tersebut berupa video yang tersebar di media sosial.

Langkah mudahnya, masyarakat jika menemukan konten hoaks seperti itu, bisa langsung mengecek ke akun resmi yang bersangkutan. Jika tidak ada, besar kemungkinan informasinya adalah palsu. 

Kemudian, masyarakat juga bisa memanfaatkan teknologi AI untuk mengecek kebenaran audio yang ada di dalam video itu menggunakan Hive Moderation atau Eleven Labs. Dengan begitu, kita akan mendapatkan nilai probabilitas atau kemungkinan besar konten tersebut merupakan hasil buatan AI alias bukan aslinya. 

Selanjutnya, agar masyarakat tidak terjebak dalam konten hoaks, sebaiknya sering mengakses informasi tim koalisi Cek Fakta, baik melalui website atau media sosial resmi.

Melalui langkah-langkah di atas, masyarakat akan semakin meningkat kewaspadaannya terhadap informasi palsu, seperti halnya hoaks bagi-bagi bantuan dari Paslon Pilkada yang menang. (Muhafid/R6/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |