harapanrakyat.com,- Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali memperlihatkan kepeduliannya terhadap pembangunan sosial melalui program pengabdian masyarakat bertema “Evaluasi dan Perancangan Ergonomi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Lansia dan Caregiver.”
Pendekatannya bukan sekadar teknis, tetapi berfokus pada konsep ergonomi humanis, yakni penerapan ilmu ergonomi yang mempertimbangkan kenyamanan, keamanan, serta kebutuhan emosional para lansia dan caregiver di Yayasan Pondok Lansia Tulus Kasih, Bandung.
Yayasan Pondok Lansia Tulus Kasih selama bertahun-tahun menjadi rumah bagi para lansia dari berbagai kondisi kesehatan. Di tempat ini, para Oma dan Opa menjalani rutinitas harian yang membutuhkan fasilitas ramah pengguna, pendampingan intensif, serta lingkungan yang mendukung kualitas hidup mereka.
Hal inilah yang mendorong tim pengabdian ITB melakukan evaluasi menyeluruh, mulai dari aspek keselamatan hingga kenyamanan ruang.
Pendekatan Humanis dalam Evaluasi dan Pengamatan
Dr. Dwita Astari Pujiartati, memipin langsung kegiatana ini bersama Prof. Hardianto Iridiastadi, Dr. Wyke Kusmasari, dan Putra A. Yamin, Ph.D., serta para asisten Laboratorium Rekayasa Sistem Kerja dan Ergonomi (RSKE) ITB.
Seluruh anggota tim turun langsung ke lapangan untuk melakukan wawancara, observasi aktivitas harian lansia, interaksi dengan caregiver, hingga pemetaan area yang berpotensi menimbulkan risiko.
Baca Juga : ITB Berikan Pendampingan Wujudkan Pangandaran sebagai Destinasi Pariwisata Berkelanjutan
Melalui pendekatan humanis, tim tidak hanya melihat aspek teknis, tetapi juga memahami kebutuhan emosional dan psikologis lansia—mulai dari rasa aman saat bergerak, kenyamanan saat berinteraksi, hingga lingkungan yang mendukung aktivitas sederhana sehari-hari.
Rancangan Solusi yang Sederhana namun Bermakna
Hasil evaluasi menunjukkan adanya beberapa area fasilitas yang membutuhkan perbaikan mendesak, terutama terkait keselamatan dan mobilitas. Tim kemudian merancang serangkaian solusi ergonomis dengan teknik penerapan sederhana namun memberikan dampak besar.
Salah satu perbaikan utama adalah peningkatan akses mobilisasi kursi roda. Sebelumnya, jalur yang tidak rata dan permukaan yang kurang ramah pengguna membuat lansia kesulitan bergerak. Tim melakukan penataan ulang sehingga pengguna kursi roda dapat berpindah lebih nyaman dan aman.
Selain itu, area tangga juga menjadi perhatian. Perbaikan permukaan, pemasangan penanda visual, dan penambahan elemen anti-slip untuk meminimalkan risiko terjatuh—salah satu ancaman terbesar bagi lansia.
Lingkungan Lebih Sehat Melalui Perbaikan Ventilasi dan Penerangan
Tim ITB juga melakukan peningkatan kualitas ventilasi dan pencahayaan di beberapa ruang yang kurang memenuhi standar kenyamanan.
Perbaikan ini bukan hanya soal teknis, tetapi juga wujud perhatian pada kesehatan lansia yang umumnya lebih rentan terhadap masalah pernapasan dan lingkungan lembap.
Baca Juga : Pangandaran Hadapi Tantangan Sampah, P-P2Par ITB Dorong Kolaborasi untuk Wisata Bersih
Dengan pencahayaan yang lebih baik, aktivitas harian menjadi lebih aman, sementara ventilasi yang memadai membantu menciptakan suasana hunian yang lebih bersih dan nyaman.
Sebagai bagian dari pendekatan humanis, tim tidak hanya memperbaiki fasilitas, tetapi juga memberikan edukasi kepada para caregiver. Mereka membuat poster dan video pendek mengenai teknik pengangkatan lansia yang tepat untuk mengurangi risiko cedera punggung dan gangguan muskuloskeletal.
Edukasi ini penting karena caregiver adalah pihak yang setiap hari berinteraksi langsung dengan para lansia. Dengan teknik yang benar, keselamatan keduanya dapat lebih terjamin.
Pengelola Pondok Lansia Tulus Kasih, Gina, menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian dan dukungan ITB. Menurutnya, berbagai perbaikan telah membawa perubahan signifikan dalam kenyamanan dan kemudahan aktivitas sehari-hari para penghuni.
“Terima kasih atas donasi dan perbaikan ventilasi, pemasangan anti-slip, dan papan nama yang mempermudah caregiver serta pengunjung mengenali ruangan Oma Opa,” ujarnya dengan penuh haru.
Baca Juga : Adu Strategi dan Teknologi dalam KRAI 2025, 24 Tim Robot Siap Berlaga di ITB Jatinangor Sumedang
Melalui penerapan ergonomi humanis ini, tim pengabdian masyarakat ITB berharap semakin banyak fasilitas sosial yang dapat mengadopsi prinsip serupa. Lingkungan yang aman, nyaman, dan ramah lansia menjadi kebutuhan mendesak seiring bertambahnya populasi usia lanjut di Indonesia.
Upaya ini sekaligus menjadi pembelajaran berharga bagi mahasiswa ITB dalam memahami bagaimana ilmu pengetahuan dapat diterapkan secara langsung untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, terutama kelompok rentan seperti para lansia. (denisupendi/R4/HR-Online)

19 hours ago
7

















































