harapanrakyat.com,- Belitung terkenal dengan Batu Satam dan juga keindahan pariwisata yang memukau. Salah satu daya tarik utamanya adalah Pantai Tanjung Kelayang.
Pantai eksotis ini memiliki pasir putih lembut dan air laut yang jernih menenangkan. Terletak di Kecamatan Sijuk, sekitar 27 km dari pusat kota, tempat ini pun menjadi favorit para wisatawan.
Pesona Pantai Tanjung Kelayang di Belitung menawarkan pasir putih yang berpadu indah dengan air laut biru kehijauan. Selain itu, batu granit raksasa di sepanjang pantai semakin menambah pesona alamnya.
Baca Juga: Bukit Cirimpak, Camping Ground dengan View City Light Terbaik di Bogor
Menariknya, penelitian menunjukkan bahwa batuan ini berasal dari zaman megalitikum dan berusia antara 65 hingga 200 juta tahun.
Keindahan Pariwisata di Belitung Jadi Tempat Favorit Wisatawan
Tak hanya menikmati keindahan pantai, wisatawan juga bisa snorkeling di perairan sekitar. Ombak yang tenang membuat perjalanan terasa lebih nyaman. Bahkan, perairan di sekitar Pulau Lengkuas menjadi lokasi favorit karena terumbu karang dan biota lautnya yang begitu memukau.
Tak hanya pantai, Belitung juga memiliki keindahan pariwisata di destinasi ekowisata yang menarik, salah satunya adalah Hutan Bukit Peramun.
Berbeda dengan pantai yang cenderung terik, hutan ini menawarkan kesejukan dengan pepohonan rindang yang meneduhkan. Selain itu, pendakian menuju puncak setinggi 129 meter akan memberikan keindahan panorama Belitung yang sangat memukau.
Lebih dari itu, Hutan Bukit Peramun juga tercatat sebagai hutan digital pertama di Indonesia menurut Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Melalui aplikasi Android, wisatawan bisa dengan mudah mengenali flora setempat hanya dengan memindai barcode pada pohon. Tentu saja, inovasi ini sangat memudahkan wisatawan dalam mengenal keanekaragaman hayati yang ada di hutan ini.
Pulau Belitung, Rumah bagi Primata Langka
Menariknya lagi, Hutan Bukit Peramun di Pulau Belitung juga menjadi habitat bagi Tarsius, primata terkecil di dunia. Hewan ini memiliki panjang tubuh sekitar 9 hingga 16 cm. Masyarakat setempat menyebutnya dengan nama “pelilian.” Perlu diketahui, tarsius merupakan hewan nokturnal yang aktif berburu di malam hari.
Berdasarkan penelitian, nenek moyang tarsius di Belitung diperkirakan berasal dari Filipina dan bermigrasi sekitar 10.000 tahun yang lalu. Uniknya, spesies ini ternyata berbeda dari tarsius yang ada di Sulawesi dan Kalimantan. Oleh karena itu, konservasi terus dilakukan, termasuk observasi terhadap perilaku tarsius di berbagai kondisi cuaca.
Baca Juga: Wisata Romantis Situ Patenggang Bandung, Ada Batu Cinta dan Pulau Asmar
Secara keseluruhan, Belitung menawarkan kombinasi keindahan pariwisata alam, edukasi, serta petualangan yang tak terlupakan. Dengan pesona pantainya yang eksotis, hutan yang kaya akan keanekaragaman hayati, serta keunikan fauna langkanya, tak heran jika Belitung menjadi destinasi wisata yang menarik bagi semua wisatawan. (Feri Kartono/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)