Kenali Organ Gerak Cacing, Fungsi, dan Keunikannya

1 month ago 17

Cacing adalah salah satu hewan melata yang unik sebab tidak punya tulang belakang. Tubuhnya pun lunak dan benar-benar tidak memiliki tulang. Namun hewan tersebut mampu bergerak melalui organ gerak cacing.

Baca Juga: Cara Bernapas Cacing, Mirip Hewan Amfibi

Apa Itu Organ Gerak Cacing?

Cacing memiliki tubuh yang terdiri dari segmen-segmen berbentuk cincin. Setiap segmen tubuh cacing lengkap dengan struktur kecil yang disebut setae. Setae ini berfungsi seperti kaki pada hewan lain, meskipun bentuk dan strukturnya berbeda. 

Setae memungkinkan cacing untuk bergerak, menggali tanah, dan melakukan kegiatan lainnya, seperti proses perkawinan. Namun, setae bukan satu-satunya organ yang terlibat dalam gerakan cacing. Cacing juga memiliki otot tubuh yang berfungsi untuk memperpanjang dan memendekkan tubuhnya selama bergerak.

Peran Otot dalam Pergerakan Cacing

Otot adalah salah satu komponen utama dalam organ gerak cacing. Cacing menggunakan ototnya untuk bergerak dengan cara melata. Terdapat dua jenis otot utama pada tubuh cacing: otot melingkar dan otot longitudinal. 

Otot-otot ini bekerja bersama untuk memungkinkan cacing melakukan gerakan peristalsis, yakni gerakan gelombang yang bergerak dari kepala ke ekor, yang memungkinkan cacing untuk berpindah tempat.

Setelah kontraksi otot melingkar, tubuh cacing akan memanjang dan menekan bagian tubuh ke tanah, kemudian otot longitudinal akan mengontraksi untuk memendekkan tubuh dan menarik cacing ke depan. 

Dengan demikian, cacing dapat bergerak dengan cara melata meskipun tidak memiliki kaki atau sayap. Pergerakan cacing yang halus ini sangat bergantung pada koordinasi antara otot dan setae.

Setae, Organ Gerak Khas Cacing

Ini adalah struktur menyerupai rambut yang terdapat pada tubuh cacing. Setae memiliki fungsi utama sebagai alat gerak cacing. Setiap segmen tubuh cacing memiliki setae, kecuali pada dua segmen pertama. 

Setae ini berperan untuk menggali tanah dan membantu cacing bergerak lebih mudah di permukaan yang kasar. Keunikan dari setae adalah kemampuannya untuk menempel kuat pada permukaan benda. Daya lekatnya sangat berguna saat cacing bergerak melalui tanah yang padat atau saat menahan diri selama proses perkawinan.

Meskipun memiliki daya lekat yang kuat saat digunakan untuk menggali atau menahan diri, daya lekat setae akan melemah ketika cacing bergerak maju. Hal ini memungkinkan cacing untuk meluncur dengan lebih bebas melalui tanah.

Ciri-Ciri Fisik Cacing yang Mendukung Pergerakan

Selain otot dan setae, tubuh cacing juga punya lapisan lendir yang berasal dari kelenjar pada epidermis kulitnya. Lendir ini mempermudah cacing untuk bergerak di dalam tanah yang padat atau kasar. 

Dengan adanya lendir, tubuh cacing menjadi licin, sehingga memudahkan pergerakan cacing saat menggali tanah atau meluncur keluar dari permukaan. Bahkan saat cacing diserang atau diburu oleh predator, lendir ini membuat cacing dapat berguling atau melarikan diri dengan cepat. 

Cacing juga memiliki kemampuan untuk mengganti bagian tubuh yang terluka atau terpotong. Dengan demikian, tubuh cacing yang licin dan lentur sangat mendukung kelangsungan hidupnya di alam liar.

Klasifikasi Cacing Berdasarkan Organ Geraknya

Cacing dapat kita bedakan menjadi beberapa kelompok berdasarkan bentuk tubuhnya dan jumlah setae yang dimilikinya. Salah satu klasifikasi utama adalah berdasarkan kelompok Annelida (cacing gelang) yang memiliki segmen tubuh dan banyak setae, serta kelompok Nematoda (cacing gilig) yang tidak bersegmen dan memiliki sedikit setae. 

Baca Juga: Fakta Cacing Martil, Predator Beracun dan Tak Bisa Mati

Cacing jenis Annelida seperti cacing tanah memiliki setae yang lebih banyak. Sedangkan cacing jenis Nematoda seperti cacing gelang, hanya memiliki sedikit setae atau bahkan tidak sama sekali.

Karakteristik Cacing

Selain organ gerak cacing yang menjadi keunikan, cacing punya sifat hermaprodit yang mana memiliki alat kelamin ganda. Cacing tidak selalu melakukan perkawinan dengan cacing lain. Hal tersebut menjadi keunikan lain dari cacing yang tidak dimiliki oleh organisme lain.

Lendir Cacing

Selain setae, cacing sendiri juga punya lendir di permukaan tubuhnya. Lendir ini juga muncul dari kelenjar yang terdapat di lapisan epidermis kulit cacing

Dengan adanya lendir, cacing bisa menembus tanah, baik tanah padat maupun kasar. Lendir ini juga membantu mempermudah cacing untuk melubangi tanah dan juga memudahkan hewan tersebut keluar maupun masuk tanah.

Selain itu lendir dan juga setae yang ada di tubuh cacing bisa melindungi hewan tersebut dari musuh. Cacing akan berguling dengan mudah ketika akan dimangsa. 

Ciri fisik dari hewan melata ini punya segmen luar dan juga dalam pada tubuhnya. Cacing juga punya rambut meskipun tubuhnya tidak lengkap dengan kerangka luar. Hewan tersebut juga bernapas dengan kulitnya.

Planaria

Selain membahas organ gerak cacing, terdapat pula jenis cacing. Hewan tersebut memiliki beberapa jenis yang sering masyarakat jumpai. Ada cacing planaria yang jika badannya terpotong, bisa tumbuh menjadi cacing baru. 

Jenis tersebut mampu hidup di kolam atau sungai yang punya air jernih. Biasanya masyarakat temukan di dedaunan atau bebatuan dekat kolam maupun sungai.

Tanah

Ada pula cacing tanah. Jenis yang satu ini punya organ gerak cacing dan berkembang biak dengan hermaprodit. Mereka mempertukarkan sel gamet di dalam tubuhnya yan setelah 2 sampai 3 bulan akan menghasilkan telur.

Selain itu, ternyata ada juga jenis cacing yang berbahaya, lho. Berikut contohnya:

Pita

Contoh cacing yang bisa menginfeksi, yaitu cacing pita. Jenis hewan ini termasuk cacing parasit dan berbahaya. Hewan ini punya bentuk pipih dan juga berwarna putih. Biasanya, organisme ini mampu membuat manusia terinfeksi.

Baca Juga: Cara Perkembangbiakan Cacing Pipih dan Daur Hidupnya yang Menarik

Cacing ini bisa muncul di dalam tubuh ketika manusia makan daging yang tidak matang secara merata dan sempurna, serta minum dari air yang sudah terkontaminasi telur cacing pita.

Gelang

Selain cacing pita, ada pula cacing gelang yang bisa menginfeksi manusia lewat makanan yang terkontaminasi. Hewan ini berkembang biak seperti cacing pita.

Tambang

Sementara itu, cacing tambang dapat menyerang manusia dengan masuk lewat pori-pori kulit. Oleh sebab itu, ada baiknya jika keluar rumah menggunakan alas kaki. Hewan ini juga tentunya memiliki organ gerak cacing yang sama.

Trichinella

Hewan ini bisa hinggap di daging yang sudah matang, namun hanya yang sudah terkontaminasi saja.

Kremi

Organisme ini masuk ke dalam jenis cacing gelang. Bentuknya pun terbilang sangat kecil dan sebenarnya tidak begitu berbahaya. Meski begitu, manusia tetap harus waspada dengan cacing ini.

Pipih

Cacing ini lebih sering menginfeksi hewan-hewan daripada manusia. Hanya saja, orang yang bisa terinfeksi jika mengkonsumsi sayur mentah.

Baca Juga: Temuan Cacing Alien Bikin Warganet Heboh, Makhluk Apa Itu?

Itu dia penjelasan mengenai hewan cacing. Selain organ gerak cacing yang unik, organisme tersebut memiliki rangka hidrostatik yang memungkinkan adanya gerak peristalsis. Gerak tersebut merupakan hasil dari kontraksi otot mulai dari kepala sampai ekor cacing. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |