harapanrakyat.com,- Sejarah islam mencatat, perjalanan panjang Bani Israil menyimpan banyak pelajaran berharga bagi umat manusia. Salah satunya adalah kisah heroik antara pasukan Talut melawan keangkuhan Jalut. Peristiwa ini bukan sekadar catatan sejarah peperangan fisik semata. Namun, ini adalah sebuah simbol abadi pertarungan antara kebenaran yang tampak lemah melawan kebatilan yang terlihat perkasa.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa jumlah yang banyak dan perlengkapan senjata canggih tidak selalu menjamin kemenangan. Utamanya, jika tidak disertai keyakinan yang kokoh kepada Sang Pencipta.
Sejarah Kisah Talut dan Jalut
Cerita ini bermula ketika kondisi Bani Israil sedang berada di titik nadir akibat penindasan dan kehilangan tanah air mereka. Dalam situasi terdesak tersebut, para pemuka kaum mendatangi Nabi mereka. Mereka meminta seorang raja yang dapat memimpin peperangan di jalan Allah.
Sang Nabi awalnya meragukan komitmen mereka. Namun, Bani Israil bersikeras bahwa mereka siap berjuang demi merebut kembali kehormatan dan keluarga yang telah terusir. Permintaan ini menjadi titik awal perubahan besar dalam struktur kepemimpinan sosial mereka saat itu.
Baca juga: Rahasia Bangun Tidur dari Imam Al Ghazali agar Mendapatkan Pahala dan Hidup Berkah
Allah kemudian menjawab doa tersebut dengan menunjuk Talut sebagai raja. Keputusan ini sontak menimbulkan gelombang protes di kalangan elit Bani Israil. Mereka merasa lebih berhak memimpin karena memiliki kekayaan melimpah dan garis keturunan terpandang. Sementara, Talut hanyalah orang biasa yang tidak bergelimang harta.
Namun, Nabi mereka memberikan penjelasan tegas bahwa Allah memilih pemimpin berdasarkan keunggulan ilmu pengetahuan dan kekuatan fisik, bukan materi. Sebagai penegas legitimasi kepemimpinan Talut, Allah mengembalikan Tabut (peti perjanjian) yang membawa ketenangan bagi mereka.
Ujian kepatuhan pun dimulai saat Talut membawa pasukannya keluar menuju medan tempur. Di tengah perjalanan yang melelahkan dan cuaca panas, mereka diuji dengan sebuah sungai.
Talut memberikan instruksi bahwa pasukannya dilarang meminum air sungai tersebut kecuali hanya seciduk tangan untuk membasahi kerongkongan. Sayangnya, mayoritas tentara justru melanggar perintah ini karena tidak tahan menahan dahaga.
Hanya segelintir pasukan setia yang mampu menahan diri dan lulus dari ujian disiplin ini. Ini membuktikan bahwa kualitas ketaatan jauh lebih penting daripada kuantitas pasukan.
Pasukan Kecil Melawan Jalut
Kemudian, ketika pasukan kecil yang setia ini berhadapan langsung dengan tentara Jalut yang jumlahnya jauh lebih besar dan bersenjata lengkap, rasa gentar sempat menyelimuti sebagian dari mereka.
Logika manusia mengatakan bahwa kekalahan sudah di depan mata. Akan tetapi, orang-orang yang memiliki keyakinan mendalam segera menguatkan mental rekan-rekannya.
Mereka menegaskan sebuah prinsip penting bahwa seringkali kelompok kecil mampu mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah. Semangat tauhid inilah yang menjadi bahan bakar utama keberanian mereka di medan laga.
Puncak ketegangan terjadi saat Jalut, sang panglima raksasa yang sombong, menantang duel satu lawan satu. Tidak ada satu pun prajurit Bani Israil yang berani maju kecuali seorang pemuda bernama Daud.
Meskipun hanya berbekal ketapel dan batu serta tidak mengenakan baju besi berat, Daud maju dengan penuh keyakinan. Jalut sempat meremehkan lawannya yang dianggap masih bocah. Namun, dengan izin Allah, batu yang dilontarkan Daud melesat cepat dan tepat mengenai dahi Jalut hingga membuatnya roboh seketika.
Tumbangnya Jalut meruntuhkan mental pasukannya, sehingga tentara Talut berhasil meraih kemenangan gemilang. Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah penting yang mengangkat derajat Daud, yang kelak dianugerahi kerajaan dan hikmah kenabian.
Kisah Talut dan Jalut ini meninggalkan hikmah mendalam bagi kita semua. Ini menunjukkan bahwa dalam perjuangan hidup, kita tidak boleh silau pada kekuatan materi lawan. Kunci kemenangan sejati terletak pada kesabaran, kedisiplinan mematuhi perintah pemimpin, serta keyakinan mutlak bahwa pertolongan Allah selalu dekat bagi orang-orang yang beriman. (Muhafid/R6/HR-Online)

8 hours ago
8

















































