Kisah Ummu Hani merupakan representasi wanita yang tidak pernah dzalim dengan amanahnya. Perjalanan wanita mulia satu ini menyisakan episode yang patut kita teladani.
Baca Juga: Kisah Zainab dan Abul Ash, Cinta Beda Agama yang Tulus Setia
Ia adalah sahabat Nabi SAW sejak kecil. Sosok perempuan yang menolak dengan lembut lamaran Rasulullah bahkan hingga dua kali.
Kisah Ummu Hani, Kakak Ali Bin Abi Thalib
Rasulullah SAW merupakan sosok yang agung. Beliau menjadi teladan manusia di segala aspek kehidupan. Selain memiliki akhlak yang mulia, Rasulullah juga dikaruniai paras yang rupawan. Tentu saja para wanita banyak yang ingin menjadi istri beliau. Perempuan itu adalah Ummu Hani.
Ummu Hani memiliki nama asli Fakhitah. Ia kemudian lebih dikenal dengan nama Ummu Hani karena memiliki anak yang bernama Hani. Ummu Hani merupakan putri dari paman Nabi Muhammad yaitu Abi Thalib. Ibunya bernama Fatimah bin Asad.
Ummu Hani termasuk perempuan kabilah Quraisy dari keturunan Bani Hasyim. Selain merupakan sepupu Rasulullah SAW, ia juga saudari perempuan dari Ali bin Abi Thalib dan Ja’far bin Abi Thalib.
Menolak Lamaran Rasulullah
Mengikuti kisah Ummu Hani, salah satu bagian yang menarik adalah soal percintaannya. Sebelum menerima wahyu kenabian, Rasulullah pernah jatuh cinta kepada Ummu Hani yang merupakan teman masa kecil dan cinta pertama beliau.
Akan tetapi, ketika cucu Abdul Muthalib ini melamarnya, cinta Nabi Muhammad mendapat restu dari Abi Thalib yang merupakan ayah dari Ummu Hani. Abi Thalib yang tak lain merupakan paman Nabi Muhammad tersebut menjelaskan bahwa saat itu sudah laki-laki lain yang mempersunting Ummu Hani.
Laki-laki yang melamar Ummu Hani itu bernama Hubayroh yang merupakan putra dari bibi Abi Thalib. Hubayroh berasal dari suku Bani Makhzum. Dia merupakan laki-laki yang baik budinya.
Rasulullah sempat membujuk Ali Thalib agar tetap menikahkan ia dengan putrinya. Namun, Ali Thalib tetap menolak dengan alasan demi untuk menjaga hubungan baik dengan Bani Makhzum.
Pernikahan dengan Hubayroh
Ali Thalib kemudian menikahkan Ummu Hani dengan Hubayroh. Setelah menikah, Ummu Hani dan suaminya tinggal di Mekkah. Dari pernikahan tersebut, mereka mendapat amanah empat orang anak. Keempat orang itu bernama bernama Amr, Ja’dah, Hani, dan Yusuf.
Sementara itu, Rasulullah pun akhirnya menemukan sosok perempuan yang menjadi tambatan hatinya. Perempuan itu bernama Siti Khadijah, sosok wanita yang cantik, terhormat, dan kaya-raya.
Siti Khadijah adalah jodoh yang Allah takdirkan untuk Nabi Muhammad SAW, setelah tidak berjodoh dengan Ummu Hani. Namun, sosok Rasulullah tak bisa kita lepaskan dari kisah Ummu Hani.
Rasulullah Melamar untuk Kali Kedua
Setelah menikah dengan Siti Khadijah, Rasulullah kemudian mendapat wahyu berupa perintah untuk menyebarluaskan agama Islam. Di saat perjalanan menyebarkan agama Islam, terjadi peristiwa Pembebasan Kota Makkah atau disebut dengan Fathu Makkah.
Ketika itu banyak orang yang berbondong-bondong memeluk agama Islam. Mereka meninggalkanmu tradisi menyembah berhala. Mereka berikrar tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Baca Juga: Shafura Istri Nabi Musa yang Sopan dan Shalehah
Tidak terkecuali Ummu Hani, ia juga bergegas mengucapkan kalimat syahadat dan mengikuti ajakan Rasulullah untuk memeluk agama Islam.
Namun sayangnya, Hubayroh yang tidak lain merupakan suami Ummu Hani menolak masuk Islam. Dalam kisahnya, tidak mau mengucapkan syahadat dan malah kabur dari Mekkah meninggalkan Ummu Hani dan keempat anaknya.
Mendengar berita kaburnya Hubayroh, Nabi Muhammad SAW yang masih menyimpan rasa cinta kepada Ummu Hani merasa iba dengan keadaan Ummu Hani. Rasulullah mempunyai niatan untuk kembali melamar Ummu Hani. Beliau kemudian melamar Ummu Hani secara langsung, tidak melalui ayahnya.
Namun, kali ini Ummu Hani kembali menolak lamaran Rasulullah. Hal ini lantaran Ummu Hani khawatir jika menikah dengannya, dakwah Rasulullah akan terganggu karena Ummu Hani merasa dirinya sudah tua dan memiliki anak-anak banyak.
Meski lamarannya kembali menemui penolakan, Rasulullah tetap menghormati Ummu Hani. Rasa hormat ini beliau sampaikan dalam sebuah hadits yang riwayat Thabrani. Dalam hadits tersebut Rasulullah menyampaikan bahwa sebaik-baik perempuan adalah yang bisa merawat anaknya yang masih kecil dan menjaga harta suaminya.
Hikmah Kisah Hidup Ummu Hani
Ummu Hani meninggal dunia pada tahun 40 hijriah setelah kematian saudara laki-lakinya. Semasa hidupnya, Ummu Hani meriwayatkan perkataan Muhammad SAW sebanyak 46 hadits.
Dari Ummu Hani kita bisa belajar bahwa hanya Allah yang mengetahui jodoh setiap manusia. Kita bisa mencintai seseorang, namun belum tentu Allah mentakdirkan kita untuk berjodoh dengan orang yang kita cintai tersebut.
Meskipun jodoh sudah ditentukan oleh Allah, bukan berarti kita hanya duduk manis menunggu datangnya jodoh tanpa ada usaha sedikitpun. Kita juga tetap harus mengusahakannya sebagaimana Rasulullah yang tidak menyerah meskipun sudah ditolak oleh Ummu Hani.
Baca Juga: Kisah Istri Nabi Luth, Kedurhakaan yang Berakhir Kena Azab
Semoga dengan mempelajari kisah Ummu Hani di atas, kita bisa meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Allah. Tak lupa menerima takdir dan menjaga apa yang sudah Allah amanahkan terhadap kita. (R10/HR-Online)