harapanrakyat.com,- Indonesia saat ini tengah mengalami krisis lagu anak. Sebab, di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang semakin deras, lagu anak-anak Indonesia nyaris terlupakan. Kini, anak-anak lebih akrab dengan lirik-lirik lagu dewasa, yang seharusnya belum menjadi konsumsi mereka.
Masalah krisis lagu anak ini, mendapat sorotan dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti. Untuk itu, pihaknya berupaya menghidupkan kembali nyanyian khas masa kecil, lewat program Karya Cipta Lagu Pendidikan Anak Usia Dini (Kicau).
“Dulu anak-anak kita bernyanyi ‘Balonku Ada Lima’, sekarang mereka lebih sering menyanyikan ‘Menghitung Hari’. Dulu mereka bersenandung ‘Pelangi-Pelangi alangkah indahmu’, kini mereka menyanyikan ‘Ada Pelangi di Matamu’,” ujar Abdul Mu’ti dalam acara Pengumuman Pemenang Kicau di Jakarta, Minggu (2/2/2025).
Baca Juga: Bikin Kaget! Leony Vitria Ngaku Tak Tahu Honor Nyanyi Bersama Trio Kwek Kwek
Fenomena ini, menurutnya, menjadi alarm bagi dunia pendidikan dan budaya Indonesia. Anak-anak seharusnya memiliki lagu-lagu yang sesuai usia mereka, yang bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana pembelajaran dan penanaman nilai-nilai karakter.
Krisis Lagu Anak, Ini Upaya Kemendikdasmen
Sebagai solusi, Kemendikdasmen menginisiasi lomba Kicau, sebuah kompetisi penciptaan lagu anak-anak yang bertujuan memperkaya kembali khasanah musik anak Indonesia. Dari sekitar 400 lagu yang para peserta kirimkan, sebanyak 10 lagu terbaik telah terpilih untuk dikompilasi menjadi satu album.
“Kami tidak ingin berhenti di angka 10. Saya sudah meminta panitia untuk meninjau ulang lagu-lagu yang belum menang. Bisa jadi kita akan menambah jumlah lagu yang dikompilasi, mungkin 20 atau bahkan lebih,” tambah Abdul Mu’ti penuh optimisme.
Lagu-lagu yang terpilih tidak hanya akan tayang di YouTube dan laman resmi Kemendikdasmen. Namun juga, akan masuk ke sekolah-sekolah PAUD, TK, serta berbagai platform pendidikan anak usia dini lainnya agar dapat tersebar lebih luas.
Sementara itu, Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru Kemendikdasmen, Nunuk Suryani menegaskan, bahwa lagu bukan hanya sekadar hiburan bagi anak-anak. Lebih dari itu, lagu juga menjadi media pembelajaran yang efektif bagi anak.
“Lewat lagu, anak-anak bisa belajar matematika, berhitung, mengenal warna, hingga memahami konsep moral dengan cara yang menyenangkan. Program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi besar bagi dunia pendidikan anak usia dini di Indonesia,” jelas Nunuk.
Upaya yang Kemendikdasmen lakukan tersebut merupakan salah satu cara untuk mengatasi krisis lagu anak. Sebab, dengan lomba Kicau maka akan menciptakan lagu yang bisa menumbuhkan rasa cinta tanah air, alam dan juga menanamkan karakter mulia. (Feri Kartono/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)