Mengenal Abid Banaspati dari Kota Banjar, Seni Permainan Api yang Masih Lestari

1 month ago 18

harapanrakyat.com,- Abid Banaspati asal Lingkungan Margasari, Kelurahan Bojongkantong, Kecamatan Langensari, Kota Banjar membuat takjub banyak warga saat pembukaan Pekan Olahraga Kota (Porkot) I Kota Banjar, Selasa (3/12/24).

Mereka tampak begitu apik dan lihai memainkan api saat tampil dan berkeliling di sekitar Lapang Bakti Taman Kota Banjar bersama Marching Band dan para peserta Porkot. 

Sementara itu, tim abid yang berjumlah sekitar 20 orang tampak bergantian memainkan tongkat bambu api, pelek api dan obor. 

Profil Abid Banaspati

Ketua Abid Marbani mengatakan, pertunjukan kesenian yang memadukan seni tari dan ketangkasan dalam memainkan api ini sudah berdiri sejak Oktober 2022 lalu.

Berkat kecintaan terhadap warisan budaya leluhur, pihaknya ingin terus melestarikan seni permainan api tersebut di kalangan pemuda, terutama di wilayah Bojongkantong. 

“Di wilayah kami, setiap ada acara peringatan hari besar Islam (PHBI) selalu menampilkan abid dan marching band. Bahkan, antusias masyarakat begitu luar biasa ketika kita tampil,” katanya. 

Baca juga: Kontho, Seni Bela Diri Asli Margasari Bojongkantong Kota Banjar

Menurutnya, tradisi abid sudah sangat melekat di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat, terutama di Kota Banjar yang persisnya di Kecamatan Langensari. 

Sementara di Bojongkantong, setidaknya ada 3 grup yang kerap tampil saat ada acara-acara PHBI. 

Sedangkan pengurus grupnya, kata Marbani, berjumlah sekitar 28 orang yang terdiri dari berbagai kalangan dan usia. Sementara yang mendominasi adalah kalangan pemuda dan remaja dari lingkungan sekitar. 

Personel Abid Banaspati yang akan tampil dalam pembukaan Pekan Olahraga Kota (Porkot) I Kota Banjar. Foto: Muhafid/HR

“Anak-anak kecil juga banyak yang ikut belajar saat latihan. Terkadang mereka juga ingin tampil. Intinya kita mempersilakan selagi ada pengawasan orang dewasa dan selalu mengedepankan keselamatan,” terangnya.

Rutin Berlatih

Sebelum pentas, kata Marbani, ia bersama tim biasanya selalu latihan di malam hari, terutama satu minggu menjelang tampil. 

Selain untuk mengasah keterampilan dan melatih kekuatan, juga untuk melakukan improvisasi gerakan-gerakan yang unik dan berbeda dari grup lainnya. 

Tak hanya latihan secara rutin, grupnya juga selalu melakukan doa bersama secara khusus dengan harapan agar penampilannya lancar dan mendapatkan keselamatan dari Allah SWT. 

“Begitu juga ketika selesai tampil, biasanya kita juga berdoa bersama lagi sebagai bentuk syukurnya,” imbuh Marbani. 

Sementara itu, dalam penampilan yang menggunakan bahan utama bambu, kain goni dan minyak tanah ini, Marbani menyebut yang kerap menjadi kendala pada bagian bahan bakarnya.

Saat ini, sambungnya, harga minyak tanah harganya sangat mahal, yakni di angka Rp 20 ribu per liternya. 

Sedangkan untuk sekali tampil dengan jarak 1 kilometer, membutuhkan sekitar 100 liter minyak tanah. 

“Walaupun begitu, kita terus berusaha agar kesenian ini terus lestari dan bisa menjadi salah satu hiburan masyarakat. Apalagi Abid Banaspati berkomitmen untuk mengajak anak muda ke hal-hal yang positif, terutama dalam edukasi keagamaan,” pungkasnya. (Muhafid/R6/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |