Mengenal Sejarah Korps Wanita Angkatan Darat, Pernah Terlibat Tugas Tempur

2 hours ago 4

harapanrakyat.com,- Selama ini, publik mengenal Korps Wanita Angkatan Darat (KOWAD) lewat tugas-tugas administratif, kesehatan, atau peran pendukung di lingkungan TNI Angkatan Darat. Namun, citra yang familiar itu hanya bagian kecil dari sejarah KOWAD yang sesungguhnya.

Sebagai informasi, Korps ini resmi berdiri berdasarkan Surat Keputusan Panglima Angkatan Darat pada tanggal 21 Desember 1960. Di balik seragam prajurit wanita tersebut, tersimpan perjalanan yang jauh lebih kompleks dalam menghiasi pertahanan Indonesia

Sejarah Panjang Korps Wanita Angkatan Darat

Sebagaimana kita tahu, KOWAD kini mengemban peran non-kombatan, tetapi anggota korps pada masa awal pernah terlibat dalam peran tempur. 

Pada era Demokrasi Terpimpin misalnya, kondisi negara berada dalam keadaan darurat perang atau Staat van Oorlog en Beleg (SOB). Kondisi ini mendorong pimpinan Angkatan Darat mengambil kebijakan yang lahir dari kebutuhan mendesak.

Dalam situasi genting itu, Angkatan Darat mengikutsertakan prajurit wanita dalam tugas pertahanan wilayah dan bidang tempur. Peran ini bukan hanya perubahan fungsi, melainkan ekspansi tugas. Meski begitu, mereka tetap menjalankan tugas pokok administratif sambil menyiapkan diri untuk pertahanan wilayah. 

Baca juga: Mengungkap Sejarah Padi Masuk Indonesia, Ini Makanan Leluhur Nusantara yang Jarang Disorot! 

Keterlibatan ini sangat kontras dengan tugas pendukung yang menjadi ciri khas KOWAD pada era selanjutnya. Dari gambaran ini, menunjukkan betapa fleksibelnya peran KOWAD merespons kebutuhan mendesak negara.

Setelah era Demokrasi Terpimpin berakhir, peran KOWAD mengalami pergeseran seiring perubahan ideologi negara di masa Orde Baru. Angkatan Darat secara eksplisit mengubah arah penugasan prajurit wanita. Mereka menjauhkan KOWAD dari tugas pertahanan wilayah yang berpotensi melibatkan pertempuran langsung.

Pimpinan Angkatan Darat saat itu mengembalikan KOWAD ke tugas-tugas yang dianggap lebih selaras dengan sifat dan kodrat wanita Indonesia. 

Dengan adanya kebijakan ini, menyebabkan apa yang disebut sebagai “domestifikasi tugas”. Mereka mengukuhkan perubahan ini secara formal dalam buku petunjuk KOWAD Nomor: SKEP/754/IX/1974. KOWAD kemudian fokus pada bidang non-tempur seperti administrasi, kesehatan, dan fungsi staf lain yang dianggap lebih sesuai dengan kodrat perempuan.

Hari Jadi KOWAD

Salah satu yang paling menarik adalah terkait hari jadi KOWAD yang dirayakan setiap tahun bukanlah tanggal resmi pembentukannya. Korps Wanita Angkatan Darat (KOWAD) secara resmi berdiri berdasarkan Surat Keputusan Panglima Angkatan Darat pada tanggal 21 Desember 1960.

Meskipun demikian, mereka justru memperingati hari jadi KOWAD setiap tanggal 22 Desember, yang pertama kali dirayakan pada tahun 1961. 

Siapa sangka, pemilihan tanggal ini bukan kebetulan, melainkan keputusan simbolis yang mendalam dan penuh pertimbangan. Mereka memilih tanggal 22 Desember untuk menyelaraskan kelahiran KOWAD dengan Hari Ibu, yang diperingati guna mengenang Kongres Wanita Indonesia pertama pada 22 Desember 1928. Pilihan ini secara sadar mengaitkan semangat pengabdian KOWAD dengan kehormatan kaum ibu di seluruh Indonesia.

Baca juga: Asal Usul Gerakan Mahasiswa 1998, Bentuk Ketidakpuasan Publik terhadap Rezim Orde Baru

Meskipun sempat terlibat dalam peran tempur, gagasan awal pembentukan KOWAD justru berakar pada kebutuhan sifat-sifat feminin dalam lingkungan militer. Kolonel Dr. Sumarno pertama kali mencetuskan ide ini pada tahun 1959. 

Ia mengusulkan penggunaan tenaga militer wanita untuk bidang penugasan spesifik yang menuntut ketelitian, ketekunan, kesabaran, dan sifat-sifat keibuan.

Kolonel Dr. Sumarno mempresentasikan gagasan tersebut dalam Kongres Wanita Indonesia (KOWANI). Namun, TNI Angkatan Darat awalnya masih mempertimbangkan karena menganggapnya belum dibutuhkan. Ide ini baru mendapat momentum setelah tokoh-tokoh kunci seperti Ahmad Yani, Gatot Subroto, dan terutama Presiden Soekarno memberikan dukungan.

Presiden Soekarno memandang partisipasi wanita sebagai bagian dari aksi revolusi. Namun, visi awal yang berpusat pada sifat non-kombatan ini sempat berbenturan dengan realitas politik negara yang genting. Menariknya lagi, ada fakta tak terduga dari sejarah Korps Wanita Angkatan Darat ini, yakni komandan pertama KOWAD bukanlah seorang wanita, namun seorang perwira pria, yaitu Kolonel Koen Kamdani, mengemban jabatan komandan KOWAD yang pertama. (Muhafid/R6/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |