harapanrakyat.com,- Sejarah padi masuk Indonesia ternyata menempuh perjalanan panjang. Apalagi selama ribuan tahun, nasi telah menjadi salah satu bahan pangan di Indonesia. Namun, penelitian mengungkapkan asal-usul tanaman pokok ini bukan berasal dari Nusantara.
Hal itu terungkap setelah tim arkeolog yang menemukan bukti padi tertua Indonesia di Sulawesi Barat. Sedangkan usianya mencapai 3.500 tahun. Dari temuan ini, memperkuat konsensus ilmiah bahwa padi (Oryza sativa) bukanlah tanaman asli kepulauan Nusantara. Sehingga, sebelum padi mendominasi meja makan, leluhur Nusantara mengandalkan sumber karbohidrat asli, seperti beragam umbi-umbian, sagu, dan sukun.
Perjalanan Sejarah Padi Masuk Indonesia
Kehadiran padi di Indonesia adalah bagian dari saga migrasi besar leluhur penutur bahasa Austronesia. Berdasarkan penelitian menyimpulkan, padi pertama kali didomestikasi di lembah Sungai Yangtze, Tiongkok, ribuan tahun silam. Kemudian, dari sana, padi dibawa oleh para petani yang bermigrasi ke Taiwan sekitar 5.500 tahun yang lalu.
Baca juga: Asal Usul Gerakan Mahasiswa 1998, Bentuk Ketidakpuasan Publik terhadap Rezim Orde Baru
Menurut Hipotesis Keluar dari Taiwan (Out of Taiwan Hypothesis), leluhur bangsa Austronesia memulai pelayaran besar ke selatan. Setelah mencapai Filipina sekitar empat ribu tahun yang lalu, kemudian bergerak ke kepulauan Indonesia. Mereka membawa serta budaya, bahasa, dan teknologi budidaya padi.
Sementara itu, bukti padi tertua Indonesia yang paling sahih ditemukan di situs Minanga Sipakko, di lembah Sungai Karama, Sulawesi Barat.
Adapun buktinya, para peneliti menemukan fitolit—fosil silika mikroskopis dari tumbuhan—padi domestikasi yang terawetkan. Berdasarkan penanggalan radiokarbon menunjukkan usianya yang mencapai minimal 3.500 tahun.
Temuan ini ternyata berbarengan dengan gerabah khas berwarna merah (red-slipped pottery), yang menjadi penanda tradisi budaya baru yang dibawa oleh para migran Austronesia tersebut.
Penyebab Kedatangan Bangsa Austronesia
Sementara itu, gelombang migrasi besar leluhur Austronesia ini didorong oleh pemicu dahsyat, yakni perubahan iklim global. Sekitar 4.200 tahun yang lalu, terjadi peristiwa pendinginan global yang dikenal sebagai peristiwa 4.2k.
Perubahan iklim ini menciptakan kondisi yang lebih kering di banyak wilayah, termasuk Tiongkok selatan, yang memicu perpindahan manusia mencari lahan yang lebih subur.
Sehingga, migrasi inilah yang membawa serta padi varietas japonica ke wilayah tropis. Seiring adanya adaptasi, varietas ini berdiversifikasi dan melahirkan varian baru yang dikenal sebagai padi javanica, yang cocok ditanam di iklim Nusantara.
Dengan demikian, penemuan bukti padi tertua Indonesia di Minanga Sipakko adalah bagian dari gelombang penyebaran manusia yang dipicu oleh kondisi iklim tersebut.
Meski padi sudah dibudidayakan selama lebih dari 3.500 tahun, ia tidak serta-merta menjadi makanan utama bagi mayoritas penduduk. Selama berabad-abad, padi seringkali menjadi makanan kaum elit di kerajaan maritim.
Selain itu, status nasi sebagai makanan utama bagi hampir seluruh penduduk baru tercapai pada abad ke-19, didorong oleh kebijakan pemerintah kolonial Belanda yang mensponsori ekspansi pertanian padi dan proyek irigasi skala besar.
Di tengah sejarahnya yang berliku, Indonesia menyumbang kontribusi penting bagi dunia perberasan global. Bahkan, kekayaan hayati Nusantara menghasilkan varietas unggul yang diakui dunia, salah satunya kultivar padi Peta.
Kultivar asli Indonesia inilah yang kemudian disilangkan dengan varietas kerdil dari Taiwan untuk menciptakan IR8, yang dikenal sebagai padi ajaib (miracle rice) pertama. Sebagaimana kita tahu, IR8 memiliki daya hasil sangat tinggi dan menjadi fondasi dari Revolusi Hijau yang berhasil menyelamatkan jutaan orang dari kelaparan di seluruh dunia. Dari sejarah singkat padi masuk Indonesia ini, menjadi pengingat bahwa di bidang pertanian masih banyak alternatif makanan khas Nusantara yang bisa dikembangkan. (Muhafid/R6/HR-Online)

3 hours ago
5

















































