Morning Star, Misi untuk Cek Potensi Kehidupan di Awan Venus

1 day ago 6

Potensi kehidupan di awan Venus tengah diteliti dalam misi luar angkasa pribadi bernama Morning Star. Untuk mengungkap hal ini, kini sedang aktif mengumpulkan sampel atmosfer yang berasal dari planet tersebut. Saat sampelnya sudah terkumpul, nantinya akan diangkut ke planet Bumi.

Baca Juga: Alasan Kenapa Mars Berwarna Merah Akhirnya Terungkap

Selanjutnya, sampelnya akan dianalisis secara lebih mendalam oleh ilmuwan. Dengan adanya penelitian ini, nantinya bisa mengungkap apakah ada tanda-tanda kehidupan di atmosfernya. Untuk informasi selengkapnya, bisa cermati uraian di bawah ini.

Potensi Kehidupan di Awan Venus di Misi Morning Star

Pada tahun 1985, kalangan ilmuwan sudah melakukan pengukuran secara langsung dari atmosfer Venus. Pengukuran ini terjadi dalam misi VEGA Soviet. Misi ini memanfaatkan balon atmosfer.

Meski sudah melakukannya, namun ilmuwan masih tertarik untuk menelitinya secara lebih mendalam. Pada akhirnya, hal tersebut menggandeng Badan Antariksa Eropa dan NASA untuk eksplorasi bersama.

Kerjasama ini rencananya untuk mengungkap fakta menarik dan mempelajari planetnya dalam beberapa waktu mendatang. Hal ini karena bisa saja penelitian yang baru menambah informasi atau menyanggah hasil penemuan sebelumnya.

Selama ini kita tahu bahwa di Venus tersebut memiliki awan yang tidak ada potensi kehidupan. Hal ini karena di dalam atmosfernya mengandung asam sulfat.

Bahkan kandungan tersebut mendominasi atmosfernya. Oleh karena itu, ilmuwan menilai tidak ada tanda-tanda kehidupan sama sekali di awannya.

Akan tetapi, dugaan tersebut dibantahkan dengan adanya temuan baru. Dalam penemuan terbaru menyebut kondisi ekstrem tersebut mungkin tak sepenuhnya mengabaikan kimia organik.

Hal ini lantaran keberadaan kimia organik tersebut sangat penting dalam menunjang kehidupan. Oleh karena itu, peneliti saat ini sedang fokus untuk mendalaminya.

Teknologi Pendukung Penelitian 

Untuk melakukan penelitian terhadap potensi kehidupan di awan Venus, ilmuwan tentu saja memanfaatkan teknologi yang tidak sembarangan. Teknologinya benar-benar mutakhir sehingga bisa melancarkan misi antariksa pribadi tersebut.

Dengan menggunakan teknologi canggih, misi ini dipimpin oleh ilmuwan planet. Lalu juga ada perusahaan penerbangan antariksa komersial yang mendukungnya, tak lain ialah Rocket Lab.

Untuk salah satu teknologinya berupa probe yang turun lewat atmosfernya. Teknologi tersebut berguna dalam mempelajari ukuran sekaligus distribusi tetesan asam sulfat.

Lalu pada misi selanjutnya, akan memanfaatkan roket 2 ton. Roket tersebut berperan penting dalam mengambil sampel atmosfer.

Jika sudah, sampelnya akan terkirim ke dalam orbit Venus. Nantinya pesawat antariksa akan mengumpulkannya kembali untuk mengecek potensi kehidupan di awan Venus.

Baca Juga: Komposisi Awan Jupiter Terkuak, Hasil Pengamatan MUSE

Rencana Penelitian

Dengan berbekal teknologi mutakhir, ilmuwan memiliki rencana penelitian tersendiri. Misi ini rencananya akan melibatkan penyelidikan untuk menangkap kabut yang berasal dari lapisan atmosfer planetnya.

Dengan adanya rencana tersebut, maka bisa berpotensi memperlihatkan bukti langsung pertama apa ada molekul kompleks di lingkungannya. Hal ini pun berkaitan erat dengan temuan ilmuwan planet Institut Teknologi Massachusetts laroslav lakubivskyi saat berada di pertemuan Asosiasi Amerika untuk Kemajuan Ilmu Pengetahuan.

Dalam penelitian laboratorium, memperlihatkan kandungan asam sulfat bisa mendukung stabilitas asam nukleat maupun amino. Kandungan tersebut berperan penting dalam sistem biologis.

Oleh karena itu, asam sulfat kemungkinan besar berperan sebagai pelarut untuk mempertahankan molekuler penting. Guna memastikan hipotesis ini, ilmuwan membutuhkan sampel fisik yang berasal dari planet Venus.

Uji Coba 

Rencana penelitian untuk cek potensi kehidupan di awan Venus ini telah melakukan uji coba sebelumnya. Uji cobanya dengan melibatkan prototipe tanaman gurun yang ternyata bisa mengekstraksi kelembaban di udara.

Untuk uji coba dalam memahami teknologi penangkapan awan tersebut, ilmuwan menerapkan sistem jaring. Sistem ini untuk menarik partikel atmosfer yang terionisasi. Pengujiannya sendiri berlangsung dalam pengaturan laporan laboratorium yang terkontrol.

Bukan hanya itu saja, ilmuwan juga telah melakukan uji coba tambahan di lingkungan tinggi. Mulai dari Gunung Washington yang ada di New Hampshire dan Kilauea di Hawai.

Bukan tanpa alasan kenapa ilmuwan memilih lingkungan tersebut. Lingkungan tinggi ini memiliki kondisi atmosfer yang mirip dengan lingkungan di atmosfer Venus.

Baca Juga: Planet Merkurius Menyusut Sejak Jutaan Tahun Lalu

Setelah simak uraian di atas, tentu bisa memahami bagaimana potensi kehidupan di awan Venus. Melalui misi Morning Star, ilmuwan berupaya sebaik mungkin untuk melakukan penelitian dalam mengungkap potensi tersebut. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |