Pengertian dan Reaksi Oksidasi Alkohol

1 month ago 25

Alkohol menjadi salah satu senyawa jenis organik yang meski sering dianggap negatif, namun sebenarnya punya banyak manfaat. Senyawa kimia ini bisa berubah menjadi senyawa yang lain melalui proses oksidasi. Lantas, apa itu reaksi oksidasi alkohol?

Baca Juga: Contoh Senyawa Meso, Asam Tartarat hingga 2,3-Dibromobutana

Apa Itu Reaksi Oksidasi Alkohol?

Oksidasi alkohol adalah reaksi kimia di mana atom hidrogen pada gugus -OH alkohol tergantikan oleh atom oksigen. Sehingga meningkatkan jumlah ikatan karbon-oksigen dalam molekul alkohol tersebut. 

Proses oksidasi ini umumnya dilakukan dengan menggunakan oksidator kuat, seperti larutan natrium dikromat (Na₂Cr₂O₇) atau kalium dikromat (K₂Cr₂O₇) yang memfasilitasi reaksi tersebut.

Menurut Encyclopedia Britannica, tujuan utama dari oksidasi alkohol adalah untuk menghasilkan senyawa seperti keton, aldehida, dan asam karboksilat, yang memiliki kegunaan luas dalam industri kimia. 

Produk yang merupakan hasil dari oksidasi alkohol sangat bergantung pada jenis alkohol yang digunakan dalam reaksi. Oleh karena itu, oksidasi alkohol dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni oksidasi alkohol primer, sekunder, dan tersier.

Alkohol primer, misalnya, akan teroksidasi menjadi aldehida yang kemudian dapat lebih lanjut dioksidasi menjadi asam karboksilat. Alkohol sekunder, di sisi lain, akan menghasilkan keton sebagai produk oksidasinya. 

Sementara itu, alkohol tersier tidak mudah teroksidasi karena tidak memiliki atom hidrogen yang cukup pada karbon yang terikat dengan gugus -OH. Reaksi oksidasi alkohol ini memiliki banyak aplikasi dalam sintesis senyawa organik dan industri kimia

Oksidasi Alkohol Primer

Oksidasi alkohol primer akan menghasilkan aldehida. Akan tetapi, pada kondisi tertentu, oksidasi alkohol primer bisa menghasilkan asam karboksilat. Alkohol primer ini punya dua proton pada posisi α, yakni atom karbon yang mengandung gugus hidroksil.

Dampaknya adalah alkohol primer bisa teroksidasi sebanyak dua kali. Oksidasi pertama akan menghasilkan aldehida. Melalui oksidasi aldehida ini akan berlanjut menjadi asam karboksilat. Kondisi tersebut disebut juga dengan oksidasi penuh.

Sementara itu, oksidasi parsial pada alkohol primer juga terjadi. Hanya saja, oksidasi parsial ini, alkohol primer kehilangan dua atom hidrogen dan membentuk adanya senyawa aldehida. Contoh dari reaksi oksidasi alkohol parsial ini adalah alkohol primer yang akan dioksidasi ialah etanol (CH3CH2OH), maka reaksinya = CH3CH2OH + [O] → CH3CHO + H2O.

Dari reaksi tersebut, dapat terlihat bahwa etanol teroksidasi dengan penambahan atom oksigen (O) yang berasal dari agen pengoksidasi. Salah satu atom hidrogen (H) yang ada pada atom karbon primer ini akan terganti dengan ikatan rangkap oksigen. Dengan begitu akan menghasilkan asetanilida (CH3CHO) sebagai hasil dari oksidasi dan juga air (H2O) yang merupakan produk sampingan.

Oksidasi penuh alkohol primer sendiri merupakan kelanjutan dari oksidasi parsialnya. Setelah pengoksidasian alkohol berhasil menjadi aldehida, kembali lagi untuk melakukan oksidasi tersebut dengan tujuan untuk mendapatkan asam karboksilat.

Dalam pembahasan reaksi oksidasi alkohol pada oksidasi penuh primer ini menggunakan lebih banyak agen pengoksidasinya. Oksidasi penuh ini bisa pengguna lakukan dengan memanaskan alkohol dengan kelebihan zat pengoksidasi yang kemudian akan menghasilkan sebuah asam karboksilat.

Oksidasi tersebut akan memunculkan reaksi dengan contoh etinol yang teroksidasi primer dan menghasilkan aldehida akan dioksidasikan kembali bersama dengan persamaan: CH3CH2OH + [O] → CH3CHO + H2O CH3CHO + [O] → CH3COOH.

Baca Juga: Larutan Penyangga Intrasel dan Ekstrasel dalam Ilmu Kimia

Dari reaksi oksidasi pada alkohol tersebut terlihat jelas bahwa aldehida (CH3CHO) akan teroksidasi kembali. Oksidasi menambahkan oksigen ke atom hidrogen yang ada di dalam senyawa aldehida. Dengan demikian akan menghasilkan bentuk senyawa asam karboksilat berupa asam asetat (CH3COOH).

Oksidasi Alkohol Sekunder

Pada oksidasi alkohol sekunder ini menggunakan jenis zat seperti 2-propanol. Hasil dari oksidasi alkohol sekunder adalah senyawa keton. Sebagai informasi, oksidasi ini tidak sama seperti alkohol primer yang bisa teroksidasi dua kali lalu menghasilkan dua zat yang berbeda.

Alkohol sekunder hanya punya satu proton pada posisi α , dengan demikian hanya bisa dioksidasikan satu kali dengan membentuk keton. Sebagai catatan, senyawa keton tidak teroksidasi lebih lanjut.

Alkohol jenis ini bisa pengguna oksidasi hanya satu kali dan menimbulkan reaksi oksidasi alkohol seperti; alkohol sekunder 2-propanol yang teroksidasi dengan reaksi C3H8O + [O] → C3H6O.

Selain itu, salah satu atom hydrogen (H) yang ada pada karbon sekunder 2-propanol (C3H8O) terganti dengan ikatan rangkap dengan oksigen (O). Dengan demikian akan menghasilkan senyawa keton berupa propanon (C3H6O) sebagai hasil akhir dari oksidasi dan juga air (H20) sebagai produk sampingan.

Oksidasi Alkohol Tersier

Sangat berbeda dengan alkohol primer dan sekunder, oksidasi alkohol tersier ini tidak dapat teroksidasi. Senyawa tersebut tidak bisa memiliki atom hidrogen yang terikat dengan karbon tersiernya. Lantas, hal itu akan membuat tidak adanya tempat yang bisa terisi oleh oksigen.

Baca Juga: Memahami Reaksi Orde Satu dalam Kinetika Reaksi Kimia

Alkohol tersier tidak punya proton pada posisi α. Oleh sebab itu mereka tidak mengalami proses oksidasi. Dengan demikian, alkohol tersier tidak bisa teroksidasi dan tidak memiliki reaksi oksidasi alkohol. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |