harapanrakyat.com,- Perjuangan mencari keadilan dilakukan keluarga guru asal Garut, Jawa Barat, Dindin Rinaldi Choerul Insan (29) yang tewas di pinggir rel kereta api Sidareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Mereka hingga mendatangi serta bersurat ke DPR RI, dan meminta Komisi III mengawal. Serta mendampingi kasus kematian yang dianggap janggal oleh keluarga.
Permintaan keluarga almarhum telah mendapat respon dari Sekertariat DPR RI, dan surat mereka telah diterima untuk dikaji terlebih dahulu.
Kematian janggal almarhum guru asal Jalan Raya Samarang, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, terus diperjuangkan keluarga agar bisa terkuak motif dan fakta sebenarnya.
Selain bersurat dan mendapat respon Mabes Polri, pihak keluarga pun harus menempuh perjuangan lain, yakni mengutarakan kasusnya ke DPR RI.
Juru bicara keluarga menyampaikan bahwa pihaknya ingin kasus kematian almarhum yang dianggap tak wajar bisa terkuak. Sehingga keluarga bisa tenang menerima apa pun faktanya.
“Kami telah mengirimkan surat permohonan rapat dengar pendapat (RDP) ke Komisi III dan Komisi X DPR RI untuk mendampingi. Karena Komisi X DPR RI bagian pendidika. Tujuannya mengajukan RDP untuk membuka kebenaran dan membuka hasil penyelidikan penyidik Polsek Sidareja dan Polres Cilacap,” kata Asep Muhidin, juru bicara keluarga almarhum, Minggu (15/12/2024).
Almarhum Dindin, putra dari pasangan suami istri Edi Rahadi dan Eti Sudaryati ditemukan tewas di pinggir rel kereta api. Tepatnya di wilayah Sidareja, Cilacap pada 14 Mei 2024, lalu.
Jasad korban ditemukan jauh dari rumah kontrakannya yang berada di wilayah Kabupaten Pangandaran.
Keluarga Guru Asal Garut yang Tewas Tak Wajar di Cilacap Bersurat ke DPR RI
Tak hanya itu, polisi di wilayah Pangandaran dan keluarga yang diminta datang, menemukan banyak ceceran darah di rumah kontrakan yang berada di Perumahan Praja Graha Pajaten, Blok A 121, Kecamatan Sidamulih, Pangandaran.
Karena hal itulah keluarga almarhum merasa aneh. Yang mana mayat ditemukan di pinggir rel wilayah Kabupaten Cilacap, sedangkan ceceran darah ada di rumah kontrakan.
Pada waktu jasad ditemukan Polsek setempat, polisi berdalih bahwa almarhum Dindin dinyatakan meninggal karena menabrakan diri ke kereta api.
Namun, pihak keluarga merasa janggal karena saat memandikan jasad almarhum bagian tubuh yang bersangkutan utuh, dan memiliki banyak luka benda tajam. Seperti pada bagian tangan dan kaki, serta bagian wajah yang lebam.
Baca Juga: Kasus Kematian Guru Asal Garut di Cilacap Dapat Perhatian dari Mabes Polri
Padahal seperti dalam kasus umum yang tertabrak kereta api, biasanya tubuh manusia bisa hancur tidak utuh.
“Keluarga menganggap janggal itu karena beberapa temuan seperti rumah kontrakan banyak ceceran darah. Itu yang masih belum terungkap. Kemudian saat jasad almarhum dimandikan masih utuh. Hanya ada beberapa anggota tubuh seperti luka benda tajam,” terangnya.
Meminta dampingan dan pengawalan kasus di DPR RI perlu bersurat, dan pihaknya sudah menerima surat itu sejak tanggal 9 Desember 2024.
Perjuangan Keluarga Sudah Sampai ke Mabes Polri
Asep juga menjelaskan, sebelum meminta bantuan wakil rakyat untuk mengungkap kasus ini, keluarga sebelumnya sudah mondar-mandir ke Polres Cilacap.
Akan tetapi malah kasusnya dihentikan alias SP3. Selain meminta DPR RI membantu, keluarga juga telah bersurat ke Mabes Polri agar perkara ini tidak mudah di SP3, karena menyangkut nyawa manusia.
“DPR RI sedang masa reses, nanti akan diberi informasi apakah permintaan keluarga akan dikabul atau tidak. Tapi perjuangan kita juga sudah sampai ke Mabes Polri,” jelasnya.
Keluarga almarhum Dindin juga telah membuat laporan baru di Polres Pangandaran, yang mana wilayah kontrakan almarhum semasa hidupnya ditemukan ceceran darah. Pihaknya kini menunggu penyelidikan polisi di Pangandaran atas janggalnya kematian guru trsebut.
“Kami dari keluarga almarhum Dindin mengucapkan terima kasih kepada Polres Pangandaran yang telah menerima pengaduan atas ditemukannya banyak darah di kontrakan korban. Dan kami telah mendapat informasi dari penyidiknya kalau saat ini sedang berjalan pemeriksaan saksi-saksi,” pungkasnya. (Pikpik/R3/HR-Online/Editor: Eva)