Mary Jane Fiesta Veloso menjadi narapidana WNA berikutnya yang sedang bersiap untuk pulang ke negara asalnya. Menariknya, saat meninggalkan Lapas Yogyakarta, ia membawa sebuah lukisan.
Lukisan buatannya itu rupanya menceritakan kisah perjalanan hidup sang narapidana penyelundupan narkoba asal Filipina.
Sebelumnya Pemerintah Indonesia telah memulangkan lima narapidana kasus Bali Nine kembali ke negara asalnya Australia pada Minggu (15/12/2024) kemarin. Kemudian sekarang Indonesia sedang bersiap untuk kepulangan satu narapidana WNA lain.
Mary Jane Fiesta Veloso, terpidana mati dari Filipina dipastikan akan segera pulang ke negara asalnya.
Sebelum terbang pulang ke Filipina, Mary Jane lebih dulu pindah ke Jakarta sebagai persiapan. Sekaligus juga melengkapi kebutuhan dokumen untuk administrasi.
Terpidana mati kasus penyelundupan narkoba ini sudah meninggalkan Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta, Wonosari, Gunungkidul, DIY, Minggu (15/12/2024) malam kemarin.
Ia lantas melanjutkan perjalanan darat menuju Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Pondok Bambu, Jakarta Timur.
Baca Juga: Setelah Terpidana Kasus Narkoba Mary Jane, Banyak Negara Minta Pengalihan Tahanan
Mary Jane Fiesta Veloso Bawa Lukisan Abstrak
Menariknya, Mary Jane tidak meninggalkan Lapas Perempuan Yogyakarta dengan tangan hampa. Terpidana yang menghuni Lapas Perempuan Kelas IIB sejak 2021 itu membawa sebuah lukisan.
Hal tersebut diungkap oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas IIB Yogyakarta, Evi Loliancy kepada awak media saat pelepasan Mary Jane. “Ada yang dibawa, yaitu lukisan yang baru dibuatnya,” kata Evi.
Evi menjelaskan, lukisan beraliran abstrak tersebut menggambarkan perjalanan hidup Mary Jane. Mulai dari jalan penuh kegelapan menuju cahaya terang. “Mulai dari perjalanan awal dari yang mulai gelap menjadi terang,” ungkap Evi.
Saat ditanya mengenai kesan-kesan Mary Jane selama di Lapas Perempuan Yogyakarta, Evi menyebut narapidana yang sudah ditahan selama 15 tahun tersebut meninggalkan kenangan manis.
Ia menilai Mary Jane sebagai sosok yang bisa bersosialisasi dan berkomunikasi secara baik dengan narapidana dan tahanan lain. Sosoknya juga meninggalkan kesan tersendiri untuk para petugas Lapas.
Di sisi lain, Koordinator Satuan Operasional Kepatuhan Internal Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Sohibur Rachman, memastikan Mary Jane pindah dari Yogyakarta ke Jakarta untuk melengkapi dokumen. Sehingga sesegera mungkin dapat kembali pulang ke Filipina.
“Kami (menempuh) perjalanan darat, karena secepat mungkin besok kami harus sudah membuat laporan. Serta melengkapi dokumen pendukung dari persiapan untuk (Mary Jane) kembali ke negaranya di Filipina,” jelas Sohibur Rachman. (Revi/R3/HR-Online/Editor: Eva)