harapanrakyat.com,- Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah menyerang 470 ekor sapi di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Sebanyak 36 sapi di antaranya mati setelah terinfeksi di wilayah Tasikmalaya Selatan.
Penyakit yang juga dikenal dengan nama Foot and Mouth Disease (FMD), tidak hanya menyerang sapi, tetapi juga hewan berkuku belah atau genap seperti kerbau, kambing, dan domba. Virus PMK menyebar melalui udara atau angin, terutama pada cuaca ekstrim di Kecamatan Cipatujah.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya, Tatang Wahyudin, menjelaskan kasus PMK pertama kali terdeteksi pada bulan Desember 2024 di Desa Cikawungading, Kecamatan Cipatujah. Gejala-gejala PMK ditemukan oleh masyarakat setempat.
“Setelah mendapatkan informasi, kami langsung melakukan investigasi ke lapangan. Tidak hanya di Desa Cikawungading, tetapi juga melakukan edukasi dan sosialisasi mengenai bahaya PMK kepada masyarakat dan peternak di Tasikmalaya Selatan,” ujar Tatang, Selasa (7/1/2025).
Hasil investigasi selama Desember hingga awal Januari 2025 menunjukkan, 36 ekor sapi di wilayah Tasikmalaya Selatan mati akibat PMK. Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, pihaknya terus berkoordinasi dengan Balai Veteriner Kesehatan Hewan Subang.
“Hasil pemeriksaan sampel sapi di Kabupaten Tasikmalaya menunjukkan bahwa sapi-sapi tersebut positif terinfeksi PMK,” katanya.
Untuk mengatasi penyebaran penyakit ini, dinas terkait telah mengambil langkah-langkah preventif. Termasuk menutup sementara pasar hewan Manonjaya dan Singaparna selama 14 hari.
“Penutupan pasar hewan ini akan dimulai Rabu (8/1/2025), berdasarkan surat keputusan Bupati,” tambahnya.
Selain itu, upaya pencegahan juga melibatkan pemberian vaksin. Pemerintah daerah telah menerima lebih dari 1.000 dosis vaksin dari asosiasi dan provinsi, serta menyiapkan obat-obatan untuk hewan ternak.
“Kami mengimbau kepada masyarakat dan peternak untuk tetap tenang dan melakukan pengobatan tradisional untuk hewan ternak yang menunjukkan gejala PMK, seperti keluar lendir dari mulut dan berkurangnya nafsu makan,” pungkas Tatang. (Apip/R7/HR-Online/Editor-Ndu)