harapanrakyat.com,- Pendaki senior Indonesia Djukardi Adriana alias Abah Bongkeng, memberikan arahan kepada para peserta kegiatan Women Jungle Survival Course di Gunung Cakrabuana, Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (8/12/2024).
Pendaki senior berumur 72 tahun ini mengatakan, banyak sekali orang kecelakaan saat mendaki gunung. Hal itu terjadi karena mereka tidak memiliki teknik bagaimana caranya saat berada di alam bebas.
Menurut Abah Bongkeng, zaman sekarang memang tren naik gunung sedang digandrungi oleh masyarakat, terutama kaula muda alias Gen Z.
Oleh karena itu, dirinya akan terus memberikan teknik mendaki yang aman dan nyaman kepada para pendaki, khususnya Gen Z saat naik gunung.
“Saya melihat dunia pendakian sekarang sudah mulai ramai digandrungi banyak orang, dan mulai menjadi trend,” katanya, usai memberikan materi kepada peserta.
Women Jungle Survival Course di Gunung Cakrabuana Tasikmalaya
Lanjutnya mengatakan, dengan adanya tren mendaki gunung, pendaki wanita memonopoli kaum pria. Tetap banyak terjadi kecelakaan karena mereka datang bukan dari organisasi.
Mereka datang dari pendaki pemula yang tidak punya wawasan tentang teknik di alam terbuka. Namun dirinya pun memaklumi hal tersebut.
Para peserta yang mengikuti kegiatan Women Jungle Survival Course ini pun rata-rata kalangan anak muda.
Baca Juga: Diduga Kelelahan, Pendaki Gunung Tampomas Sumedang Dievakuasi Petugas Gabungan
“Untuk membantu mereka supaya mendaki aman dan nyaman, maka kami menyelenggarakan kegiatan Women Jungle Survival Course. Jadi kegiatan ini metodenya bimbingan, seperti halnya pendidikan-pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh kampus, misalnya Mapala,” terangnya.
Abah Bongkeng juga mengatakan, sekarang yang memadati gunung-gunung adalah para pendaki pemula. Tujuan mereka naik gunung untuk di upload ke media sosial, sehingga mereka nol pengetahuan.
“Oke, untuk di upload ke medsos tidak masalah. Karena pendakian arahnya sama, yaitu untuk mencapai ke puncak, tetapi tujuannya berbeda. Kalau kami kan kegiatan di alam terbuka itu untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan alam,” kata Abah Bongkeng.
Sehingga ia membekali kaum muda tentang bagaimana teknik hidup di alam terbuka. Jadi nantinya setelah mengikuti kegiatan ini akan lebih menghargai alam.
Menurutnya, banyaknya kejadian pendaki kedinginan atau hal-hal lain yang tidak diinginkan itu akibat tidak memiliki teknik selama di alam terbuka.
“Jika mendaki tanpa wawasan pengetahuan, itu berbahaya buat diri kita sendiri. Maka saya memberikan wawasan kepada mereka saat tersesat hingga ketika kehabisan makanan. Di alam terbuka banyak tumbuhan yang bisa dimakan,” terangnya.
Adapun alasan memilih tempat kegiatan tersebut di Gunung Cakrabuana, Kabupaten Tasikmalaya, karena menurutnya gunung lain sudah rusak. “Kebetulan gunung di Tasikmalaya ini masih bagus dan masih hutan lindung,” pungkas Abah Bongkeng. (Apip/R3/HR-Online/Editor: Eva)