harapanrakyat.com,- Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia, Budi Santoso, mengumumkan pengajuan tambahan anggaran sebesar Rp 586,5 miliar untuk tahun anggaran 2026. Dana tambahan ini akan memperkuat pelaksanaan program prioritas Kementerian Perdagangan (Kemendag), demi mendorong pengembangan pasar dalam negeri.
Baca Juga: Mendag: UMKM Jadi Critical Engine Perekonomian di Indonesia
Selain itu juga, untuk ekspansi pasar ekspor, serta peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sehingga dengan tambahan tersebut, total pagu anggaran Kemendag pada 2026 diperkirakan mencapai Rp 1,4 triliun.
Mendag Budi Santoso menekankan, bahwa fokus utama alokasi anggaran ini adalah pengamanan pasar domestik yang kuat. Sehingga produk dalam negeri mampu bersaing secara sehat dengan produk impor.
Menurutnya, pasar besar di Indonesia harus diisi oleh produk lokal yang berkualitas tinggi. “Sebab, jika kualitas produk dalam negeri sudah unggul, maka produk asing sulit menembus pasar kita,” katanya usai menghadiri wisuda 66 lulusan Akademi Metrologi dan Instrumentasi (Akmet) di Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (17/9/2025).
Mendag Budi Santoso Ungkap UMKM Indonesia Harus Tembus Pasar Ekspor
Selain penguatan pasar domestik, Kemendag juga tengah menyiapkan langkah strategis dalam memperluas akses ekspor. Indonesia saat ini tengah menyelesaikan sejumlah perundingan perdagangan internasional penting. Termasuk USEVA, IAIU, serta beberapa perjanjian bilateral dengan Kanada, Bolivia, dan Peru, yang baru saja ditandatangani pada 11 Agustus 2025.
“Minggu depan, kami akan resmi mengumumkan penyelesaian USEVA, yang akan menjadi tonggak penting dalam membuka pasar ekspor produk Indonesia,” ungkapnya.
Baca Juga: Kendalikan Harga Pakan Ternak yang Meroket, Pemerintah Akan Impor Jagung
Tidak kalah penting, program pengembangan UMKM menjadi prioritas ketiga dalam pengelolaan anggaran. Mendag Budi Santoso menyatakan, bahwa UMKM Indonesia saat ini sudah berhasil menembus ritel modern, dengan penyerapan produk mencapai lebih dari 80 persen.
“UMKM harus didorong agar tidak hanya kuat di pasar domestik, tapi juga mampu menembus pasar ekspor. Kita ingin agar seluruh sektor industri, dari kecil hingga menengah, dapat berkembang dan mengisi pasar dalam negeri yang besar ini,” pungkas Mendag Budi Santoso. (Aang/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)