harapanrakyat.com,- Sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) penghasil pendapatan daerah di Kota Banjar, Jawa Barat, mengungkap alasan dibalik masih rendahnya capaian realisasi target PAD yang sudah mendekati akhir tahun 2025.
Alasan tersebut salah satunya diungkapkan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjar, yang realisasi PAD-nya baru 49,46 persen dari target sebesar Rp 46,2 juta.
Kepala DKP3 Kota Banjar, Yoyon Cuhyon mengatakan, retribusi Rumah Potong Hewan (RPH) mulai tahun 2024 sampai dengan sekarang mengalami penurunan cukup signifikan. Sehingga berdampak terhadap pendapatan asli daerah atau PAD.
Alasan Sejumlah OPD di Kota Banjar Soal Capaian Realisasi Target PAD
Baca Juga: Capaian Realisasi PAD Kota Banjar 79,07 Persen, Ada OPD yang Baru Tercapai 39 Persen
Ia menyebutkan, sebelum kondisi seperti sekarang ini, pemotongan sapi di RPH rata-rata mencapai 5 ekor per hari. Namun, saat ini rata-rata hanya 2 ekor sapi saja per harinya.
“Tahun 2024 sampai sekarang terjadi penurunan. Sebelumnya pemotongan sapi rata 5 ekor. Tapi sekarang rata-rata hanya 2 ekor,” kata Yoyon kepada harapanrakyat.com, Selasa (4/11/2025).
Lanjutnya menjelaskan, penurunan pendapatan daerah dari sektor tersebut karena permintaan konsumen banyak yang beralih ke daging ayam. Sebab harga daging ayam lebih terjangkau daripada daging sapi.
Faktor lain penyebab belum optimalnya capaian PAD yaitu, pengusaha daging sapi di Pasar Banjar lebih memilih pasokan daging beku dari distributor luar Banjar, daripada memotong ternak sapi di rumah pemotongan hewan.
Adapun langkah-langkah yang pihaknya lakukan untuk menarik para pengusaha sapi agar melakukan pemotongan di RPH di antaranya melakukan edukasi. Sekaligus menjamin legalitas sertifikat halal.
“Penurunan retribusi ini karena konsumen daging sapi banyak yang beralih ke daging ayam. Pengusaha daging di pasar juga lebih memilih pasokan daging beku dari luar daerah,” ungkap Yoyon Cuhyon.
Target PAD Dinas PUTR
Terpisah, Plt. Kepala Dinas PUTR Kota Banjar, Heri Sapari, juga mengungkapkan alasan belum optimalnya capaian realisasi target PAD karena sejumlah faktor. Di antaranya berkurangnya kegiatan konstruksi yang menggunakan alat berat.
Kemudian, sebagian besar kegiatan konstruksi selesai akhir tahun. Kalaupun terdapat potensi, tetapi pemohon belum selesai melakukan serangkaian proses, sehingga masih berjalan.
Adapun sektor PAD yang dikelola oleh Dinas PUTR meliputi retribusi pelayanan laboratorium konstruksi, sewa alat berat. Serta retribusi Persetujuan Bangunan Gedung atau PBG.
Baca Juga: Penerimaan Dana Transfer untuk Kota Banjar Turun 22 Persen
“Masih ada sisa waktu dua bulan ke depan. Kami optimis dan akan berusaha semaksimal mungkin agar target PAD tahun ini dapat tercapai secara optimal,” kata Heri Sapari.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan dan Dinas KUKMP Kota Banjar belum memberikan keterangan terkait masih rendahnya capaian target realisasi PAD yang ada di masing-masing OPD tersebut. (Muhlisin/R3/HR-Online/Editor: Eva)

5 hours ago
3

















































