Sejarah Lampion Imlek sebagai Dekorasi Perayaan Penting

1 week ago 15

Perayaan Imlek identik dengan pemasangan lampion berwarna merah di sejumlah tempat. Biasanya, pemasangan lampion ini terdapat di area ibadah, kawasan pecinan, pinggir jalan, hingga area publik lainnya. Pemasangan barang khas ini tak lepas dari perjalanan sejarah lampion Imlek yang memiliki makna filosofis penting. 

Baca Juga: Hari Kebebasan Sedunia, Merayakan Kebebasan Global

Memaknai Sejarah Lampion Imlek 

Perayaan Imlek identik dengan tradisi pemasangan lampion yang tersebar di berbagai lokasi, seperti rumah, tempat ibadah Konghucu, hingga pusat keramaian. Kehadiran lampion ini menjadi elemen penting yang memperkuat nuansa meriah saat Tahun Baru China.

Tradisi pemasangan lampion telah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Tionghoa di berbagai penjuru dunia. Biasanya, lampion yang digunakan memiliki warna-warna khas seperti merah, kuning, dan hijau, yang melambangkan makna khusus dalam perayaan Imlek.

Sejarah Lampion Tahun Baru China

Lampion bukan sekadar dekorasi lentera biasa. Benda ini memiliki nilai sejarah yang mendalam dan menyimpan makna filosofis yang sangat penting bagi masyarakat Tionghoa.

Sejarah lampion Imlek sendiri sudah ada sejak Dinasti Han (25-220). Saat itu, lampion berguna untuk melapisi lampu ataupun penerangan lainnya. Di samping itu, lampion juga berfungsi untuk sembahyang ke tempat peribadatan setiap tanggal 15 di bulan pertama kalender lunar. 

Kegiatan tersebut, akhirnya menjadi cikal bakal Festival Lampion hingga saat ini. Di Indonesia sendiri, terdapat festival lampion besar yang biasanya berlangsung di Candi Borobudur.

Di era Dinasti Tang (618-907), lampion mulai berguna dalam berbagai keperluan yang lebih modern. Masyarakat mulai menggunakan lampion kertas untuk berbagai perayaan yang bersifat luas. Misalnya, perayaan atas kehidupan damai, negara yang kuat, dan sebagainya.

Dalam sejarahnya, lampion hanyalah sebuah lilin yang dikelilingi bambu, kayu, ataupun jerami. Bagian atas penutupnya, terbuat dari sutera maupun kertas.

Kemudian, pada era Dinasti Han Timur lampion berfungsi sebagai sumber cahaya. Sekitar abad ke-3 pada tahun 25-220 masehi, barang ini berfungsi untuk mengusir binatang buas.

Seiring berjalanya waktu, sejarah lampion Imlek digunakan oleh biksu Budha sebagai bagian dari ritual peribadatan. Hingga akhirnya, lampion menjadi barang yang identik dengan perayaan tahun baru penanggalan Tionghoa.

Saat perayaan Imlek, banyak ornamen bertebaran dengan warna khas, merah. Hal ini terdapat pada berbagai barang seperti lampion, lentera, pernak-pernik, angpao, hingga pakaian.

Konon katanya, warna merah pada perayaan Tahun Baru Imlek berasal dari binatang buas bernama Nian. Dalam sejarahnya, binatang ini seringkali meneror penduduk dengan memakan hewan ternak, tanamanan, hingga anak-anak.

Sebagai informasi, Nian berbentuk seekor banteng jantan dengan kepala menyerupai singa. Binatang ini takut akan 3 hal yaitu suara bising, api, dan warna merah.

Baca Juga: Hari Seniman Internasional, Merayakan Karya Seni

Berdasarkan hal tersebut, saat Imlek masyarakat mengenakan berbagai macam nuansa berwarna merah. Hal ini bertujuan untuk menangkal keberadaan makhluk seperti Nian.

Makna Lampion berdasarkan Warnanya

Sejarah lampion Imlek menunjukkan bahwa setiap warna yang digunakan memiliki makna tersendiri. Selain warna merah yang paling dominan, lampion juga sering hadir dalam warna kuning dan hijau, masing-masing melambangkan simbol tertentu dalam budaya Tionghoa.

Lampion Warna Merah

Dalam budaya Tiongkok, lampion berwarna merah menggambarkan kekayaan, ketenaran, dan kemakmuran. Oleh sebab itu, warga Tiongkok sering menggunakan konsep warna ini dalam berbagai festival, pernikahan, dan perayaan lainnya.

Lampion berwarna merah menjadi simbol kemakmuran bisnis dan kehidupan yang berkembang. Oleh sebab itu, lampion dengan variasi warna ini sering menjadi simbol bisnis Tionghoa di berbagai negara.

Lampion Imlek Kuning

Warna kuning pada lampion melambangkan keberuntungan dan netralitas. Kuning menjadi warna penting dalam masa kekaisaran. Hal ini diasosiasikan dengan lima kaisar utama Tiongkok Kuno.

Warna kuning memiliki makna kebebasan dari kekhawatiran duniawi. Oleh sebab itu, kuning menjadi varian warna penting dalam agama Buddha. Dalam hal ini, anak-anak dan pelajar sering melepaskan lentera kuning yang diyakini dapat membawa keberuntungan di sekolah. 

Lampion Imlek Hijau

Lentera berwarna hijau menjadi simbol kesehatan, kemakmuran, dan harmoni. Lampion dengan variasi warna ini seringkali dilepaskan untuk menarik pertumbuhan. 

Baca Juga: Sejarah Hari UFO Sedunia Hingga Tujuan Perayaannya

Sejarah lampion Imlek bukan hanya sekedar dekorasi lentera biasa yang terpasang di tempat ibadah, kawasan pecinan, pinggir jalan, dan area publik lainnya. Barang khas ini memiliki makna filosofis yang sangat penting bagi masyarakat Tionghoa. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |