Sejarah penamaan bulan Masehi memiliki cerita perjalanan yang cukup menarik. Penamaannya tersebut, berasal dari tradisi Romawi Kuno yang kaya akan mitologi, budaya, dan sejarah. Memahami asal-usul penamaan bulan ini dapat memberikan wawasan mendalam tentang peradaban masa lalu yang mempengaruhi sistem penanggalan modern.
Baca Juga: Sejarah Mesin Pendingin, Inovasi yang Mengubah Kehidupan
Asal-Usul Menarik dalam Sejarah Penamaan Bulan Masehi
Dalam kalender Masehi Gregorian, terdapat nama 12 bulan yang populer hingga sekarang. Nama-nama bulan, mulai dari Januari hingga Desember, telah terkenal dan dihafal luas oleh banyak orang. Penamaan setiap bulan tersebut, memiliki makna yang meliputi penghormatan kepada para dewa, peristiwa penting, hingga sebutan angka dalam bahasa latin.
Sekilas Informasi
Penanggalan Masehi terdiri dari 12 bulan, mulai dari Januari hingga Desember. Namun, pernahkah Anda penasaran dari mana asal-usul nama-nama bulan tersebut?
Sebagaimana melansir dari Farmers Almanac, nama-nama bulan dalam kalender Masehi memiliki tiga sumber utama, yaitu dewa-dewi Yunani dan Romawi, penguasa Romawi, serta angka. Kalender Masehi yang kita gunakan saat ini berdasarkan kalender Gregorian, yang merupakan penyempurnaan dari kalender Romawi kuno.
Kalender Romawi kuno sendiri diyakini ditemukan oleh Romulus, pendiri sekaligus raja pertama Roma, sekitar tahun 753 SM. Dari 12 bulan dalam tahun Masehi, ternyata hanya 10 bulan yang memiliki asal-usul penamaan yang jelas.
Nama-nama pada kalender Masehi bukanlah sekedar hasil penamaan yang acak. Penamaan ini, terlahir dari perjalanan panjang yang menyangkut sejarah penting.
Sebagian besar nama bulan dalam kalender Masehi, berasal dari istilah Romawi kuno yang diperkenalkan oleh Julius Caesar pada tahun 45 SM. Kemudian, Paus Gregorius XIII memperbarui kalender ini pada tahun 1582. Hasil akhirnya adalah kalender Gregorian yang telah terpakai hingga saat ini.
Januari
Awalnya, nama Januari dalam kalender Romawi adalah Lanuarius. Seiring berjalannya waktu, nama bulan tersebut berubah menjadi Januari, sesuai dengan dewa Romawi yang berwajah dua. Dewa Romawi tersebut bernama Janus. Dalam mitologi Romawi, Janus memiliki dua wajah yang melambangkan bagian dari periode transisi.
Februari
Nama Februari merujuk pada pertunjukan festival penyucian Romawi yang disebut Februalia. Istilah kata Februalia berasal dari bahasa latin “Februa” yang berarti membersihkan.
Dalam sejarah bahasa latin, pengucapan Februa memiliki lafal yang unik yakni feb-roo-ah. Sebagai bulan kedua, Februalia berlangsung selama 12 hari. Bulan ini melibatkan tentang upaya penebusan dan korban kepada dewa-dewa Romawi.
Maret
Menurut kalender Romawi, Maret merupakan bulan resmi pertama dalam satu tahun. Sejarah penamaan bulan masehi ini, sesuai dengan dewa perang Romawi, Mars.
Dalam sejarahnya, penamaan bulan Maret melatarbelakangi dimulainya sebuah operasi militer. Operasi tersebut, berlangsung setelah melelehnya salju pada musim dingin.
April
Menurut kalender Romawi awal, bulan April terkenal dengan nama Aprilis. Penamaan tersebut berasal dari kata latin “Aperio” yang berarti membuka. Istilah tersebut, merujuk pada mekarnya kuncup dan bunga-bunga.
Mei
Tidak hanya pada bulan April, tema tanaman juga mencakup penamaan bulan Mei. Istilah dalam sejarah penamaan bulan Masehi tersebut berasal dari nama dewi bumi dan tanaman, Maia. Dalam bahasa yunani, penamaan Maia berarti ibu.
Juni
Istilah bulan Juni sesuai dengan dewi Romawi yang bernama Juno. Dalam sejarahnya, Juno adalah pelindung pernikahan dan kesejahteraan bagi perempuan. Di samping itu, bulan Juni juga berasal dari bahasa Latin “Juvenus” yang berarti anak muda.
Juli
Penamaan bulan juli bermaksud untuk menghormati Raja Romawi yang bernama Julius Caesar. Penamaan tersebut berlangsung setelah sang Raja Romawi wafat pada 44 SM.
Baca Juga: Sejarah Jalur Sutra, Sisi Peradaban Sejarah Perdagangan Dunia
Pada 46 SM, Julius Caesar membuat salah satu kontribusi yang signifikan dalam sejarah. Melalui bantuan Sosigenes, ia mengembangkan kalender Julian. Istilah Julian merupakan pendahulu dari kalender Gregorian yang sudah populer hingga saat ini.
Agustus
Sejarah penamaan bulan masehi ini bermaksud untuk menghormati raja pertama di Kerajaan Romawi, Augustus Caesar. Dalam sejarahnya, Agustus berasal dari bahasa Latin “Augustus” yang memiliki arti mulia, bangsawan, dan megah.
September
Penamaan bulan September berasal dari bahasa Latin “Septem” yang berarti tujuh. Dalam sejarah sebelumnya, September memang menjadi bagian bulan ketujuh pada kalender Romawi Kuno.
Oktober
Menurut kalender Romawi Kuno, Oktober merupakan nama bulan kedelapan dalam setahun. Penamaannya ini berasal dari kata “Octo” yang berarti delapan.
Setelah Romawi beralih pada kalender 12 bulan, mereka mencoba untuk mengganti penamaan pada bulan ini. Penggantian bulan tersebut, merujuk pada nama-nama kaisar Romawi yang berbeda. Namun, nama Oktober tetap melekat menjadi istilah yang tetap terkenal.
November
Penamaan bulan November berasal dari bahasa Latin “Novem” yang berarti sembilan. Dalam sejarahnya, November merupakan bulan kesembilan dalam kalender Romawi kuno.
Desember
Bulan terakhir dalam sistem Kalender Masehi ini berasal dari kata Latin “Decem” yang berarti sepuluh. Dalam sejarahnya, Desember merupakan bulan kesepuluh pada kalender Romawi kuno.
Baca Juga: Sejarah Kata Halo, Pembuka Percakapan Telepon
Sejarah penamaan bulan Masehi memiliki kisah yang menarik dan panjang. Nama-nama bulan ini berasal dari tradisi Romawi Kuno yang memadukan unsur mitologi, budaya, sejarah, serta istilah angka tertentu. Proses penamaannya mencerminkan warisan peradaban Romawi yang berpengaruh besar terhadap sistem penanggalan yang kita gunakan saat ini. (R10/HR-Online)