Sejarah perang Ghathafan terukir jelas di era Nabi Muhammad SAW. Ghathafan sendiri merupakan nama daerah dari suku yang ada di tanah Arab. Suku ini bermukim di kawasan Najd.
Baca Juga: Kisah Ghulam Ashabul Ukhdud, Keteguhan Melawan Kezaliman
Tercetusnya peperangan tersebut tentu bukan tanpa sebab. Bahkan peperangan ini terjadi tak terlepas dari keinginan menyerbu Madinah. Untuk mengetahui bagaimana sejarahnya secara lebih mendalam, bisa langsung cermati uraian berikut.
Sejarah Perang Ghathafan dalam Islam
Umat Islam perlu mengetahui bahwa peperangan ini terjadi pada tahun ke 3 Hijriyah. Lebih tepatnya di bulan Rabiul Awwal.
Peperangan ini tercetus karena niatan orang-orang Ghathafan untuk menyerbu Kota Madinah. Agar bisa memuluskan niat tersebut, suku ini lantas berencana untuk memerangi Nabi Muhammad SAW beserta kaum muslimin yang ada di Kota Madinah.
Mengetahui hal itu, Rasulullah SAW memutuskan untuk memeranginya terlebih dulu. Nabi Muhammad SAW mengarahkan 450 pasukan bersama para sahabat.
Upaya Nabi Muhammad SAW ini berhasil menggagalkan penyerbuan dari kaum Ghathafan sebab merasa ketakutan. Dalam sejarah Islam, Du’tsur bin Harits Al Muharibi yang jadi pemimpin Ghathafan meminta pasukan perang untuk bersembunyi terlebih dulu di puncak bukit tinggi.
Hibbab yang berasal dari Bani Tsa’labah bertemu pasukan muslim dan memberitahukan bahwa musuh sedang bersembunyi di puncak gunung. Dengan bantuan Hibbab, pasukan muslim lantas menuju puncak gunung tersebut.
Kendala Selama Peperangan
Saat pasukan muslim menuju puncak gunung untuk menghampiri musuh, rupanya turun hujan yang lebat. Pasukan muslim pun beristirahat sejenak. Saat hujan sudah berhenti, pasukan juga sibuk menjemur bajunya.
Di sisi lain, Nabi Muhammad SAW terlihat berbaring sendiri di dekat pohon rindang untuk beristirahat sembari menunggu bajunya kering. Dari ketinggian, pasukan musuh mengetahui bahwa Nabi Muhammad SAW sedang sendiri.
Dalam sejarah perang Ghathafan, Du’tsur lantas mendatangi Rasulullah dengan menyamar seperti pasukan muslimin. Saat posisinya sudah dekat, ia langsung mengacungkan pedang ke arah Rasulullah SAW.
Du’tsur Masuk Islam
Siapa sangka jika kejadian mengerikan tersebut justru membuat sang musuh memeluk agama Islam. Saat ia mengacungkan pedang, lantas bertanya siapa yang akan menghalanginya.
Nabi Muhammad SAW menjawabnya dengan menyebut Allah SWT. Mendengar hal itu, tangan sang musuh bergetar sehingga menjatuhkan pedangnya.
Rasulullah SAW kemudian mengambil pedangnya dan mengacungkannya pada musuh dengan bertanya hal yang sama. Du’tsur menjawabnya dengan tidak ada siapapun.
Ia pun memohon maaf dan ingin masuk ke agama Islam. Rasulullah SAW membimbing Du’tsur untuk memeluk agama Islam dengan mengucapkan kalimat syahadat.
Hikmah Dibalik Perang Ghathafan
Sejarah perang Ghathafan memiliki hikmah tersendiri yang perlu umat muslim ketahui. Adapun beberapa diantaranya ialah sebagai berikut.
Peperangan Tak Harus dengan Kekerasan
Salah satu hikmahnya yakni peperangan nyatanya tak harus dengan kekerasan fisik. Hal ini sebagaimana yang terlihat dalam peperangan tersebut.
Baca Juga: Kisah Perang Hamra Ul Asad, Tetap Semangat Meski Terluka
Peperangan ini terjadi tanpa kekerasan fisik mengingat musuh sudah pergi karena ketakutan. Dengan demikian, jangan anggap peperangan itu selalu mengandalkan kekuatan fisik.
Yakin dengan Allah SWT
Hikmah berikutnya yaitu jadi lebih yakin dengan kekuasaan Allah SWT. Rasa yakin tersebutlah yang juga membantu Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi musuhnya.
Pada akhirnya, keyakinan yang tinggi tersebut bisa membuat musuh jadi gentar. Untuk itu, umat muslim perlu meningkatkan keyakinan ataupun ketakwaan kepada Allah SWT semata.
Sikap Licik Berujung Malapetaka
Hikmah lain yang juga bisa umat muslim ambil dari sejarah perang Ghathafan yakni sikap licik justru berujung malapetaka. Hal ini sebagaimana yang telah Du’tsur lakukan.
Ketika Nabi Muhammad SAW lengah, ia sengaja mendekati dari arah belakang sambil menyamar. Dengan sikap liciknya tersebut, ia tak ragu mengacungkan pedang.
Namun apalah daya karena keyakinan Nabi Muhammad SAW kepada Allah SWT membuat keadaan jadi berbalik. Ia justru berubah jadi tak berdaya sebab pedang sudah berpindah di tangan Rasulullah SAW.
Baca Juga: Samurah bin Jundub Adalah Remaja Tangguh dan Pemberani
Berani Menerima Kebenaran
Dalam peperangan ini juga memperlihatkan betapa bijak dan beraninya Du’tsur yang menerima kebenaran dari Allah SWT lewat Nabi Muhammad SAW. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk menganut agama Islam. Setelah simak uraian di atas, tentu sudah bisa tahu bagaimana sejarah perang Ghathafan. Peperangan ini tidak melibatkan kekerasan fisik dan ada hikmah tersendiri. (R10/HR-Online)