Sejarah Pura Blambangan Banyuwangi, Tempat Ibadah Umat Hindu

1 month ago 21

Sejarah Pura Blambangan Banyuwangi berawal dari situs Umpak Songo yang merupakan peninggalan kerajaan terdahulu. Pura ini menjadi tempat ibadah yang sangat penting. Pasalnya, banguan bersejarah ini terkenal sebagai pura terbesar di antara 92 tempat ibadah umat Hindu yang tersebar di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Sebagai salah satu warisan budaya, Pura Blambangan juga mencerminkan kekayaan sejarah dan tradisi spiritual yang ada di daerah tersebut.

Baca Juga: Arca Buddha Vajrasattva, Peninggalan Penting Kerajaan Kediri

Mengenal Keberadaan dan Sejarah Pura Blambangan Banyuwangi

Pura Blambangan terletak di desa Tembokrejo, Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Tempat ini memiliki cerita sejarah penting yang berkaitan dengan upacara ibadah bagi umat hindu.

Sejarah Pura Blambangan

Kota Banyuwangi memiliki berbagai potensi wisata alam, hingga mendapatkan julukan sebagai The Sunrise of Java. Selain kaya akan potensi alam, Banyuwangi juga memiliki sejarah penting terkait kehadiran tempat peribadatan umat hindu.

Sebagai informasi, Pura Blambangan merupakan tempat ibadah bagi umat hindu terbesar kedua di Pulau Jawa. Peresmian tempat ibadah ini berlangsung pada tanggal 27 Juni 1980, tepatnya pada hari raya Kuningan.

Perayaan hari Kuningan, bermaksud untuk memperingati kebesaran Sang Hyang Widhi Wasa. Momen ini berlangsung dengan melakukan doa bersama di Pura Balambangan yang luasnya sekitar satu hektar.

Sejarah Pura Blambangan Banyuwangi tidak hanya sebagai peribadatan sakral bagi umat Hindu. Pasalnya, kehadiran pura ini juga menjadi daya tarik menakjubkan dengan keindahan arsitektur yang memikat.

Sejarah Pura Blambangan Bagian dari Situs Umpak Songo

Di kecamatan Muncar, Banyuwangi terdapat penemuan sebuah peninggalan Kerajaan Blambangan. Penemuan tersebut, berkaitan dengan pembukaan lahan yang dilakukan oleh warga sekitar.

Peninggalan sejarah ini terkenal sebagai Situs Umpak Songo. Situs ini berbentuk gundukan berundak dengan batu-batu berlubang yang berdiri di tengah pemukiman warga.

Penemuan situs tersebut dalam kondisi terbengkalai penuh dengan pepohonan dan semak belukar. Minitik dari sejarahnya, diduga Situs Umpak Songo berfungsi sebagai balai pertemuan pada zaman dahulu.

Uniknya, di dekat Situs Umpak Songo berdiri sebuah bangunan Pura Agung Blambangan. Pura tersebut, berada di titik sumber mata air atau sumur peninggalan kerajaan terdahulu.

Mengenai hal ini, sejarah Pura Blambangan Banyuwangi terbukti sebagai bagian dari Situs Umpak Songo. Selain itu, sejarah perkembangan agama hindu di Jawa Timur juga melatarbelakangi proses penamaan Pura Agung Belambangan.

Kori Agung Pura Blambangan

Dalam pembangunan Kori Agung, terdapat dua buah sumur yang ditemukan. Kini, terdapat total tujuh sumur suci yang berkaitan dengan sejarah Pura Agung Blambangan.

Baca Juga: Sejarah Tugu Lonceng Cilebut, Situs Peninggalan Belanda

Sebagai informasi, sumber mata air di Pura Blambangan memiliki sejarah yang unik. Pasalnya, kehadiran dua sumber air muncul sekaligus. Satu sumber berada di bagian luar pura. Sementara satu sumber lainnya, tertutup karena berada di tengah bangunan Kori Agung.

Di samping itu, terdapat lima sumber air yang muncul di kawasan Pura Agung Blambangan. Sumber mata air ini terjaga dengan baik, karena dianggap memiliki aura suci.

Keberadaan sumur-sumur tersebut menjadi sejarah yang menghidupkan kisah mistis menarik bagi para peziarah dan pengunjung. Peninggalan sejarah ini, menjadi saksi bisu terkait sejarah kuno Kerajaan Blambangan. Bahkan, sumur yang muncul ke permukaan menjadi tempat misteri air suci yang terus mengalir sebagai sumber kekuatan dan keajaiban.

Sumber mata air di sejarah Pura Balambangan Banyuwangi, diyakini memiliki kekuatan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Misteri ini semakin mengikat, karena keberadaan sumur yang menjadi objek suci terjaga dengan baik.

Aturan di Kawasan Pura Blambangan

Sejarah Pura Blambangan Banyuwangi menjadi tempat ibadah suci, sekaligus wisata religi yang menarik untuk dikunjungi. Bagi para wisatawan, terdapat beberapa aturan penting yang wajib diperhatikan.

Salah satunya adalah menggunakan pakaian yang sopan. Di samping itu, para wisatawan juga harus mengenakan selendang yang dililitkan ke pinggang.

Selain aturan berpakaian, para pengunjung juga wajib menjaga perilaku ketika berada di lingkungan pura. Penting untuk tidak melakukan berbagai tindakan tercela seperti berbicara dengan suara keras, merokok, atau melakukan hal-hal yang tidak pantas.

Kehadiran Pura Balambangan menjadi simbol keagamaan yang penting bagi masyarakat sekitar. Oleh sebab itu, para wisatawan harus menghormati segala tradisi dan nilai-nilai keagamaan dari tempat suci ini.

Baca Juga: Sejarah Candi Tugu Semarang, Perbatasan Majapahit – Pajajaran

Sejarah Pura Balambangan Banyuwangi tak lepas dari kehadiran sebuah situs bernama Umpak Songo. Kehadiran kedua peninggalan sejarah ini, menjadi bukti nyata terkait berdirinya Kerajaan Blambangan pada zaman dahulu kala. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |