Sejarah Sungai Ciseel meluap dan menyebabkan banjir ternyata termuat dalam laporan media Belanda. Bahkan, peristiwa bencana alam ini menjadi pusat perhatian karena dampaknya yang begitu besar.
Berdasarkan laporan dalam media Belanda Algemeen Indisch dagblad:de Preangerbode yang terbit pada 1 November 1955, menyebutkan banyak daerah sawah di Ciamis yang terendam banjir dan sungai mengalami erosi. Bahkan, dalam setahun bisa 3 kali.
Baca juga: Sejarah Banjir Cilacap Akibat Citanduy Jebol Tahun 1957, Wilayah Kalipucang Pangandaran Terdampak
Dari periode tahun 1954-1955, wilayah Kecamatan Lakbok merupakan kawasan yang paling parah mengalami kerusakan. Hal itu akibat meluapnya Sungai Ciseel setelah hujan deras yang mengguyur secara terus menerus waktu itu.
Peristiwa Sejarah Sungai Ciseel Meluap, Ribuan Hektar Kebun Banjir
Berdasarkan keterangan dari Effendi, Departemen Pertanian saat itu, banjir melanda wilayah Kabupaten Ciamis Timur. Wilayah yang terendam dan rusak parah di antaranya Kecamatan Banjarsari, Padaherang dan Pamarican.
Sementara itu, ada 88 hektar sawah di Banjarsari rusak, 100 hektar di Pamarican juga terendam meski sebagian di antaranya telah dipanen oleh petani.
Dalam laporan yang sama, perkebunan pembibitan Vervier seluas lebih dari 5.000 hektar, yang terendam banjir hanya dalam waktu beberapa minggu saja. Rinciannya, 2.500 hektar di Banjarsari dan Pamarican. Bahkan, menurut Effendi, kerusakan akibat ini jauh lebih besar.
Kemudian, banjir dasyat waktu itu membuat 10 kampung di Kecamatan Pamarican yang posisinya berada di pinggir Sungai Ciseel harus ditinggalkan penduduk.
Sedangkan dari sisi jalur transportasi, terutama jalan provinsi Ciamis-Banjar, juga terendam banjir sepanjang 5 kilometer.
Peristiwa tersebut, merupakan kejadian yang ketiga kalinya dalam setahun, yakni di periode 1954-1955.
Melihat situasi itu, Dinas Pertanian pun mencari cara untuk mengurangi banjir dan dampaknya, seperti penanaman bibit tanaman di wilayah pegunungan yang bisa meminimalisir erosi.
Baca juga: Banjir di Padaherang Pangandaran 1939, Kalipoetjang Tenggelam!
Lantaran saking banyaknya anggaran yang harus dikeluarkan waktu itu, pemerintah pun harus rela menunda banyak pekerjaan penting untuk pembangunan wilayah.
Dari peristiwa sejarah Sungai Ciseel meluap ini, menjadi suatu pembelajaran untuk kita dalam menjaga kelestarian alam supaya bisa meminimalisir bencana. (Muhafid/R6/HR-Online)