Serakah dalam Islam merupakan salah satu sifat buruk manusia yang perlu kita hindari. Dalam ajaran Islam, sifat ini sangat tidak disukai oleh Allah SWT.
Secara bahasa, serakah atau rakus bahasa arabnya adalah Al Hirsh. Sifat ini merupakan gambaran orang yang memiliki keinginan berlebih, baik terhadap benda, kesenangan duniawi, makanan hingga lainnya.
Orang yang memiliki sifat ini, biasanya tidak memedulikan dampak setelahnya yang ia terima maupun bagi orang lain.
Baca juga: Adab Menasihati dalam Islam, Pakai Cara yang Bijak
Padahal, selain dari sisi agama, perbuatan buruk ini secara umum sangat tidak patut kita lakukan karena bisa merugikan orang itu sendiri maupun orang lain.
Karena itu, sebaiknya kita mulai berhati-hati ketika melakukan sesuatu, terutama dalam menggapai suatu tujuan. Hal ini agar kita tidak terjebak dalam perbuatan yang tidak baik.
Dalil Serakah dalam Islam
Sebagaimana penjelasan singkat di atas, sifat tercela dalam Islam ini tentu memiliki dasar yang kuat, baik dari Al Quran maupun hadis Nabi Muhammad SAW.
Dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 96 misalnya, Allah SWT menjelaskan kepada Nabi Muhammad SAW bakal mendapati orang-orang yang paling serakah atau tamak di dunia ini. Bahkan, keserakahannya melebihi orang-orang musyrik.
Sementara itu, dalam Hadis Nabi Muhammad SAW menjelaskan orang yang tamak rusaknya melebihi serigala ketika dilepas di kandang kambing. Sebab, keserakahan manusia dalam harta maupun kedudukan bisa merusak agamanya.
Dari dua dalil di atas, sudah semestinya kita ingat bahwa sifat ingin menguasai maupun memiliki sesuatu secara berlebih tanpa peduli orang lain tidak benar. Bahkan Islam sendiri melarangnya.
Karena itu, setiap perbuatan hendaknya mempertimbangkan manfaat dan mudharatnya, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Adapun ciri-cirinya, orang yang serakah selalu tidak merasa puas atas apa yang ia miliki. Misalnya dalam harta, ia melakukan eksploitasi alam secara besar-besaran tanpa melihat dampak lingkungan setelahnya.
Kemudian, orang yang serakah kerap mementingkan kepentingan pribadi dari orang lain. Ia rela melakukan perbuatan dosa untuk mencapai tujuannya.
Padahal, ketika sifat tersebut ada di dalam diri kita, bisa merusak akhlak maupun moral. Lalu membuat kita menjadi lupa akan kewajiban beribadah kepada Allah SWT.
Tak hanya itu, orang yang serakah juga identik dengan orang yang tidak sabar dan tidak tenang dalam melakukan sesuatu.
Cara Menghindari
Setelah mengetahui penjelasan serakah dalam Islam, tentu kita juga perlu tahu dan bisa mempraktikkan cara menghindarinya.
Langkah, kita senantiasa melakukan amal-amal yang bersifat sosial, seperti sedekah dan zakat sebagai pengendali nafsu kita. Kemudian melakukan puasa juga bisa menjadi pengendali hawa nafsu kita agar tidak menggebu-gebu dalam memiliki sesuatu.
Sebagai pengingat juga, hendaknya kita senantiasa membaca Al Quran dan memahami kandungan yang ada di dalamnya. Hal ini agar kita selalu ingat dengan perintah dan larangan Allah SWT.
Baca juga: Mubazir dalam Islam, Begini Pengertian, Dalil dan Cara Menghindarinya
Paling penting, cara menghindari sifat buruk ini adalah dengan selalu beristighfar memohon ampunan kepada Allah atas segala perbuatan kita dan berdoa semoga terhindar dari perbuatan tercela ini.
Dengan mengetahui dan memahami serakah dalam Islam ini, semoga kita selalu ingat bahwa apa yang kita lakukan harus penuh dengan pertimbangan agar tidak merugikan kita maupun orang lain. (Muhafid/R6/HR-Online)