Stasiun Jatibarang Indramayu, Tempat Bersejarah yang Masih Berdiri Kokoh di Jalur Utara

9 hours ago 5

Stasiun Jatibarang Indramayu menjadi salah satu stasiun penting di jalur utara Pulau Jawa. Terletak di wilayah Kabupaten Indramayu, stasiun ini terkenal sebagai titik strategis yang menghubungkan berbagai kota besar seperti Jakarta, Cirebon, dan Surabaya. Selain melayani aktivitas transportasi, menurut catatan sejarah Indonesia stasiun ini menyimpan nilai historis yang sangat berarti bagi masyarakat Indramayu.

Baca Juga: Sejarah Majalengka Nyi Rambut Kasih, Legenda yang Hidup di Tengah Masyarakat

Suasana sekitar Stasiun Jatibarang begitu hidup. Setiap hari, deretan kereta api berbagai tujuan datang silih berganti. Denting lonceng stasiun dan deru kereta yang lewat kerap membawa nostalgia bagi siapa pun yang menyaksikan. Tidak sedikit penumpang memilih turun di stasiun ini untuk sekadar menikmati suasana kota kecil penuh cerita.

Sejarah Stasiun Jatibarang Indramayu

Pembangunan Stasiun Jatibarang bersamaan dengan jalur kereta api Cikampek–Cirebon yang resmi berdiri pada 3 Juni 1912. Kala itu, jalur ini menjadi penghubung penting antara Staatsspoorwegen (SS) dan Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS). Kehadiran stasiun ini mendorong percepatan pembangunan wilayah Indramayu dan sekitarnya.

Bangunan stasiun yang masih berdiri hingga saat ini merupakan peninggalan zaman kolonial Belanda. Ciri khas arsitekturnya begitu kental, dengan atap tinggi dan tembok tebal yang mampu meredam panas. Kehangatan sejarah yang melekat pada bangunan ini terasa begitu kuat saat memijakkan kaki di area peron.

Dahulu, Stasiun Jatibarang memiliki lima jalur kereta api. Jalur 2 awalnya berfungsi sebagai sepur lurus. Namun, seiring pembangunan jalur ganda lintas Telagasari–Cirebon pada 2004–2007, fungsinya berubah menjadi sepur lurus arah Cirebon. Sementara itu, jalur 3 menjadi sepur lurus ke arah Cikampek. Perubahan ini membuat lalu lintas kereta di jalur utara semakin lancar dan efisien.

Momen Bersejarah Presiden Soekarno di Stasiun Jatibarang

Salah satu catatan penting dalam sejarah Stasiun Jatibarang Indramayu adalah peristiwa saat Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, singgah di stasiun ini. Padai lokasi tersebut, Soekarno sempat berpidato di hadapan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) sebelum melanjutkan perjalanan menuju Perjanjian Linggarjati Kuningan.

Sebagai tanda penghormatan atas momen bersejarah itu, masyarakat mendirikan sebuah tugu kecil berbahan kayu jati sekitar stasiun. Tugu tersebut terkenal dengan nama Tugu Soekarno. Meskipun sederhana, keberadaan tugu ini menyimpan makna mendalam tentang semangat perjuangan dan sejarah perjalanan bangsa.

Baca Juga: Sejarah Cihapit Bandung, dari Kamp Tahanan hingga Pasar Tradisional Modern

Melihat tugu tersebut seakan mengajak untuk kembali ke masa lalu, membayangkan suasana saat rakyat berkumpul menyambut sang Proklamator. Momen itu menjadi saksi bahwa Stasiun Jatibarang bukan sekadar tempat transit, melainkan bagian penting dari perjalanan sejarah Indonesia.

Aktivitas dan Fasilitas Sekitar Stasiun

Kini, kawasan sekitar Stasiun Jatibarang Indramayu ramai oleh aktivitas masyarakat. Berbagai pusat perbelanjaan, kios makanan, hingga pasar tradisional tumbuh subur sekeliling stasiun. Tidak sedikit wisatawan dan penumpang yang sengaja singgah untuk menikmati aneka kuliner khas Indramayu dengan harga ramah kantong.

Tepat seberang stasiun, terdapat alun-alun kota yang menjadi tempat berkumpulnya warga, terutama saat sore hingga malam hari. Suasana yang hangat dan ramah membuat siapa saja betah berlama-lama dalam kawasan ini. Sekitar stasiun juga tersedia berbagai moda transportasi, mulai dari angkutan umum, ojek, hingga layanan transportasi online yang memudahkan perjalanan ke berbagai penjuru Indramayu.

Bagi sebagian orang, Stasiun Jatibarang bukan hanya sekadar titik keberangkatan atau kedatangan, tetapi juga tempat yang banyak kenangan tertinggal. Setiap sudutnya menyimpan cerita tentang perjumpaan, perpisahan, dan semangat perjalanan hidup.

Stasiun Jatibarang Indramayu hingga kini tetap menjadi salah satu stasiun vital jalur utara Jawa. Selain fungsi transportasi, stasiun ini memiliki nilai historis yang tidak ternilai. Keberadaan Tugu Soekarno, bangunan lawas peninggalan kolonial, serta suasana hangat masyarakat sekitar menjadikan kawasan ini layak mendapat perhatian lebih.

Melintasi Stasiun Jatibarang seakan menjadi bagian dari perjalanan waktu, menyusuri jejak sejarah bangsa di tengah hiruk-pikuk modernisasi. Stasiun ini tak sekadar persinggahan, melainkan saksi bisu perjalanan panjang yang penuh makna. 

Baca Juga: Regenschap Meester Cornelis, Jejak Administratif yang Menjadi Sejarah Jakarta Timur

Selalu ada cerita menarik setiap kali kereta berhenti di Stasiun Jatibarang Indramayu. Tak heran, banyak yang menyebut stasiun Jatibarang ini sebagai jantung transportasi Indramayu. Setiap deretan rel dan denting kereta yang melintas menjadi pengingat bahwa tempat ini bukan hanya soal perjalanan, melainkan juga tentang kenangan, sejarah, dan kisah kemanusiaan yang hidup di setiap sudutnya. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |