Taman Siswa Hanya Terima 13 Murid, Terdampak Penambahan Kuota Rombel dari Dedi Mulyadi?

20 hours ago 6

harapanrakyat.com,- Yayasan Taman Siswa di Jalan Taman Siswa, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 ini baru menerima 13 murid. Kuat dugaan, minimnya pendaftar ke sekolah itu karena ada kebijakan dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengenai penambahan kuota rombongan belajar (rombel) dari 36 menjadi 50 murid di sekolah negeri.

Ketua Bidang Organisasi dan Panitera Yayasan Taman Siswa, Anwar Hadjah mengatakan, kebijakan penambahan kuota rombel ini memberikan dampak begitu besar bagi sekolah swasta, tak terkecuali Taman Siswa.

Pada SPMB tahun ini, Taman Siswa batu menerima 13 murid yang terdiri dari 5 murid jenjang SMA dan 8 murid jenjang SMP. Sedangkan, untuk jenjang SMK di Taman Siswa nihil.

“Ya itu kebijakan Gubernur memberi peluang sekolah negeri menerima siswa per kelas sampai 50. Itu dampaknya sangat besar untuk sekolah swasta termasuk Taman Siswa,” kata Anwar, Jumat (18/7/2025).

Anwar menambahkan, sebelum ada kebijakan penambahan kuota rombel di sekolah negeri, Taman Siswa sebenarnya menerima 8 calon murid jenjang SMA dan 5 calon murid jenjang SMK.

Namun, setelah ada kebijakan tersebut 3 calon murid jenjang SMA mengundurkan diri, karena masuk sekolah negeri. Sedangkan, 5 calon murid jenjang SMK mengundurkan diri semuanya.

Baca Juga: Tahan Honor Penyesuaian Ratusan Karyawan, Kebijakan Plt Dirut PDAM Tirtawening Kota Bandung Jadi Sorotan

“Awalnya SPMB 2025 Taman Siswa 8 murid SMP, untuk SMK itu 5 orang, untuk SMA sekitar 8. Tapi 5 orang yang SMK mengundurkan diri karena masuk sekolah negeri. SMA mulanya ada 8, tapi 3 orang mengundurkan diri. Jadi murid tinggal sekitar 5 (SMA) dengan 8 (SMP), jadi tinggal 13,” ujarnya.

Dengan minimnya murid yang mendaftar ke Taman Siswa karena terdampak kebijakan penambahan kuota rombel di sekllah negeri, Taman Siswa pun memutuskan untuk menunda kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) Tahun Pelajaran 2025/2026.

Sebab, SPMB 2025 di Taman Siswa masih berlangsung hingga akhir Juli, karena di akhir bulan sering kedatangan calon murid dari luar Kota Bandung.

“Kami belum menyelenggarakan MPLS. Pendaftaran itu sampai akhir Juli. Kadang di akhir bulan kadang-kadang ada yang datang dari luar kota. Taman Siswa sebenarnya, banyak atletnya,” ujarnya.

Taman Siswa Berharap Ada Perubahan Kebijakan

Anwar pun berharap pemerintah bisa mengubah kebijakan penambahan kuota rombel di sekolah negeri. Mengingat, keberadaan sekolah swasta ketika zaman Belanda terutama Taman Siswa, Pasundan, dan Muhammadiyah turut mencerdaskan bangsa sebelum sekolah negeri ada.

Baca Juga: Polisi Tindak 60 Pelanggar di Hari Pertama Operasi Patuh Lodaya 2025 di Kota Bandung

“Jadi tolong supaya pemerintah ya terutama Gubernur itu bijak lah. Jadikan sekolah swasta sebagai mitra, jangan jadikan kompetitor atau pesaing gitu kan,” tuturnya. (Reza/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |