Waktu untuk menuntut ilmu merupakan salah satu bagian yang penting saat kita belajar. Dalam ajaran Islam, bukan hanya merupakan sebuah kewajiban sematan, namun seorang pelajar perlu memperhatikan agar ilmunya benar-benar terserap.
Ketika seseorang belajar ilmu pengetahuan, mereka tidak hanya mengikuti jadwal maupun kurikulum yang telah tersedia.
Namun, belajar secara mandiri juga sangat perlu agar untuk memahami ilmu yang mereka pelajari, baik itu di sekolah, madrasah, pesantren maupun tempat pendidikan lainnya.
Baca juga: Hikmah Mencari Ilmu dalam Islam, Banyak Rezeki dan Cobaan Datang Tak Terduga
Seseorang yang hanya menjalankan aktivitas belajar di sekolah semata tanpa mempelajarinya kembali secara mandiri, maka kualitas ilmu yang mereka dapatkan kurang maksimal. Sebab, waktu-waktu sendiri untuk mempelajari ilmu sangat penting untuk memahaminya. Sehingga, seseorang itu akan mendapatkan ilmu dan inspirasi yang berbeda, bahkan lebih dari ilmu yang ada di sekolah.
Bahkan, ketika mereka mendapatkan kesulitan menjadi bahan pertanyaan kepada Gurunya.
Dalam Kitab Ta’limul Muta’alim yang merupakan karya Syekh Burhanuddin Al Zarnuji menjelaskan, menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban dari kita lahir hingga meninggal nantinya.
Bahkan, dalam kitab tersebut menyebutkan, Hasan bin Ziyad tetap belajar meski usianya 80 tahun.
Ia pun mengaku selama 40 tahun tidak pernah tidur dengan nyenyak. Sebab, ia sibuk mempelajari ilmu. Namun setelah itu, ia selama 40 tahun berikutnya mengeluarkan fatwa.
Dari sepenggal cerita singkat di atas, menginspirasi kita untuk senantiasa terus belajar. Meski banyak cobaan dan rintangan, namun akhirnya nanti akan bisa menikmati hasilnya.
Kemudian, waktu yang tepat untuk belajar adalah ketika masih muda. Selain karena faktor fisik yang masih kuat, otak seorang pemuda juga masih perlu diisi dengan berbagai ilmu.
Berbeda ketika sudah tua, banyak kendala yang akan mereka hadapi, baik secara fisik, pikiran dan lainnya. Meski tidak menutup kemungkinan untuk tetap belajar, namun lebih maksimal ketika masih muda.
Sedangkan waktu yang baik untuk belajar adalah menjelang waktu subuh. Kemudian, waktu antara maghrib dan isya.
Dalam waktu ini, ilmu yang kita pelajari akan lebih mudah dan cepat menempel di otak. Sehingga para ulama merekomendasikan agar belajar di waktu ini.
Terakhir, meski ada waktu khusus untuk belajar ilmu seperti uraian di atas, para ulama juga menganjurkan agar kita selalu memanfaatkan seluruh waktunya untuk belajar agar lebih bermanfaat.
Jika mengalami bosan ketika mempelajari satu bidang ilmu, maka sebaiknya pindah ke ilmu yang lain dan meneruskannya nanti pada ilmu yang sedang kita fokuskan.
Kemudian, jika sedang belajar kemudian merasa ngantuk, para ulama zaman dulu kerap menyediakan air di sampingnya. Sehingga, ketika kondisinya mengantuk, maka mereka akan meminumnya untuk mengusir kantuknya.
Dari uraian soal waktu untuk menuntut ilmu di atas, kita bisa lakukan secara perlahan agar terbiasa belajar di waktu yang dianjurkan para ulama. (Muhafid/R6/HR-Online)