harapanrakyat.com,- Debat terakhir Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Garut, Jawa Barat, telah selesai diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Garut pada Rabu (20/11/2024) malam.
Hajat politik 5 tahunan untuk periode 2024-2029 ini hanya diikuti oleh 2 pasangan calon yakni Helmi Budiman-Yudi Nugraha (nomor urut 1) dan Abdusy Syakur-Putri Karlina (nomor urut 2).
Baca Juga: Mobil Bak Terbuka Masuk Jurang di Garut, Evakuasi Kendaraan Berjalan Sulit
Aksi Saling Sindir Antar Paslon dalam Debat Terakhir Pilkada Garut
Debat terakhir Pilkada Garut sempat memanas kala antar paslon melemparkan pertanyaan bernada sindiran. Momen itu terjadi ketika calon wakil bupati nomor urut 2, Putri Karlina mengajukan pertanyaan kepada calon wakil bupati nomor urut 1, Yudi Nugraha.
“Koalisi pasangan nomor 1 lebih sedikit dibandingkan pasangan nomor 2. Bagaimana Anda memandang untuk mengkonsolidasi untuk bisa rukun antara lawan politik terdahulu dan nanti jika berjalan,” tanya Putri.
Yudi Nugraha, calon wakil bupati nomor urut 1, menjawab dengan senyuman. Ia menegaskan koalisi yang sedikit bukanlah masalah besar.
“Untuk hal seperti itu (koalisi kecil) bukan hanya terjadi kali ini saja, ketika masa Rudy-Helmi (Bupati-Wakil Bupati periode 2019-2024) hanya diusung 10 kursi, namun berhasil membangun kabupaten Garut,” ujar Yudi dilihat dari akun YouTube KPU Garut, Kamis (21/11/2024).
Ia mencontohkan pembangunan infrastruktur seperti jalan baru, pembangunan GOR, serta kerja sama dengan Pemerintah Pusat dalam proyek jalan tol yang menghubungkan Garut dengan kawasan lainnya.
“Kita lihat pembangunan jalan baru, kemudian GOR yang akan digunakan pak Syakur dan bu Putri untuk kampanye akbar. Bahkan sinkronisasi dengan Pemerintah Pusat tentang Getaci, membangun lingkar Musadad dan Cipanas, di mana jalan TOL ini alat transportasi yang spektakuler untuk kemajuan masyarakat Garut,” kata Yudi.
Ketua Partai Tak Mencalonkan Diri di Pilkada Garut
Yudi juga menegaskan, persoalan kolaborasi dengan parlemen itu adalah hal yang biasa. Sebaliknya, yang sulit justru ketua DPC partai yang mampu mencalonkan diri menjadi kontestan Pilkada.
Yudi dan Helmi pun mengklaim sebagai satu-satunya calon dari ketua Partai PKS dan PPP yang telah mempertanggungjawabkan amanat konstitusi.
“Bagi kami itu bukan kendala, tapi itu tantangan. Jadi permasalahan seperti itu bukan permasalahan yang sulit, yang sulit itu bagaimana pesta demokrasi, ketua partai mampu mencalonkan bupati atau wakil bupati. Itu yang paling susah. Kami di sini, kami hadir mempertanggungjawabkan konstitusi dan amanat Undang-Undang. Ingat ketua partai harus bertanggung jawab, dan menyajikan demokrasi di Kabupaten Garut, itu yang paling susah, itu yang paling berat. Terbukti calon yang hadir dari ketua partai hanya kami,” sindirnya.
Baca Juga: Ada 2 Aksi Buruh di Garut, Tuntutan: Pemerintah Harus Patuh Atas Putusan MK
Putri kemudian merespon sindiran Yudi. Ia mengklaim partainya saat ini tidak mengedepankan ego. Sebaliknya, partainya telah berhasil melakukan kaderisasi sehingga melahirkan calon pemimpin perempuan dan anak muda.
“Terkait sindiran bahwa ketua partai dari kubu kami tidak berhasil, keberhasilan mereka (para ketua partai) adalah mengkaderisasi pemimpin kaum perempuan dan pemimpin anak muda bagi Kabupaten Garut. Yang mana itu lebih berharga daripada sekedar mementingkan egoisme pribadi,” tutup Putri.
Debat terakhir Pilkada Garut yang berlangsung aman dan tertib ini tidak memerlukan pengamanan ekstra dari aparat keamanan. Kedua pasangan calon bubar dengan tertib setelah debat, di bawah pengawalan aparat TNI-Polri. Dengan selesainya debat ini, Pilkada Garut menuju babak akhir, yang akan menentukan siapa yang akan memimpin Garut untuk periode 2024-2029. (Pikpik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)