Menelusuri Jejak Tugu Koperasi Nasional Tasikmalaya

1 day ago 5

Tugu Koperasi Nasional Tasikmalaya berdiri di jantung Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Monumen bersejarah ini menjadi tanda penting dalam perjalanan gerakan koperasi di Indonesia. 

Baca Juga: Situs Makam Van Beck, Jejak Eropa di Tengah Cigugur Kuningan

Menelusuri Jejak Sejarah Tugu Koperasi Nasional Tasikmalaya

Tugu Koperasi Nasional pertama kali dibangun pada tahun 1950. Tugu bersejarah ini menjadi saksi bisu atas keberadaan Kongres Koperasi Pertama yang terselenggara pada tanggal 12 Juli 1947 di kota santri.

Kongres Koperasi Pertama

Tugu Koperasi Nasional berada di Kelurahan Sukamanah, Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Lebih tepatnya, tugu ini berada di Jalan Dr. Moch Hatta no. 63.

Seperti penjelasan sebelumnya, Tugu Koperasi Nasional berkaitan erat dengan Kongres Koperasi Pertama di Tasikmalaya. Kongres ini menandai titik awal persatuan gerakan koperasi di Indonesia. 

Dalam sejarahnya, kongres tersebut akhirnya melahirkan beberapa keputusan krusial. Salah satunya adalah pembentukan Sentral Tugu Koperasi Nasional. Selain itu, tugu ini juga berperan dalam penetapan asas koperasi Indonesia yang berlandaskan atas gotong royong. 

Di sela-sela hasil kongres, peraturan dasar Sokri juga ditetapkan. Selain itu, pengurus presidium juga dibentuk dengan pimpinan Niti Soemantri. 

Dokumen yang ada menegaskan bahwa kemakmuran rakyat harus sesuai dengan pasal 33 UUD 1945. Selain itu, kemakmuran ini juga harus sesuai dengan koperasi rakyat sebagai pelaksananya. 

Kemudian, dibentuklah rencana untuk mendirikan bank koperasi sentral. Dalam hal ini, diputuskan bahwa koperasi rakyat desa harus melibatkan usaha dalam bidang konsumsi, kredit dan produksi. 

Pengingat Perjuangan para Pendiri Koperasi

Keberadaan Tugu Koperasi Nasional Tasikmalaya bukan hanya sekedar simbol sejarah saja. Namun, tugu ini juga memiliki makna yang lebih mendalam. 

Tugu Koperasi Nasional sendiri menjadi pengingat perjuangan para pendiri koperasi dalam membangun perekonomian rakyat yang mandiri dan kuat. Hal ini juga diungkapkan oleh Budi Budiman, mantan Wali Kota Tasikmalaya. 

Pada hari koperasi ke 70 tahun 2017 lalu, Budi Budiman menyebutkan bahwa Tugu Koperasi merupakan simbol penting. Hal ini berkaitan dengan simbol untuk memajukan anggota dan masyarakat, demi kesejahteraan masyarakat pula. 

Sebagai informasi, desain Tugu Koperasi mengambil bentuk menyerupai padi dan jagung. Keduanya melambangkan hasil bumi yang menjadi salah satu sektor paling utama di Indonesia. 

Sementara itu, terdapat ornamen roda bergerigi di bagian bawah tugu. Ornamen ini melambangkan perputaran ekonomi yang harapannya bisa terus berkembang dan maju. 

Tugu Memiliki Nilai Sentimental Tinggi

Bagi masyarakat Tasikmalaya, Tugu Koperasi Nasional memiliki nilai sentimental yang sangat tinggi. Tugu ini menjadi kebanggaan dan identitas kota. Bahkan, tugu juga menjadi pengingat akan peran pentingnya Kota Tasikmalaya dalam sejarah koperasi di Indonesia. 

Di sekitar tugu, terdapat taman yang sering menjadi lokasi berkumpul dan bersantai bagi masyarakat. Tak jarang, tugu ini juga menjadi latar belakang berbagai aktivitas edukasi dan sosialisasi tentang koperasi. 

Bangunan Penting di Sekitar Tugu

Tugu Koperasi Nasional Tasikmalaya berdiri kokoh di sepanjang jalan Mohamad Hatta No. 63, Sukamanah. Bangunan ini mudah terlihat karena berada di jalan protokol dengan lalu lalang kendaraan tinggi. 

Tugu Koperasi Nasional sendiri masih berdiri dengan pagar dan bunga-bunga hias cantik. Sayangnya, bangunan tugu sudah sedikit kusam karena cat warna putihnya yang mulai memudar. 

Di dekat Tugu Koperasi, terdapat beberapa bangunan yang memiliki sejarah penting. Bangunan-bangunan ini pernah berguna sebagai tempat acara kongres koperasi pertama. 

Baca Juga: Perjalanan Kerajaan Sumedang Larang, Mulai Masa Kejayaan hingga Keruntuhannya

Konon katanya, bangunan tersebut pernah menjadi pabrik tekstil. Sayangnya, beberapa bangunannya sudah rusak, terlihat jelas dari genteng-genteng yang sudah terbongkar. 

Simbol Perjuangan Ekonomi Kerakyatan

Tugu Koperasi yang berdiri di Jalan Moh Hatta, Kecamatan Tawang, bukan hanya sekadar penanda kota. Monumen ini merekam lahirnya semangat koperasi Indonesia, sebuah tonggak penting dalam perjuangan ekonomi rakyat.

Kini, Pemerintah Kota Tasikmalaya tengah mengupayakan agar Tugu Koperasi menjadi cagar budaya nasional. Besar harapan, langkah ini mampu memperkuat nilai sejarah sekaligus membuka ruang baru bagi edukasi publik.

Dukungan dari Pemerintah Pusat

Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra, mengungkapkan bahwa Kementerian Kebudayaan melalui Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX merespons positif pengajuan tersebut.

“Ada harapan besar agar Tugu Koperasi segera mendapatkan pengakuan sebagai cagar budaya nasional. Ini bukan hanya soal bangunan, tapi nilai perjuangan ekonomi rakyat yang perlu dilestarikan,” ujar Diky pada Selasa (27/5/2025) silam.

Pengakuan sebagai cagar budaya rupanya memiliki nilai strategis. Selain menjaga warisan sejarah, juga menjadi sarana edukasi bagi generasi muda untuk memahami peran koperasi sebagai pilar ekonomi kerakyatan.

Menurutnya, upaya ini juga bagian dari strategi pengembangan pariwisata Tasikmalaya. Dengan keterbatasan potensi wisata alam, kota ini diarahkan untuk memperkuat destinasi berbasis sejarah dan budaya.

Potensi Wisata Edukatif

Sebagai simbol perjuangan ekonomi rakyat, Tugu Koperasi berpeluang menjadi pusat wisata edukatif. Pengunjung bisa menelusuri jejak gotong royong dan kemandirian ekonomi yang menjadi landasan berdirinya koperasi di Indonesia.

Langkah konkret juga ditunjukkan lewat dukungan dari pemerintah pusat. Dalam pertemuan dengan Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada 24 Mei lalu, Diky Chandra bersama anggota DPR RI Alfiansyah Komeng dan Zamroni mengusulkan agar kawasan di sekitar tugu berkembang menjadi zona budaya dan pendidikan untuk wilayah Priangan Timur.

Melestarikan Semangat Koperasi

Di era modern seperti saat ini, Tugu Koperasi Nasional tetap memiliki relevansi dan makna penting. Tugu menjadi salah satu alternatif untuk membangun ekonomi kerakyatan yang tangguh dan berkelanjutan. 

Semangat gotong royong dan kemandirian yang menjadi dasar koperasi masih relevan hingga saat ini. Berdasarkan hal tersebut, penting untuk menjaga kelestarian Tugu Koperasi Nasional. 

Baca Juga: Benteng Speelwijk Banten, Mengulas Jejak Kekuasan Belanda Tempo Dulu

Melestarikan Tugu Koperasi ini bukan hanya soal menjaga warisan sejarah saja. Namun juga menjaga semangat dan nilai-nilai luhur koperasi yang harus terus kita lestarikan. Implementasi nilai-nilai tersebut penting dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Tugu Koperasi Nasional Tasikmalaya menjadi pengingat penting terkait perjalanan Kongres Koperasi Pertama di kota santri. Tugu bersejarah ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Tasikmalaya. Maka dari itu, penting untuk bersama-sama dalam menjaga dan memelihara Tugu Koperasi Nasional Tasikmalaya agar tetap berdiri tegak, bersih dan indah. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |