Sejarah Raden Walangsungsang, Anak Prabu Siliwangi dan Keturunan Pajajaran

3 hours ago 6

Sejarah Raden Walangsungsang tak lepas dari silsilah dalam garis keturunan Prabu Siliwangi. Ia merupakan putra mahkota Kerajaan Pajajaran, yakni anak dari Prabu SIliwangi atau Prabu Jayadewata dan istrinya, Nyai Mas Subanglarang. Ibunda Raden Walangsungsang sendiri masih keturunan Tionghoa yang memeluk agama Islam, jauh sebelum menikah dengan Prabu Siliwangi. 

Awalnya, Raden Walangsungsang menganut ajaran Sunda Wiwitan. Ajaran tersebut mengharuskan ia untuk percaya kepada leluhurnya. Namun, setelah mendapatkan mimpi yang terus berulang, akhirnya ia memutuskan untuk memperdalam ajaran agama islam. 

Baca Juga: Jejak Situs Keramat Makam Jabang Bayi Cirebon

Sejarah Raden Walangsungsang Sebagai Sosok Penting dalam Penyebaran Islam

Sebagai informasi, Prabu Siliwangi merupakan sosok yang memeluk agama Hindu-Budha. Meskipun begitu, Nyai Subanglarang tetap mengajarkan islam kepada anak-anaknya, termasuk Raden Walangsungsang. Bahkan, diketahui bahwa Raden Walangsungsang merupakan sosok yang bersejarah dalam penyebaran islam di wilayah Jawa Barat. 

Awal Tertarik dengan Ajaran Islam

Sejak kecil, Raden Walangsungsang sudah mendapatkan didikan dan pengajaran khusus untuk menjadi penerus tahta kerajaan. Ia memiliki kecerdasan soal kepemimpinan. Selain itu, ia juga berhasil menguasai berbagai ilmu kesaktian, baik dari guru-guru kerajaan maupun ayahnya sendiri, Prabu Siliwangi. 

Suatu Malam, Raden Walangsungsang bermimpi bertemu dengan seorang laki-laki yang memperkenalkan ajaran islam kepadanya. Dalam mimpi tersebut, Raden Walangsungsang merasakan kehangatan dan kedamaian. Bahkan ia merasakan ada cahaya khusus yang berhasil menerangi jiwanya. 

Sejarah berikutnya, Raden Walangsungsang menceritakan mimpi tersebut kepada ibunya dan adiknya, Rara Santang. Mendengar hal tersebut, Nyai Subanglarang merasa senang. Ia begitu bersyukur dan menafsirkan bahwa mimpi tersebut merupakan hidayah bagi putarnya. 

Pergi dari Istana untuk Memperdalam Ilmu Islam

Ada yang mengatakan bahwa sosok laki-laki dalam mimpi Raden Walangsungsang adalah Syekh Nurjati. Beliau merupakan salah satu ulama terkenal dari Cirebon. Hal inilah yang menjadi cikal bakal Raden Walangsungsang mencari sosok tersebut sebagai guru. 

Baca Juga: Museum Cave AI Lotus, Wisata Heritage di Keraton Kasepuhan Cirebon

Nyai Subanglarang kemudian menjelaskan bahwa ajaran dalam mimpi Raden Walangsungsang merupakan Islam. Ia mengajarkan bahwa agama tersebut merupakan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Sejarah Raden Walangsungsang mengambil keputusan besar untuk meninggalkan istana Pajajaran. Bukan tanpa alasan, keputusan tersebut lantaran ia yang ingin memperdalam ilmu islam. Di mana, ajaran tersebut merupakan salah satu pengetahuan penting yang didapatkan dari sang ibunda. 

Kemudian, Raden Walangsungsang memulai perjalanan dengan berguru kepada Syekh Nurjati di Gunung Jati. Perjalanan ini berlangsung setelah mendapat izin dari Prabu Siliwangi. Bersama adiknya, Rara Santang, Raden Walangsungsang mulai berguru dan mempelajari lebih dalam soal islam. 

Cikal Bakal Kesultanan Cirebon

Setelah memperdalam ilmu agama Islam, Raden Walangsungsang mendirikan sebuah pemukiman yang kaya sejarah. Ia mendirikan pemukiman tersebut di tepi Pantai Cirebon. Saat itu, wilayah ini masih berupa desa yang sangat kecil. 

Seiring berjalannya waktu, pemukiman menjadi berkembang dan besar. Hal inilah yang menjadi cikal bakal Kesultanan Cirebon. Dalam sejarahnya, Kesultanan Cirebon menjadi salah satu pusat penting dalam penyebaran islam di Jawa Barat. 

Selama masa kepemimpinannya, Raden Walangsungsang terkenal dengan nama Pangeran Cakrabuana. Ia mendirikan Kesultanan Cirebon dengan berlandaskan ajaran agama Islam. Meskipun begitu, Raden Walangsungsang tetap menghormati serta memadukan agama dengan budaya lokal yang telah ada. 

Dakwah dengan Seni dan Budaya

Raden Walangsungsang menyebarkan agama islam dengan pendekatan inklusif. Hasilnya, apa yang diajarkan mulai diterima oleh masyarakat setempat. Ajaran tersebut tetap dijalankan tanpa menghilangkan identitas budaya masyarakat terdahulu. 

Salah satu bentuk dakwah Raden Walangsungsang adalah melalui seni budaya. Ia memadukan islam dengan berbagai tradisi lokal, sehingga masyarakat mudah menerima ajaran tersebut. Sebagai contoh, ia memadukan tradisi lokal seperti wayang dan gamelan sebagai media dakwah. Pendekatan ini terbilang efektif, tanpa menimbulkan konflik dengan budaya masyarakat setempat. 

Baca Juga: Asal Usul Berokan Indramayu, Kesenian yang Memunculkan ‘Monster Seram’

Sejarah Raden Walangsungsang membawa peran penting dalam penyebaran Islam di Jawa Barat. Sebagai inisiator Kesultanan Cirebon, sejarah Raden Walangsungsang tak hanya menyebarkan ajaran Islam saja. Namun juga membangun pondasi kebudayaan Islam dengan tetap menghormati unsur kearifan lokal. Hasilnya, Cirebon bisa berkembang sebagai pusat penyebaran Islam berpengaruh, sekaligus memberikan wawasan berharga yang masih dirasakan hingga sekarang. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |