Asteroid tipe M adalah salah satu jenis asteroid dalam klasifikasi spektral yang memiliki karakteristik unik serta nilai ilmiah dan ekonomi yang tinggi. Huruf M dalam klasifikasi ini berasal dari kata “metallic” atau logam, menunjukkan kandungan logam yang signifikan di dalamnya. Asteroid M-type umumnya tampak kemerahan dan cukup gelap karena memiliki albedo sedang, sehingga memantulkan cahaya secara moderat.
Baca Juga: Asteroid 2025 KF Melintasi di Dekat Bumi dengan Aman
Asteroid Tipe M Mirip dengan Meteorit Besi
Jadi, asteroid adalah sisa-sisa berbatu yang terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun lalu dan merupakan material tersisa dari proses awal pembentukan tata surya. Sebagian besar asteroid berada di sabuk asteroid utama, yaitu wilayah luas yang terletak di antara planet Mars dan Jupiter. Ketebalan sabuk asteroid ini rupanya mencapai sekitar 1 satuan astronomi (SA).
Seperti planet, asteroid juga mengorbit Matahari. Dari berbagai jenis asteroid yang ada, tipe logam atau M-type merupakan jenis ketiga yang paling banyak ilmuwan temukan. Di dalam sabuk asteroid, terdapat beberapa kelompok atau keluarga asteroid dengan perkiraan usia yang berbeda.
Misalnya, keluarga Karin yang menurut perkiraan terbentuk sekitar 5,7 juta tahun lalu dari pecahan sebuah benda induk tunggal. Keluarga Veritas terbentuk sekitar 8,3 juta tahun lalu, sedangkan keluarga Datura jauh lebih muda dengan usia hanya sekitar 53.000 tahun.
Selain itu, spektrum asteroid tipe M sangat mirip dengan meteorit besi dan enstatit chondrites, yaitu meteorit yang tersusun dari butiran nikel-besi dalam enstatit atau silikat kaya magnesium. Asteroid M-type umumnya dapat kita temukan di area sabuk asteroid. Secara umum, asteroid ini mengandung mineral silikat dan unsur logam seperti nikel serta kobalt. Salah satu contoh asteroid M-type adalah Hygeia.
Detail Karakteristik
Sebagian besar asteroid M-type memiliki kecerahan sedang, dengan albedo antara 0,1 hingga 0,2, meskipun beberapa di antaranya memiliki albedo hingga 0,3. Beberapa asteroid ini tersusun dari nikel-besi, baik murni maupun dicampur dengan sedikit batuan. Material ini berasal dari inti logam asteroid yang terdiferensiasi dan kemudian terfragmentasi akibat benturan, serta menjadi sumber meteorit besi.
Spektrum asteroid inni umumnya datar hingga kemerahan dan biasanya tidak memiliki ciri spektral yang mencolok, meskipun kadang terdapat fitur absorpsi lemah di panjang gelombang sekitar 0,55 mikrometer dan 0,75 mikrometer.
Beberapa asteroid tipe M memiliki komposisi yang tidak pasti atau menunjukkan inkonsistensi. Karena permukaannya memantulkan cahaya sedang hingga tinggi. Permukaan asteroid ini memerlukan lebih banyak cahaya ketimbang tipe C atau S.
Ciri khas spektralnya menunjukkan dominasi logam dengan sedikit atau tanpa silikat atau karbon. Beberapa asteroid M-type juga menunjukkan keberadaan mineral silikat dalam jumlah kecil, menandakan keragaman komposisi dalam kelompok ini.
Selain itu, citra radar sering digunakan untuk mempelajari asteroid ini. Karena dapat mendeteksi permukaan padat dan kandungan logam dengan akurasi lebih tinggi dari metode optik biasa.
Lokasi Asteroid M-type
Sebagian besar asteroid tipe M berada di tengah sabuk asteroid. Di sabuk asteroid terdapat jutaan asteroid dengan ukuran lebih dari 1 km, sementara asteroid yang lebih kecil jumlahnya jauh lebih banyak. Jarak rata-rata antar asteroid di sabuk ini meurut perkiraan sekitar 1 juta km, sehingga pesawat antariksa dapat menavigasi wilayah ini dengan risiko yang relatif rendah.
Baca Juga: Asteroid 2024 YR4, dari Ancaman Bumi Menuju Potensi Tabrakan dengan Bulan
Riwayat Penemuan Asteroid
Sebenarnya kisah penemuan Asteroid ini bermula dari rasa ingin tahu para ahli astronomi terhadap anomali yang ada dalam Hukum Bode. Hukum Bode sendiri merupakan sebuah teori yang mencoba untuk menjelaskan jarak relatif antara planet-planet dalam tata surya dengan matahari. Akan tetapi, rupanya teori ini memiliki kelemahan terutama pada saat menjelaskan posisi Neptunus dan juga Pluto.
Sekitar 1 Januari 1801 sebuah terobosan datang dari seorang astronom, yakni Giuseppe Piazzi. Astronom tersebut telah mengklaim menemukan sebuah objek yang ada di antara Mars dan juga Jupiter. Meski awalnya ia pun mengira kalau objek tersebut adalah komet, Bode meyakini kalau planet tersebutlah yang selama ini dicari.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Karl Friedrich Gauss, seorang matematikawan terkenal asal Jerman. Frederick berhasil mengestimasi orbit dari objek tersebut dan objek tersebut pun ia beri nama Ceres. Ceres sendiri ia ambil dari nama dewi pertanian Romawi. Setelah menemukan Ceres, pada objek serupa terus berlanjut seperti Pallas di tahun 1802, Juno pada tahun 1804, dan juga Vestas pada tahun 1807. Ini termasuk dalam misi penemuan Asteroid tipe M.
Akan tetapi, semakin banyaknya objek serupa yang mereka temukan mampu membuat berpikir ulang. Mereka juga menyadari kalau tersebut terlalu kecil untuk dikategorikan sebagai planet. Maka dari situlah muncul istilah Asteroid atau Planetoid guna menggambarkan objek objek tersebut.
Meski begitu, menurut studi kasus FTTM ITB, terdapat Asteroid yang tidak mengikuti pola tersebut, yakni Vesta karena punya albedo 40% dan juga spektrumnya didominasi oleh pyroxene serta feldspar.
Contoh Asteroid M-type
Salah satu asteroid tipe M yang menarik adalah 22 Kalliope. Asteroid ini memiliki kepadatan yang diketahui secara akurat namun terlalu rendah untuk dianggap sebagai benda logam padat atau bahkan tumpukan reruntuhan logam. Jika 22 Kalliope terdiri dari tumpukan reruntuhan nikel-besi, porositasnya harus sekitar 70%, yang tidak konsisten dengan pertimbangan kepadatan material.
Baik 22 Kalliope maupun 21 Lutetia menunjukkan fitur spektral yang mengindikasikan keberadaan mineral hidrat dan silikat, albedo radar rendah yang tidak konsisten dengan permukaan logam, serta karakteristik yang lebih umum ada pada asteroid tipe C. Banyak asteroid M-type tidak sepenuhnya sesuai dengan gambaran benda logam murni.
Asteroid M-type terbesar yang rupanya adalah 16 Psyche, dengan diameter 200 km. Psyche termasuk salah satu dari sepuluh asteroid terbesar di sabuk asteroid dan massanya mewakili sekitar 1% dari total massa sabuk asteroid. Karakteristik khusus membuat ilmuwan memperkirakan bahwa 16 Psyche merupakan inti besi yang terekspos dari sebuah protoplanet yang telah hancur.
Psyche ditemukan pada tahun 1852 oleh astronom Italia Annibale de Gasparis. Kepadatan dan komposisinya yang dominan logam sejalan dengan albedo tinggi, menjadikannya salah satu asteroid paling terang di sabuk asteroid. Psyche tidak termasuk dalam keluarga asteroid manapun, meskipun tampak berasal dari sebuah benda besar. Ini merupakan satu-satunya asteroid dengan karakter inti logam yang ilmuwa temukan sejauh ini.
Baca Juga: Prospector Penambangan Asteroid Pertama di Bumi Siap Meluncur
22 Kalliope juga merupakan asteroid tipe M yang cukup besar dengan diameter 166 km. Asteroid ini ditemukan pada tahun yang sama dengan Psyche oleh astronom J.R. Hind. Kalliope sedikit asimetris, dan permukaannya sebagian terdiri dari logam nikel-besi. Kepadatan Kalliope menurut predisi sekitar 3,4 g/cm³. Namun jika dianggap sebagai tumpukan reruntuhan, kepadatan material dari contoh asteroid tipe M ini bisa mencapai 4,2–5,8 g/cm³, menunjukkan campuran logam dan silikat. Kalliope memiliki satelit bernama Linus dengan diameter 28 km yang muncul pada tahun 2001. (R10/HR-Online)