Para ilmuwan baru saja menemukan spesies laba-laba baru bernama Atrax christenseni, yang menarik perhatian karena ukurannya yang tidak biasa. Penemuan laba-laba Atrax christenseni ini menjadi bukti bahwa masih banyak spesies di Bumi yang belum teridentifikasi, menunjukkan betapa luasnya keanekaragaman hayati yang masih perlu kita eksplorasi.
Seorang penggemar laba-laba asal Australia, Kane Christensen, menemukan seekor laba-laba jaring corong Australia yang diklaim sebagai salah satu jenis paling mematikan di dunia.
“Laba-laba ini jauh lebih besar, kelenjar racunnya lebih besar, dan taringnya jauh lebih panjang,” ujar Christensen, mengutip dari Reuters, Rabu (26/2/2025).
Baca Juga: Fakta Ikan Anglerfish yang Viral Karena Terlihat di Permukaan
Karena ukuran dan bentuknya yang tidak biasa, Christensen segera menghubungi para ilmuwan di Museum Australia. Setelah melakukan penelitian, dugaan Christensen terbukti benar, laba-laba tersebut merupakan spesies baru yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya.
Mengenal Spesies Laba-Laba Atrax christenseni
Laba-laba merupakan salah satu hewan yang banyak ditakuti karena tampilannya yang tidak biasa. Meskipun sebagian besar berukuran kecil, hewan berkaki delapan ini sering kali banyak yang menganggapnya menyeramkan, sehingga banyak orang cenderung menghindarinya.
Selain bentuknya yang khas, beberapa spesies laba-laba juga memiliki bisa beracun, bahkan ada yang mematikan bagi manusia. Hal ini semakin menambah kesan menakutkan terhadap hewan ini, membuatnya kurang populer dibandingkan hewan peliharaan seperti kucing atau anjing yang lebih bersahabat.
Namun, di balik kesan menakutkannya, laba-laba tetap menjadi objek penelitian yang menarik. Baru-baru ini, tim ilmuwan di Australia menemukan spesies laba-laba baru, menambah wawasan tentang keanekaragaman dan keunikan hewan ini. Penemuan tersebut semakin membuktikan bahwa masih banyak hal di alam yang belum sepenuhnya terungkap.
Termasuk Laba-Laba Jaring Corong
Spesies laba-laba yang baru terdeteksi ini memiliki nama laba-laba Atrax christenseni. Namun, nama lainnya adalah laba-laba jaring corong.
Penemuan spesies baru ini semakin menarik karena masih termasuk dalam keluarga laba-laba jaring corong, salah satu spesies laba-laba paling berbisa di dunia. Para ilmuwan berhasil mengidentifikasinya melalui analisis perbandingan anatomi dan DNA terhadap berbagai spesies laba-laba jaring corong Sydney.
Dari penelitian tersebut, ditemukan tiga spesies berbeda, di mana dua di antaranya sudah dikenal dalam dunia sains, sementara satu spesies merupakan temuan baru.
Arachnolog Stephanie Loria dari Leibniz Institute for the Analysis of Biodiversity Change di Jerman menyebut bahwa penemuan ini sangat berharga. Menurutnya, temuan ini mengungkap keragaman tersembunyi dalam kelompok laba-laba jaring corong, menegaskan bahwa masih banyak spesies yang belum teridentifikasi di alam.
Ukurannya Lebih Besar
Para peneliti di Australia telah meneliti tiga jenis laba-laba jaring corong dan menemukan bahwa Atrax christenseni merupakan spesies baru dengan ukuran terbesar di antara ketiganya.
Sebelumnya, ilmuwan menemukan Atrax robustus di wilayah Central Coast hingga Sydney Basin. Sementara Atrax montanus terkenal sebagai laba-laba jaring corong yang menghuni Sydney Selatan. Namun, Atrax christenseni atau yang berjuluk Big Boy ini menjadi spesies baru yang lebih besar dan menghuni di daerah Newcastle.
Nama Atrax christenseni berasal dari Kane Christensen, seorang penggemar laba-laba asal Newcastle yang pertama kali membawa spesies ini kepada tim peneliti. Penemuannya terbilang sangat berharga dalam dunia arachnologi.
Laba-laba jaring corong terkenal sebagai salah satu spesies laba-laba paling berbisa di dunia. Dengan ukurannya yang lebih besar, Big Boy memiliki potensi racun yang lebih tinggi dan tidak bisa kita anggap remeh. Gigitan laba-laba berukuran besar cenderung menyuntikkan lebih banyak racun, yang bisa sangat berbahaya bagi manusia.
Baca Juga: Penemuan Fosil Gajah Purba di Bumiayu dan Sejumlah Fakta Menariknya
Racun ini mengandung sekelompok peptida yang populer sebagai delta-atracotoxin. Toxic ini dapat menyebabkan fasikulasi otot dan menghambat fungsi pernapasan serta sirkulasi darah. Gejala gigitan dapat berkembang dengan cepat, dan tanpa penanganan yang tepat, dapat berakibat fatal dalam waktu singkat.
Salah satu spesimen terbesar Atrax christenseni yang pernah ilmuwan temukan memiliki panjang tubuh hingga 9,2 cm. Sehingga menjadikannya salah satu laba-laba jaring corong terbesar yang pernah teridentifikasi. Meski begitu, kasus gigitan akibat laba-laba ini sebenarnya cukup jarang terjadi.
Ciri-ciri Fisik dan Habitat
Atrax christenseni adalah spesies laba-laba jaring corong yang memiliki ukuran tubuh mencapai 9 cm, jauh lebih besar jika kita bandingkan dengan spesies lain dalam keluarga yang sama.
Laba-laba ini memiliki tubuh berwarna hitam pekat dan mengilap, dengan taring yang panjang dan kuat. Habitat alami Atrax christenseni berada di wilayah utara Newcastle, New South Wales, Australia, di mana mereka menghuni liang yang berlapis sutra. Karena alasan konservasi, lokasi spesifik populasi laba-laba ini tidak mereka publikasikan.
Sudah Ada Sejak Lama
Ternyata, laba-laba Atrax christenseni sebenarnya telah ada sejak lama. Penemuan spesies ini merupakan hasil dari penelitian yang berlangsung selama dua dekade.
Para ilmuwan mulai mencurigai keberadaan spesies baru ini setelah menemukan perbedaan morfologi pada laba-laba jaring corong di area Newcastle. Untuk memastikan bahwa spesimen ini memang berbeda, mereka membandingkannya dengan spesimen lama yang telah disimpan di museum sejak awal abad ke-20.
Dengan bantuan teknologi modern, para peneliti berhasil mengidentifikasi perbedaan genetik antara laba-laba jaring corong dari Sydney, Sydney Selatan, dan Newcastle. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesimen dari Newcastle memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari dua spesies lainnya, sehingga dikonfirmasi sebagai spesies baru yang terpisah.
Australia memang dikenal sebagai habitat bagi berbagai jenis hewan unik, termasuk laba-laba berbisa. Keanekaragaman laba-laba di negara ini terus mengejutkan para peneliti dan masyarakat. Dengan begitu banyak spesies yang belum sepenuhnya dipahami, Australia menjadi tempat yang ideal untuk studi keanekaragaman hayati.
Baca Juga: Hewan yang Hidup Menyendiri, Ada Macan Tutul Hingga Koala
Penemuan laba-laba Atrax christenseni ini menambah wawasan baru tentang dunia arachnologi. Setelah proses penelitian yang panjang, spesies ini akhirnya teridentifikasi sebagai penghuni asli wilayah Newcastle, memperkaya pemahaman tentang fauna berbisa di Australia. (R10/HR-Online)