Pengertian Riya dalam Islam, Sifat Buruk Penghapus Pahala Amal Baik

2 months ago 33

Pengertian riya dalam Islam sangat perlu kita ketahui, apalagi sebagai muslim. Sifat tidak terpuji dalam ajaran Islam ini merupakan salah satu penyakit hati yang perlu dihindari. 

Secara bahasa, Riya berasal dari bahasa Arab dengan fi’il madhi ra’a yang memiliki arti melihat. Sedangkan asal katanya adalah rawaya yang mengikuti wazan fa’ala. 

Sedangkan secara istilah, riya atau pamer adalah menunjukkan atau memperlihatkan sesuatu dengan tujuan agar mendapatkan pujian dari orang lain. 

Baca juga: Dampak Negatif Perbuatan Riya, Tanda dan Cara Menghindarinya

Dalam konteks agama Islam, riya sendiri merupakan salah satu perbuatan tercela karena meniadakan keberadaan Allah. Sebab, ia lebih mengharapkan pujian dari manusia, sehingga ibadahnya tidak ikhlas. 

Bahkan, seorang Muslim yang melakukan riya bisa masuk dalam kategori melakukan syirik kecil kepada Allah. Artinya, orang tersebut telah menyekutukan Allah dengan yang lain, meski terbilang masih kecil. 

Karena itu, jika melakukan perbuatan tersebut sebaiknya seorang Muslim langsung bertobat dan memohon ampunan kepada Allah. Selain itu, juga berkomitmen untuk tidak mengulanginya lagi. 

Beberapa Pengertian Riya dalam Islam

Setelah mengetahui secara dasar soal riya, kita juga perlu mengetahui beberapa jenis riya yang ada dalam Islam. Ini sebagai langkah agar kita tidak melakukan perbuatan tersebut. 

Berdasarkan penjelasan dari berbagai sumber, riya terbagi menjadi dua, yakni riya besar dan kecil. 

Riya besar, merupakan perbuatan berupa ibadah maupun amal baik dengan tujuan agar orang lain melihat dan memberikan pujian. Riya jenis ini yang masuk dalam kategori syirik kecil. 

Sementara itu, yang kedua adalah riya kecil yang mana lebih halus dan kerap seseorang tersebut tidak menyadarinya. 

Salah satu ciri dari riya ini adalah niatnya tercampur. Dalam kasus ini, seseorang masih ada niat untuk beribadah kepada Allah dengan baik, namun di sisi lain di dalam hatinya ingin mendapatkan pujian juga dari manusia. 

Oleh sebab itu, jenis yang satu ini cukup sulit untuk dideteksi. Sebagai contohnya, seseorang bersedekah namun di tempat keramaian agar mendapatkan pujian dari orang lain. 

Begitu juga ketika seseorang sudah berniat shalat khusyuk di masjid, namun ia memilih tempat yang strategis agar banyak orang memperhatikan dan memujinya. 

Dalil Larangan Berbuat Riya

Dari pengertian riya dalam Islam di atas, Al Quran dan Hadis juga menegaskan bahwa perbuatan tersebut sangat dilarang dalam Islam. Selain bisa menghapus pahala kebaikan, juga menjadi bagian dari dosa besar, yakni syirik. 

Hal ini juga secara tegas termaktub dalam Al Quran Al Baqarah ayat 264 yang berbunyi: 

Kemudian, Rasulullah juga mengingatkan agar umatnya tidak melakukan perbuatan tercela tersebut. 

Lantaran perbuatan tersebut sangat membahayakan bagi Muslim, sebagai langkah antisipasinya adalah dengan meluruskan niat ibadah maupun perbuatan baik karena Allah. 

Selain itu, terus berlatih ikhlas secara perlahan dari segala perbuatan kita, baik itu dalam ibadah maupun amal baik kepada sesama manusia. Termasuk juga belajar menjauhi sifat ingin mendapatkan pujian dari orang agar kita terbebas dari riya. 

Baca juga: Bahaya Sifat Kikir dan Ancaman yang Mengintai Bagi Muslim

Yang tidak kalah penting juga adalah kita senantiasa berusaha dan berdoa agar dijauhkan dari sifat tersebut. Kemudian selalu memohon ampun kepada Allah dari berbagai niat, perbuatan dan pernyataan kita. 

Demikian pengertian riya dalam Islam sebagai bahan untuk renungan kita dalam menjalani hidup di dunia, baik saat menjalankan ibadah maupun dalam urusan sosial. (Muhafid/R6/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |