Prediksi zaman es di Bumi memberikan wawasan baru. Sejak pembentukannya, Bumi telah melalui berbagai periode iklim yang beragam. Proses ini mencerminkan evolusi planet yang memakan waktu miliaran tahun untuk mencapai kestabilan iklim seperti yang kita kenal sekarang.
Baca Juga: Zat Perusak Ozon, Klorofluorokarbon hingga Bromoklorometana
Sebelumnya, Bumi telah mengalami beberapa periode zaman es. Nah, ada kemungkinan bahwa fenomena serupa bisa terjadi lagi di masa depan.
Prediksi Zaman Es di Bumi yang Sebenarnya
Berbicara tentang Planet Bumi memang tak akan pernah ada habisnya. Meskipun manusia tinggal di planet ini, masih banyak misteri yang belum terungkap.
Menurut perkiraan, Bumi terbentuk miliaran tahun yang lalu. Selama perkembangannya, banyak peristiwa unik yang telah terjadi. Bumi telah melalui berbagai zaman iklim ekstrem, seperti zaman es, yang hingga kini masih menjadi topik menarik untuk kita bahas.
Namun, seiring dengan perkembangan manusia, kerusakan yang timbul semakin parah. Hal ini menyebabkan ancaman perubahan iklim yang dapat membahayakan kelangsungan hidup makhluk hidup di Bumi.
Perubahan Iklim
Dampak perubahan iklim sudah mulai terasa saat ini, terlihat dari cuaca yang semakin tidak menentu, efek rumah kaca, dan berbagai perubahan lingkungan lainnya. Fenomena ini menjadi isu yang sangat penting untuk diperhatikan oleh manusia.
Salah satu penyebab utama perubahan iklim adalah meningkatnya pelepasan karbon yang terperangkap di atmosfer, yang berkontribusi pada pemanasan global. Akibatnya, suhu Bumi semakin panas dan menghangat.
Sejak tahun 2023, suhu Bumi terus meningkat, yang terlihat jelas dari mencairnya es di Kutub Utara. Namun, sebuah penelitian mengejutkan banyak orang dengan menyebutkan bahwa zaman es di Bumi bisa saja terjadi lagi. Penemuan ini memunculkan berbagai pertanyaan tentang penyebab dan kemungkinan terjadinya kembali periode zaman es tersebut.
Perkiraan Kembalinya Zaman Es
Ketika suhu Bumi semakin memanas, perkiraan zaman es di Bumi kembali menjadi hal mustahil. Mulai sekitar 2,5 juta tahun lalu, Bumi memang memasuki zaman es.
Ini menjadi era terpenting yang ada di revolusi planet ini. Periode interglasialnya cukup berurutan, muncul dari glasiasi terakhir sekitar 11.700 tahun lalu.
Hal itu membuat peneliti melakukan analisis terbaru. Analisis menunjukkan zaman es bahkan bisa saja ini kembali muncul.
Sebuah artikel berjudul Distinct Roles for Precession, Obliquity, and Eccentricity in Pleistocene 100-kyr Glacial Cycles membahas kemungkinan kembalinya zaman es. Artikel ini diterbitkan dalam Jurnal Science Volume 387 Nomor 6737 oleh Stephen Barker dan tim peneliti.
Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Misteri Asteroid yang Membunuh Dinosaurus di Bumi
Dalam jurnal tersebut, para peneliti mengungkapkan bahwa permukaan zaman es berikutnya bisa muncul dalam waktu sekitar 10.000 tahun lagi. Namun, jika tidak karena perubahan iklim yang disebabkan oleh ulah manusia, fenomena ini mungkin akan terjadi secara alami.
Prediksi ini muncul berdasarkan interpretasi baru mengenai perubahan kecil dalam orbit Bumi. Orbit Bumi terhadap Matahari mengalami perubahan signifikan yang dapat mempengaruhi iklim global. Perubahan ini diperkirakan akan menimbulkan efek besar terhadap iklim Bumi, yang dampaknya akan terasa selama periode ribuan tahun ke depan.
Peneliti melacak prediksi zaman es di Bumi dengan melihat siklus alami lanet ini selama periode satu juta tahun. Temuan mereka akhirnya memberikan wawasan baru terkait sistem iklim di Bumi.
Iklim Bumi Selama Satu Juta Tahun
Prediksi zaman es di Bumi akan muncul kembali ini berdasarkan penelitian iklim planet selama satu juta tahun ke belakang. Peneliti melacak siklik dan menemukan catatan iklim yang signifikan.
Para peneliti melihat catatan yang mendokumentasikan perubahan ukuran es di daratan seluruh belahan Bumi Utara dan suhu laut dalam. Mereka juga mencocokkan perubahan dengan variasi siklus kecil dalam bentuk orbit Bumi terhadap Matahari, goyangannya, hingga sudut kemiringan poros.
Menariknya, penelitian ini juga menyebut bahwa bisa saja CO2 memiliki peran lebih kecil dalam menentukan zaman es. Perkiraan sebelumnya, CO2 memiliki peran yang lebih besar.
Sisi buruk dari presiksi ini adalah mengenai pemanasan akibat peningkatan CO2. Pemanasan ini kemungkinan akan semakin kecil dalam beberapa dekade mendatang.
Pada setiap glasiasi dalam 900.000 tahun terakhir, semua mengikuti pola yang sudah terprediksi. Pola ini muncul secara alami.
Namun, itu semua berlangsung tanpa adanya emisi rumah kaca seperti saat ini. Kini Bumi seharusnya ada di tengah interglasial yangs tabil.
Untuk itu, zaman es berikutnya kemungkinan mulai beberapa milenium ke depan. Artinya, itu sekitar 10.000 tahun dari sekarang.
Baca Juga: Berat Jenis Tanah, Pengertian, Manfaat hingga Cara Mengukurnya
Prediksi zaman es di Bumi ini memberikan pengetahuan baru. Ini semua baru prediksi yang muncul dari berbagai penelitian. Tidak ada yang tahu apakah benar-benar terjadi karena adanya perubahan iklim. (R10/HR-Online)