Sejarah Perjuangan Pahlawan RI, Padjonga Daeng Ngalle

1 week ago 9

Padjonga Daeng Ngalle merupakan salah satu pejuang nasional yang berasal dari Takalar, Sulawesi Selatan. Tak banyak yang tahu bahwa ia menjadi salah satu pejuang yang sangat ditakuti oleh kolonial Belanda. Hal tersebut tak lepas dari kegigihannya dalam menjadi garda terdepan dalam membela bumi Nusantara. 

Baca Juga: Sejarah A.A. Maramis dan Perjuangannya bagi Indonesia

Kisah Hidup dan Perjuangan Padjonga Daeng Ngalle

Catatan sejarah Padjonga Daeng memang sangat terkenal di kalangan masyarakat Takalar. Sebagai salah satu Pahlawan Nasional, ia menjadi teladan karena keberaniannya dalam melawan penindasan dan ketidakadilan yang dilakukan oleh penjajah Belanda. 

Kepahlawanannya tidak hanya dikenang di daerah asalnya, tetapi juga menginspirasi perjuangan melawan kolonialisme di Indonesia. Keberanian dan dedikasinya menjadi simbol semangat perlawanan terhadap ketidakadilan yang berlangsung pada masa itu.

Biografi Singkat Padjonga Daeng

Padjonga Daeng terkenal sebagai sosok pahlawan yang mampu membangkitakan semangat para pemuda Indonesia. Kehadirannya menjadi salah satu tonggak utama dalam melawan kekejaman kolonial Belanda. 

Pajonga Daeng terlahir di Takalar, Sulawesi Selatan pada tahun 1901. Ia merupakan putra dari pasangan Hajina Daeng Massaung Karaeng Ilangari Mangkura dan Hapipah Daeng Ngintang. Kedua orang tuanya merupakan kalangan bangsawan dari Polongbangkeng. 

Pajonga Daeng merupakan sosok teladan yang baik. Ia memiliki rasa semangat yang besar, berpendirian teguh, ikhlas, dan jujur. Sifatnya ini selalu terlihat bagi siapa saja yang mengenalnya. 

Sewaktu masih muda, Padjonga Daeng Ngalle telah memiliki rasa semangat juang yang tinggi. Sifatnya ini terlihat dari keinginannya yang begitu besar, yakni untuk memerdekakan bangsa dan negaranya. 

Ada sebuah kisah menarik dalam sejarah, di mana wilayah Indonesia Timur akan diberikan kemerdekaan oleh bangsa Belanda. Bagi sebagian orang, hal ini memberikan ruang lega setelah melalui perjalanan pemberontakan yang begitu panjang.

Namun, lain halnya dengan tokoh Padjonga Daeng. Memiliki jiwa patriotisme yang begitu besar, ia menolak mentah-mentah pengakuan tersebut. 

Penolakan ini sejalan dengan arti kemerdekaan Indonesia yang merupakan hasil dari perjuangan darah. Bukan semata-mata hasil dari pemberian bangsa Belanda.   

Saat itu, Padjonga Daeng secara tegas menolak pengakuan atas Negara Indonesia Timur. Nama tersebut merupakan hasil gagasan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Hubertus Johannes van Mook. Menanggapi hal tersebut, Padjonga Daeng memilih untuk membentuk laskar perlawanan terhadap tentara Belanda. 

Baca Juga: Sejarah Kyai Mojo, Ulama Besar di Perang Jawa

Setelah masa perjuangannya, Pajonga Daeng wafat di Takalar, Sulawesi Selatan pada tanggal 23 Februari 1958. Berkat jasanya yang tinggi, ia mendapatkan gelar dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Pahlawan Nasional. Keputusan ini berdasarkan SK Presiden RI No. 085/TK/Tahun 2006.

Di samping itu, Padjonga Daeng Ngalle juga mendapatkan penghargaan sebagai Bintang Mahaputra Adipradana. Sosoknya diabadikan menjadi patung bersejarah di Kabupaten Takalar.

Sejarah Perjuangan Padjonga Daeng

Padjonga Daeng merupakan seorang pejuang pembentukan Republik Indonesia dalam Revolusi Nasional. Saat itu, ia menjabat sebagai Ketua Laskar Gerakan Muda Bajoang dan Koordinator Serangan di Sulawesi Selatan.

Pada tahun 1934, Padjonga Daeng menjadi kepala pemerintahan distrik. Kemudian, tahun 1945, pahlawan asal Sulawesi ini mengikuti konferensi raja-raja untuk mendukung pemerintah RI. Ia datang bersama beberapa bangsawan seperti Andi Mappanyukki, Andi Djemma, Andi Bau Massepe, dan Andi Pettarani.

Setelah itu, Padjonga Daeng menjadikan Polongbangkeng sebagai pusat gerakan yang menggantikan posisi Makassar. Ia mempersatukan tokoh pemuda perjuangan dari berbagai wilayah termasuk Makassar, Takalar, Gowa, dan Bantaeng. 

Dalam sejarahnya, Padjonga Daeng mempertahankan proklamasi dengan membentuk Laskar Gerakan Muda Bajoang. Kelompok ini menjadi wadah perjuangan bersenjata yang sangat penting.

Pada bulan juli 1946, Van Mook yang merupakan pimpinan Belanda menggelar Konferensi Melano. Konferensi tersebut berlangsung untuk membentuk Negara Indonesia Timur. 

Mengetahui hal ini, Padjonga Daeng Ngalle langsung membuat strategi untuk melangsungkan konferensi antar laskar di Sulawesi Selatan. Hal ini bertujuan untuk menyatukan kelompok, guna membangun visi strategis dalam menggelar pertempuran. 

Sebagai informasi, pertemuan dalam konferensi ini dihadiri oleh 19 laskar. Kelompok yang ada kemudian membentuk LAPRIS atau Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi. 

Hasil konferensi memutuskan satu tekad untuk mendukung pemerintah RI sebagai satu satunya pemerintahan yang sah. Pemerintahan ini di bawah binaan dari Gubernur Sam Ratulangi. 

Padjonga Daeng kemudian memberikan pengumuman yang sangat penting. Ia menyatakan bahwa daerahnya merupakan bagian dari wilayah Indonesia. 

Baca Juga: Biografi Syafruddin Prawiranegara, Sejarah Pahlawan Nasional

Dalam Sejarahnya, Padjonga Daeng tak pernah berhenti berjuang meskipun Indonesia telah dinyatakan merdeka. Ia terus menjadi kebanggaan warga Takalar, berkat keberanian dan kegigihannya dalam memberikan perlawanan terhadap kolonial Belanda. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |