harapanrakyat.com,- Terdakwa kasus pungli rutan KPK mengaku takut menolak pemberian dari pada tahanan. Hal tersebut terungkap pada sidang kasus dugaan pungli rutan KPK di Pengadilan Tipikor Jakarta, pada Senin (18/11/2024) kemarin.
Agenda sidang yang berlangsung, adalah pemeriksaan terhadap salah satu terdakwa, yakni Ramadan Ubaidillah.
Alasannya ini cukup mengejutkan. Terdakwa mengaku takut akan keselamatan keluarga.
Baca Juga: Sidang Kasus Pungli Rutan, Beberkan Tahanan KPK Bayar Rp 20 Juta
Terdakwa yang berperan sebagai “lurah” menyebut para tahanan bukanlah sosok orang sembarangan. Sehingga meski awalnya menolak, ia terpaksa menerima pemberian pungli dari para tahanan.
Dalam keterangannya, terdakwa yang berperan sebagai ‘Lurah’ di dalam rumah tahanan, mengaku awalnya menolak pemberian uang alias pungli dari para tahanan.
Terdakwa Pungli Rutan KPK Buka Suara
Jaksa mencecar Ubaidillah mengenai perannya sebagai lurah, yang bertugas mengumpulkan uang dari para tahanan di rumah tahanan KPK Cabang C1. Jaksa menegaskan, pernyataan Ubaidillah mengenai menolak pemberian uang.
Ubaidillah, salah seorang dari 14 orang terdakwa mengungkap posisinya sebagai ASN Lembaga Antirasuah sangat rumit. Pasalnya para tahanan di dalam rutan bukanlah orang biasa.
“Saat saya pertama kali masuk rutan, posisi saya serba salah,” jelas mantan satpam KPK tersebut.
“Posisi saya paling bawah dan menjaga tahanan yang notabene bukan orang biasa,” jelasnya menambahkan.
Di depan majelis hakim, terdakwa pungli rutan KPK ini membeberkan adanya intervensi dari tahanan, ketika ia menolak menerima uang. Parahnya intervensi tersebut berkaitan dengan keluarganya.
“Dari awal saya tidak mau terima. Tapi ada beberapa bentuk intervensi dari tahanan,” ucapnya.
Bentuk intervensi tersebut, mulai dari menawarkan gaji 3 kali lipat. Hingga ada seorang tahanan yang tiba-tiba mengatakan, Ubaidillah memiliki dua orang anak. Tahanan tersebut rupanya juga mengetahui alamat terdakwa pungli rutan KPK ini.
“Seorang tahanan bilang saya punya dua anak, dan saya tinggal dimana,” beber Ubaidillah.
Ubaidillah mengaku heran, bagaimana seorang tahanan dapat mengetahui informasi mengenai dirinya dan keluarganya. Ia pun memutuskan membicarakan hal tersebut dengan seorang senior.
“Senior saya bilang, mereka bukan orang sembarangan,” ungkap Ubaidillah.
“Walaupun mereka di dalam tahanan, orang mereka banyak di luar,” imbuhnya.
Baca Juga: Modus Pungli di Rumah Tahanan KPK: Main HP Bayar Rp20 Juta
Intervensi tersebut membuat Ubaidillah ketakutan, dan mulai berpikir dua kali sebelum menolak pemberian uang pungli, yang rupanya sudah menjadi tradisi di dalam rutan.
Terdakwa pungli rutan KPK ini mengaku mengkhawatirkan keselamatan keluarga jika menolak.
“Karena berkaitan dengan keluarga, saya berpikir seribu kali sebelum menolak,” pungkasnya. (Revi/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)