harapanrakyat.com,- Para petani di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, tengah bahu-membahu menggalakkan Gerakan Pengendalian (Gerdal) hama Wereng Batang Coklat (WBC). Gerakan tersebut berlangsung di sejumlah kecamatan di Ciamis pada Rabu (30/7/2025).
Baca Juga: Ciamis Gelorakan Pertanian Organik, Sinergi Pemerintah dan Petani Wujudkan Kedaulatan Pangan
Hal tersebut karena populasi hama ini menunjukkan peningkatan signifikan belakangan ini, memicu kekhawatiran akan ancaman gagal panen yang lebih luas. Gerakan terkoordinasi ini, menjadi respons cepat untuk melindungi produktivitas padi dan mencegah kerugian ekonomi yang lebih besar bagi petani.
Data dari petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) menunjukkan bahwa antara 1 hingga 15 Juli 2025, sebanyak 870 hektar sawah di Ciamis berada dalam status waspada terhadap serangan WBC. Sementara 15 hektar lainnya mengalami serangan ringan.
Angka ini diharapkan menurun, seiring dengan intensifikasi upaya pengendalian yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan petugas lapangan.
Tindakan Preventif dan Responsif Hadapi Wabah Wereng Batang Coklat
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis tidak tinggal diam. Mereka aktif mendampingi petani dalam pelaksanaan gerdal ini, menunjukkan kepedulian terhadap kondisi pertanian di Ciamis.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ciamis, Ape Ruswandana, menekankan pentingnya pengendalian yang bijaksana.
“Pengendalian dengan pestisida tidak boleh berlebihan, agar tidak merusak lingkungan, dan harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan,” ujarnya Kamis (31/7/2025).
Lanjutnya menambahkan, berdasarkan laporan dan rekomendasi dari Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Satuan Pelayanan BPTPH Wilayah V DTPH Provinsi Jabar, ada dua pendekatan utama dalam menghadapi Wereng Batang Coklat.
Pertama adalah dengan melakukan tindakan preventif. Langkah ini yaitu dengan pengamatan lebih intensif oleh petani dan petugas. Kemudian, pengeringan lahan secara berkala untuk memutus siklus hidup hama. Selanjutnya pemanfaatan agens hayati sebagai pengendali alami. Dan penerapan sistem tanam jajar legowo pada musim tanam berikutnya untuk mengurangi kelembaban dan memudahkan pengamatan.
Sedangkan untuk langkah kedua adalah dengan tindakan responsif. Yaitu dengan penggunaan insektisida kimia yang diizinkan dan terbukti efektif. “Dan juga menghindari penggunaan pestisida yang tidak dianjurkan. Hal itu demi keamanan lingkungan dan hasil panen,” ungkapnya.
Baca Juga: Dinas Pertanian Ciamis Gelar Rakor Pembentukan Satgas Darurat Wereng
Pihaknya berharap, dengan gerakan pengendalian Wereng Batang Coklat yang terpadu dan partisipasi aktif dari semua elemen, maka bisa meminimalisir ancaman hama tersebut.
“Upaya ini menjadi krusial demi menjaga ketahanan pangan lokal, serta memastikan kesejahteraan para petani di Ciamis,” pungkas. (Fahmi/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)