Kawah Meteorit Tertua di Dunia, Bukan Lagi Yarrabubba

4 hours ago 2

Kawah meteorit tertua di dunia mencetak rekor baru. Hal ini sebagaimana penelitian dari tim ahli di Curtin University dan GSWA (Geological Survey of Western Australia). Kali ini pemegang rekornya adalah situs yang ada di 660 mil utara wilayah Pilbara.

Baca Juga: Perbedaan Meteor dan Meteorit, Salah Satunya dari Proses Terjadinya

Hasil penelitian ini tentu saja menggeser data sebelumnya yang menyebut kawah Yarrabubba jadi situs paling tua. Kawah Yarrabubba ini berusia 2,2 miliar tahun. Untuk informasi selengkapnya, jangan lewatkan pembahasan di bawah ini.

Kawah Meteorit Tertua di Dunia Bukan Yarrabubba

Yarrabubba selama ini dinobatkan memiliki usia paling tua dan berhasil merebut rekor Vredefort yang ada di Afrika Selatan. Vredefort sendiri memiliki usia 2.023 miliar tahun.

Dengan usia tersebut, tentu lebih tua Yarrabubba. Kawah Yarrabubba juga memiliki lebar 43 mil di kawasan Australia Barat.

Hal mengejutkan, dalam hasil penelitian saat ini, rekornya jadi milik situs yang ada di wilayah Pilbara. Buktinya sudah tertuang di studi pada tanggal 6 Maret.

Studi tersebut telah terbit di Nature Communications. Hal ini memperlihatkan bahwa penelitian terhadap kawah meteorit tertua di dunia memang tak sembarangan dan sudah melalui proses yang panjang.

Karakteristik

Dalam penelitian juga berhasil mengungkap sejumlah karakteristiknya. Rupanya kawah ini memiliki usia 3,5 miliar tahun.

Karena hal itu, keberadaannya sudah tampak jauh sebelum kemunculan Yarrabubba dan Vredefort tadi. Hanya saja, untuk pemegang rekor ini baru saja ditemukan oleh tim peneliti.

Untuk mengidentifikasinya, tim ahli mengecek keberadaan kerucut pecah. Selain itu, tim ahli juga meneliti formasi batuan unik yang berjarak sekitar 40 km di sisi barat Marble Bar, Pilbara, Australia Barat.

Batuan tersebut bisa terbentuk lantaran ada tekanan ekstrem yang berasal dari tumbukan meteorit. Hantaman kawah meteorit tertua di dunia ini sangatlah dahsyat lantaran kecepatannya lebih dari 36.000 km per jamnya.

Semakin kencang kecepatannya, tentu dampaknya juga kian luar biasa. Tak bisa kita bayangkan bagaimana kehidupan dunia kala itu.

Karena hantaman berkecepatan tinggi tersebut, terbentuklah kawah yang lebarnya lebih dari 100 km. Saat terjadi tumbukan juga akan membuat puing-puing beterbangan ke seluruh penjuru dunia.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang terbit di Nature Communications. Penelitian tersebut melibatkan tim yang berasal dari Sekolah Ilmu Bumi dan Planet Curtin serta Survei Geologi Australia Barat

Baca Juga: Penemuan Meteorit El Ali di Somalia, Ada 2 Mineral Terbaru!

Ungkap Awal Kehidupan Tata Surya

Penemuan kawah meteorit tertua di dunia kali ini turut memperlihatkan bagaimana awal kehidupan di tata surya. Ternyata hantaman besar sudah biasa terjadi di kawasan tata surya saat awal kehidupan.

Ada kemungkinan pula hantaman ini akan berujung pada terbentuknya prekursor raksasa benua. Hal ini memang hanya perkiraan semata, namun tetap harus mendapatkan perhatian serius.

Di sisi lain, rupanya tumbukan tersebut memberikan keuntungan tersendiri bagi kehidupan mikroba tertentu. Contoh sederhananya ialah kolam air panas.

Hal ini menunjukkan bahwa dampaknya tak hanya negatif saja, melainkan juga positif. Ada hikmah tersendiri di balik peristiwa yang mengerikan di alam semesta.

Hiasi Sejarah Geologi Bumi

Sudah bukan rahasia lagi jika penemuan kawah meteorit tertua di dunia turut menghiasi sejarah geologi Bumi. Hal ini karena peristiwa tersebut juga memiliki peranan penting tersendiri.

Bahkan peristiwa ini juga bisa disusul dengan penemuan-penemuan lainnya. Bisa kita bilang, penemuan ini bukan satu-satunya.

Bisa jadi ada tumbukan lebih tua lainnya yang akan menggeser penemuan kali ini. Hal ini lantaran alam semesta memang misterius dan tak ada yang benar-benar kuno di planet Bumi.

Terlepas dari hal itu, penulis studi Chris Kirkland yang berasal dari Universitas Curtin membeberkan pendapatnya. Ia menyebut temuan ini bisa menambah wawasan baru seputar tata surya.

Bisa juga mengenal lebih dekat bagaimana peran dan dampak meteorit selama membentuk lingkungan awal di planet Bumi. Lebih dari itu, studi ini juga bisa membantu memberikan penjelasan tentang bagaimana awal kehidupan bermula.

Baca Juga: Misteri Kebakaran Hutan Meteorit Jutaan Tahun Lalu Terungkap!

Dari uraian di atas, kita bisa tahu bahwa kawah meteorit tertua di dunia bukan lagi Yarrabubba, melainkan berlokasi di sekitar wilayah Pilbara. Rekor ini mengubah pemahaman sebagian besar orang yang mempelajari tentang awal kehidupan tata surya. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |