harapanrakyat.com,- Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, terus meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana alam dengan menyasar dunia pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan, adalah memperkuat Program Tagana Masuk Sekolah (TMS) sebagai langkah mitigasi sejak dini.
Melalui program ini, Tagana memberikan pembekalan kepada para pelajar mengenai berbagai jenis bencana, khususnya gempa bumi, yang dinilai memiliki risiko tinggi dan sulit diprediksi. Edukasi tersebut mencakup pemahaman dasar kebencanaan serta langkah-langkah penyelamatan diri sebelum, saat, dan setelah bencana terjadi.
Program Tagana Masuk Sekolah
Ketua Tagana Sumedang, Doni Ali Wahyudin menjelaskan, kegiatan TMS tidak hanya bersifat penyuluhan, tetapi juga dilengkapi dengan praktik dan simulasi. Para siswa diajak untuk memahami cara bertahan dan melindungi diri ketika terjadi gempa, termasuk teknik evakuasi mandiri yang aman.
“Di lingkungan sekolah, kami tidak hanya memberikan materi, tetapi juga melakukan simulasi langsung. Anak-anak dilatih bagaimana berlindung, bertahan, dan mengevakuasi diri secara mandiri saat gempa terjadi,” kata Doni, Senin (15/12/2025).
Menurutnya, pembiasaan melalui latihan sangat penting agar siswa tidak panik ketika menghadapi situasi darurat. Kebiasaan yang dibangun sejak dini diyakini dapat menjadi bekal berharga dalam menghadapi bencana yang datang tanpa peringatan. “Untuk saat ini, kita mensosialisasikan semua jenis bencana, tapi karena bencana yang paling tidak ada jadwalnya dan tidak terukur waktunya, itu gempa,” ucapnya.
Saat ini, kata Doni, pelaksanaan Program TMS masih terbatas akibat keterbatasan anggaran. Sepanjang tahun ini, Tagana Sumedang menargetkan tujuh sekolah tingkat SD dan SMP sebagai sasaran. “Saat ini, kegiatan baru terlaksana di tiga sekolah, terdiri dari dua SMP di wilayah Cimanintin atau Jatinunggal dan satu SD di wilayah Citepok,” katanya.
Meski demikian, Doni berharap program ini dapat terus dikembangkan dan menjangkau jenjang pendidikan yang lebih tinggi, seperti SMA hingga perguruan tinggi. Ia juga menyoroti masih rendahnya perhatian terhadap kegiatan mitigasi bencana sebelum bencana benar-benar terjadi.
“Sering kali mitigasi dianggap sepele. Namun ketika bencana datang, banyak yang tidak siap dan kebingungan. Padahal, pelatihan seperti ini sangat dibutuhkan,” pungkasnya.
Dengan adanya Program Tagana Masuk Sekolah, diharapkan kesadaran dan kesiapsiagaan bencana di kalangan pelajar dapat terus meningkat, sehingga mampu meminimalkan risiko dan dampak bencana di masa mendatang. “Adanya program TMS ini, diharapkan masyarakat khususnya di kalangan pelajar terkait kesadaran dan kesiapsiagaan bencana terus meningkat,” pungkasnya. (Aang/R6/HR-Online)

6 hours ago
4

















































