Yang Chil Sung, Kisah Gerilyawan Korea Rela Mati Demi Indonesia

4 hours ago 5

Yang Chil Sung atau Komarudin merupakan sosok yang sangat berjasa di balik kemerdekaan Indonesia. Sebab, gerilyawan asal Korea Selatan tersebut turut andil dalam mempertahankan kemerdekaan Tanah Air. 

Napak Tilas Perjuangan Yang Chil Sung bagi Indonesia

Dalam catatan sejarah kemerdekaan RI, ada tiga pejuang asing yang ambil bagian dalam perjuangan bangsa. Mereka adalah Aoki, Hasegawa dan Tanagawa atau Yang Chil. 

Yang Chil adalah warga negara Korea Selatan yang lahir pada tanggal 29 Mei 1919 di Kabupaten Wanju, Provinsi Jeolla Utara. Pada masa penjajahan Jepang atas Korea, ia sedang menjalankan wajib militer dan dikirim ke Pulau Jawa. Hal tersebut berlangsung di bawah pemerintah kolonial Jepang. 

Awal Mula Yang Chil Menetap di Indonesia

Pada tahun 1942, Yang Chil bertugas sebagai penjaga kamp tahanan perang Sekutu di Bandung, Jawa Barat. Saat itu, Korea dan Indonesia masih sama-sama berada di bawah pendudukan Kekaisaran Jepang. 

Kemudian, terjadi perubahan besar setelah Jepang menyerah dan Perang Dunia II berakhir pada tahun 1945. Dalam momen tersebut, Korea dan Indonesia sama-sama menyatakan kemerdekaannya. 

Alih-alih kembali ke Korea, Yang Chil lebih memilih untuk tetap tinggal di Indonesia. Setelah itu, ia mengganti namanya menjadi Komarudin dan menikah dengan wanita pribumi. 

Bergabung dengan Tentara Nasional

Ketika Belanda melancarkan agresi militer untuk menguasai Indonesia, Yang Chil Sung memutuskan bergabung bersama Tentara Nasional. Ia turut serta dalam perjuangan bangsa Indonesia bersama dua orang mantan tentara Jepang yang juga tidak pulang ke negara asalnya. 

Kedua tokoh tersebut adalah Hasegawa (Abubakar) dan Masahiro Aoki (Usman). Mereka bertiga terkenal memiliki kemampuan tempur yang sangat baik. 

Kemudian, Komarudin dan kedua temannya bergabung dengan pasukan gerilya bernama “Pasukan Pangeran Papak”. Pasukan ini bertugas di bawah komando Mayor Kosasih dan bermarkas di Markas Besar Gerilya Galunggung (MBGG), basis Wanaraja Garut. 

Mereka kemudian terlibat dalam berbagai pertempuran dalam melawan tentara Belanda. Bahkan, termasuk salah satu peristiwa besar di Indonesia, yakni Bandung Lautan Api. 

Dalam sejarahnya, Yang Chil turut andil dalam berbagai aksi penting. Salah satunya adalah upaya untuk menggagalkan rencana pasukan Belanda dalam merebut wilayah Wanaraja. Hal tersebut dilakukan dengan menghancurkan Jembatan Cimanuk, jalur strategis di kawasan tersebut. 

Sebagai informasi, Yang Chil terkenal sebagai ahli pembuat bom. Setelah bertemu dengan Aoki dan Hasegawa, persekutuan mereka semakin kuat. 

Kendati demikian, Yang Chil memang menjadi sosok yang paling menonjol di antara teman-temannya. Bahkan, kabarnya Yang Chil merupakan “Jagoan” di medan perang. 

Kekompakan tiga gerilyawan asing tersebut menjadi orang yang paling dicari tentara Belanda. Terlebih, Yang Chil yang pandai membuat bom di usianya yang masih 30 tahun. 

Tertangkap Oleh Tentara Belanda

Ketika Belanda menguasai wilayah Wanaraja (Garut), Yang Chil Sung dan teman-temannya memutuskan untuk menetap di wilayah pegunungan Galunggung. Di sana, mereka saling membantu untuk membangun basis perlawanan baru. 

Sayangnya, terjadi penghianatan pada 26 Oktober 1948. Pengkhianatan ini berujung pada penyerangan mendadak dari pasukan Belanda ke basis MBGG. Akibatnya, Yang Chil beserta kawan-kawannya tertangkap oleh pasukan Belanda. 

Setelah melalui pengadilan panjang, Yang Chil, Hasegawa, dan Masahiro Aoki dieksekusi. Hukuman tersebut berlangsung pada 21 Mei 1949 di Kerkhoff, Garut. Mereka kemudian dimakamkan di TPU Pasir Pogor, lalu dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Tenjolaya, Garut. 

Pengungkapan Identitas

Sebelumnya, informasi mengenai kehidupan Yang Chil di Indonesia sangatlah minim. Hingga akhirnya, informasi mengenai Yang Chil berhasil terungkap berkat peneliti Jepang bernama Utsumi Aiko. 

Saat itu, Utsumi Aiko berhasil mewawancarai teman-teman seperjuangan Yang Chil yang masih hidup. Kemudian, pemerintah Indonesia dan perwakilan Korea Selatan mengadakan upacara penggantian batu nisan Yang Chil secara militer. Upacara tersebut berlangsung pada bulan Juli 1995 yang menandai bahwa Yang Chil termasuk salah satu tokoh pejuang berjasa bagi kemerdekaan Indonesia. 

Kisah heroik seorang oppa asal Korea kembali menjadi sorotan publik setelah diunggah ulang oleh akun Instagram @faktasuper.id. Banyak warganet yang memberikan apresiasi atas peran dan jasanya dalam perjuangan memerdekakan Indonesia.

“Terima kasih atas jasa para pahlawan kemerdekaan kami. Semoga surga untuk kalian semua. Aamiin,” tulis akun @mia_kyannoarsa. 

“Gomawo oppa,” komentar @ichaswl.

“Mati secara terhormat,” ungkap @mahmudmochamadrifai.

Kisah heroik Yang Chil Sung, Aoki dan Hasegawa banyak mendapatkan perhatian dunia. Bahkan, kisahnya dibukukan oleh seorang profesor asal Korea yang melakukan riset dalam kurun waktu 2003 hingga 2015. Hingga saat ini, makam Yang Chil Sung dan dua orang temannya masih sering dikunjungi oleh pihak keluarga asal, baik Korea maupun Jepang. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |