Kerajinan Tradisional Anyaman Bambu Buatan Mak Titi asal Tasikmalaya Tembus Pasar Dubai dan Pakistan

6 hours ago 5

harapanrakyat.com,- Kerajinan tradisional anyaman bambu buatan Mak Titi Darti (77), asal Kampung Parakanhonje, Kelurahan Sukamajukaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, tembus pasar internasional, seperti Dubai dan Pakistan.

Mak Titi sapaan akrabnya, menekuni membuat kerajinan tangan sejak tahun 1982 di rumah sederhananya. Pengalaman yang menjadi gurunya, serta kecintaan terhadap tradisi membuatnya tetap mempertahankan warisan budaya berupa kerajinan anyaman bambu hingga kini.

Titi membuat kerajinan anyaman bambu beraneka ragam dan ukuran. Seperti tempat cindermata, bahan tas, hingga keranjang dekoratif yang biasa digunakan dalam acara-acara resmi maupun handicraf istimewa untuk oleh-oleh.

Baca Juga: Sejarah Payung Geulis Tasikmalaya, Kerajinan Unik Khas Priangan Timur

Semua produk dibuat Mak Titi dari bahan bambu pilihan yang sudah disortir. Bambu yang masih gelondongan dibelinya langsung dari petani lokal sekitar Tasikmalaya.

Proses pembuatannya dimulai dengan mengerik kulit bambu, lalu dijemur hingga kering. Setelah itu, bambu diraut setipis mungkin sehingga siap untuk dianyam.

Sedangkan untuk proses pewarnaan dilakukan setelah bambu dibelah tipis sesuai dengan permintaan konsumen. Kadang mengunakan warna natural, kadang warna-warna cerah motif khusus.

“Sering juga saya motif sendiri hasil dari pikiran saya. Bisa menghasilan 20 hingga 25 buah kerajinan anyaman bambu, semuanya saya kerjakan menggunakan tangan, tanpa bantuan mesin,” kata Mak Titi, Kamis (17/7/2025).

Pemasaran Kerajinan Tradisional Anyaman Bambu Buatan Mak Titi Asal Tasikmalaya

Saat ini usaha Mak Titi menjadi sumber kehidupan bagi warga sekitar untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah. Karena usahanya tersebut sudah bisa memberdayakan 13 orang tetangganya yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga.

Mak Titi sendiri tidak pernah menyangka hasil karya tangannya bisa dikenal hingga ke mancanegara. Karena sebelumnya ia hanya ingin tetap berkarya dan melestariakan warisan leluhur.

“Saya mah fokus menganyam saja, saya sekarang sudah tua, penglihatan pun kurang begitu jelas. Jadi untuk pemasaran dan hal lainnya sama anak saya,” tuturnya.

Baca Juga: Usaha Somel Kayu Peluang Menjanjikan untuk Bahan Kerajinan

Sementara itu, Esih Ratnasih yang merupakan anak dari Mak Titi, mengaku saat ini fokus mengurus bagian pemasaran dan menjalin relasi dengan para pengepul di pasaran ke pembeli dari luar negeri.

“Awalnya saya hanya bantu-bantu. Tapi sekarang saya serius mengurus pemasarannya karena banyak permintaan pesanan dari luar negeri,” kata Esih.

Ia menyebutkan, omzet kotor dari usaha kerjajinan tradisional anyaman bambu tersebut bisa mencapai Rp 3 juta dalam sebulan. Meski belum besar, namun usahanya itu terus tumbuh dan memberi dampak ekonomi bagi warga sekitar. (Apip/R3/HR-Online/Editor: Eva)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |