Kisah Nabi Syits, Putra Adam yang Diperintah Berdakwah dan Memerangi Qabil

2 weeks ago 11

Kisah Nabi Syits AS sangat penting untuk kita ketahui. Apalagi, dalam sejarah Islam nabi yang satu ini adalah salah satu putra Nabi Adam AS, manusia pertama yang turun ke bumi. 

Meski tidak termasuk dalam 25 nabi dan rasul, namun namanya begitu terkenal karena sosoknya yang begitu baik daripada saudaranya, yakni Qabil yang telah membunuh saudaranya sendiri, Habil. 

Berdasarkan keterangan dalam kitab Qashash al-Anbiyaa, nama Syits memiliki arti anugerah dari Allah SWT. Sementara dalam Alkitab, memiliki arti kompensasi, fondasi atau dasar, serta orang yang ditetapkan. Dalam kepercayaan Kristen dan Yahudi, Nabi Syits terkenal dengan sebutan Set. 

Sementara itu, kelahirannya terjadi beberapa tahun setelah peristiwa pembunuhan Habil oleh saudaranya, yakni Qabil. Sedangkan ketika lahir, usia Nabi Adam sekitar 930 tahun.

Selain lahir sebagai nabi sebagaimana janji Allah kepada Nabi Adam pasca pembunuhan Habil, Nabi Syits juga memiliki tugas yang begitu istimewa, yakni menjaga Nur Rasulullah SAW. 

Kemudian ia mendapatkan tugas untuk menurunkan sebanyak 50 suhuf atau lembaran yang berisi hukum, dalil, sunnah, fardhu, syariat serta aturan hukum dari Allah SWT untuk Bani Adam.

Kisah Nabi Syits Lahir dan Wasiat Nabi Adam AS

Kelahiran Nabi Syits tidak terlepas dari peristiwa pembunuhan saudaranya sendiri, Qabil terhadap Habil. 

Mengetahui kabar anaknya terbunuh oleh saudaranya sendiri, Nabi Adam pun sangat bersedih. Bahkan, selama setahun ia tidak bergaul dengan istrinya hingga tidak tertawa. 

Karena itu, Allah SWT menanyakan sampai kapan kesedihan Adam akan terus berlangsung.

Namun, Allah juga menjanjikan pengganti anak Adam yang terbunuh dengan yang lebih baik, lahir sendiri tanpa saudara kembar, bahkan menjadi nabi, yakni Syits. 

Saat mengandung Nabi Syits, Hawa tidak pernah merasakan sesuatu yang berat, bahkan saat melahirkannya pun sangat mudah. 

Berdasarkan sumber yang sama, Nabi Adam sebelum wafat sempat mengalami sakit sekitar 11 hari lamanya. Di saat itu ia menyampaikan wasiat kepada anaknya untuk meneruskan risalah kenabian. 

Salah satu wasiatnya adalah, Nabi Adam memerintahkan Syits untuk memerangi Qabil yang sangat durjana itu. Bahkan, Nabi Adam meyakinkan bahwa Allah akan membantu mengalahkan Qabil.

Benar saja, ketika Syits melakukan peperangan dengan pasukan Qabil, akhirnya Qabil mengalami kekalahan dan menjadi tawanan perang. 

Kemudian, selain dibelenggu, Qabil juga ditempatkan di lokasi yang sangat terik hingga akhirnya meninggal. Peristiwa peperangan ini menjadi catatan di bumi sebagai peristiwa perang pertama kalinya. 

Sosok Pribadi yang Mulia

Sebagaimana janji Allah, Nabi Syits selama hidupnya menjadi orang yang berakhlak sangat mulia. Sehingga ia pun mendapatkan tugas untuk mengajarkan ajaran Tauhid untuk umatnya.

Tak hanya itu, Nabi Syits juga mendapatkan jodoh bidadari dari Allah yang sangat cantik untuk menemani perjuangan berdakwah di bumi. 

Sementara itu, Syits menjalani kehidupan sehari-harinya di Kota Makkah. Hal itu agar ia lebih mudah untuk melakukan ibadah haji maupun umrah. Bahkan, ia membangun Ka’bah menggunakan lumpur yang kental serta tumpukan bebatuan.

Berdasarkan berbagai sumber, menjelang wafat Nabi Syits berusia usia 912 tahun. Ia juga memberikan wasiat dari Nabi Adam ke anaknya yang bernama Anush. Sedangkan makamnya dipercaya berada di sebuah Gua yang berada di Gunung Abu Qubais, di Makkah, Arab Saudi.

Dari kisah Nabi Syits secara singkat di atas, menjadikan kita untuk belajar lebih banyak bagaimana pendidikan seorang nabi kepada anaknya, dan ketaatan seorang anak menjaga serta menjalankan wasiat dari orang tuanya. (Muhafid/R6/HR-Online)  

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |