Kisah Syaqiq Al Balkhi, Sufi dari Kalangan Hartawan

2 months ago 21

Kisah Syaqiq Al Balkhi sudah kondang dalam sejarah Islam. Hal ini karena ia termasuk salah satu sufi yang berasal dari kalangan hartawan. Untuk menjalani kehidupan kesufian, tentu ia melewati perjalanan yang panjang.

Baca Juga: Kisah Julaibib Sahabat Nabi yang Buruk Rupa Rebutan Bidadari

Pada akhirnya, perjalanan tersebut membuatnya jadi guru imam sufi. Oleh karena itu, umat muslim perlu mengenalnya dengan baik. Untuk informasi lebih lengkapnya, bisa cermati uraian di bawah ini.

Kisah Syaqiq Al Balkhi dan Profil Singkatnya 

Ia memiliki nama lengkap Syaqiq bin Ibrahim Al Balkhi. Sejak kecil ia terlahir dari keluarga yang kaya raya.

Ia sendiri merupakan saudagar dengan jaringan bisnis luas sampai sebagian Turki. Meski hidup bergelimang harta, namun tidak membuatnya terlena dengan dunia.

Awal Mula Jadi Sufi 

Perjalanannya dari hartawan menjadi sufi bermula saat menjalani rutinitas bisnisnya di Turki. Saat itu ia iseng masuk kuil yang di dalamnya banyak berhala.

Alih-alih ikut menyembah berhala, Syaqiq Al Balkhi hanya ingin menyaksikannya saja dalam kisah ini. Rupanya di kuil tersebut memang ada banyak orang yang sibuk menyembah berhala.

Karena dididik dengan tauhid dan menyembah Allah SWT, tentu ia mengkritik praktik tersebut saat bertemu imam kuilnya. Ia menyebut penyembahan berhala sangatlah keliru.

Hal ini karena berhala tersebut ada yang menciptakan yaitu Allah SWT. Allah SWT adalah Zat yang Maha Pencipta dan Maha Pemberi Rezeki.

Mendengar kritikan tersebut, imam kuil lantas ikut menimpali. Ia menyebut tindakannya jauh-jauh ke Turki untuk mencari rezeki tidak selaras dengan perkataannya tadi.

Dalam kisah ini, Syaqiq Al Balkhi pun terdiam sebab perkataan imam kuil menyinggung perasaan sekaligus logikanya. Hal ini membuatnya berpikir bahwa pola hidupnya selama ini salah sebab sibuk mencari harta padahal Allah SWT sudah menanggung rezekinya.

Pertemuan dengan Seorang Budak 

Perjalanannya untuk menjadi sufi tidak hanya dari kisah tadi saja. Hal ini karena ia mantap untuk menempuh jalan kesufian karena juga pernah bertemu dengan seorang budak.

Budak tersebut asyik bersenang-senang meski sedang paceklik. Saat ia bertanya kepada budak tersebut kenapa bersenang-senang saat sedang paceklik, nyatanya mendapatkan jawaban mengejutkan.

Budak tersebut menjawab tuannya masih mempunyai perkebunan yang subur sehingga bisa memenuhi kebutuhannya. Hanya karena tuannya memiliki satu perkebunan, sudah membuatnya tak perlu pusing memikirkan soal rezeki.

Ia lantas berpikir bahwa kekayaan Allah SWT jauh lebih besar sehingga tidak perlu cemas memikirkan rezeki. Kisah inilah yang mengetuk hati Syaqiq Al Balkhi untuk menjadi sufi.

Kehidupan Kesufian 

Setelah melalui perjalanan-perjalanan tadi, akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan bisnisnya saat tiba di negeri asalnya. Ia sepenuhnya fokus mengabdikan diri kepada Allah SWT.

Baca Juga: Kisah Ghulam Ashabul Ukhdud, Keteguhan Melawan Kezaliman

Tidak hanya itu, ia juga menyedekahkan seluruh hartanya untuk umat. Ia lantas menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh dan menempuh jalan yang benar menuju Allah SWT.

Selama menjadi sufi, ada banyak nasehat yang ia berikan kepada murid-muridnya. Sebagaimana perkataan Hatim Al Asham, gurunya pernah perkata untuk menunaikan ibadah kepada Allah SWT sebanyak apapun itu.

Ia juga berkata untuk mencari bekal di dunia ini sepanjang usianya. Tidak hanya itu, dalam kisah ini, Syaqiq Al Balkhi juga berkata berdosalah kepada Allah SWT sejauh umat muslim mampu memikul sisaan darinya.

Lalu himpunan harta di dunia ini sebanyak kesanggupan umat untuk membawanya di kuburnya. Ada juga nasehat untuk beramal demi surga sesuai dengan kedudukan surga mana yang diinginkan.

Syaqiq Wafat

Dalam kisah dan sejarah Islam, Syaqiq Al Balkhi wafat pada tahun 810 M. Ia wafat di wilayah khalton, Tajikistan.

Meski termasuk hartawan, namun ternyata kehidupannya jauh berbeda saat sudah meninggal. Hal ini terungkap dari salah satu keturunannya sendiri.

Semasa hidup, ia memang pernah memiliki jaringan bisnis di sekitar 300 kota. Akan tetapi, saat wafat, ia tidak memiliki kafan untuk mengafaninya.

Salah satu keturunannya tersebut juga menyebutkan bahwa seluruh kekayaannya memang sudah habis disedekahkan. Penuturan ini jelas memperlihatkan betapa tingginya rasa cinta sang sufi kepada Allah SWT.

Baca Juga: Kisah Istri Nabi Luth, Kedurhakaan yang Berakhir Kena Azab

Setelah simak uraian di atas, tentu bisa mengetahui bagaimana kisah Syaqiq Al Balkhi yang tertuang dalam sejarah Islam. Hartawan ini rela meninggalkan semua harta bendanya untuk menempuh jalan yang benar di sisi Allah SWT. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |