Korban Dugaan Investasi Abal-abal Oknum Wartawan di Garut Bertambah, Ada Guru Ngaji hingga Aktivis

2 weeks ago 11

harapanrakyat.com,- Korban dugaan investasi abal-abal oknum wartawan di Garut, Jawa Barat terus bertambah. Selain polisi, pengacara, politisi, hingga jurnalis, ternyata ada aktivis hingga guru ngaji yang kena modus investasi bodong pelaku. 

Berdasarkan informasi, kerugian para korban cukup bervariatif dari terkecil Rp 1 juta, hingga ada yang Rp 30 juta per orang. 

Karena itu, polisi pun mempersilakan bagi warga yang merasa jadi korban dan mengalami kerugian untuk melapor ke Polres Garut.

Investasi bodong modus modal usaha pigura dan foto oleh oknum wartawan berinisial F, mulai terkuak. Bahkan, puluhan orang yang mengalami kerugian usai menanam modal di pelaku terus bertambah.

Modus Investasi Abal-abal Terduga Pelaku

Jajang, salah seorang korban yang uang modalnya telah dikembalikan pelaku mengaku, ia mendapatkan iming-iming bisa mendapat keuntungan besar jika berinvestasi kepada pelaku.

Dengan menanam modal awal Rp 3 juta, ia nantinya bisa mendapat keuntungan hingga Rp 9 juta.

Ia menambahkan, ia mendapatkan tawaran itu pada Desember 2024 lalu. Kemudian ia menyetorkan uang senilai Rp 1 juta. 

Namun saat jatuh tempo sesuai janji, pelaku tak kunjung membayar pengembalian investasi.

Sontak saja Jajang pun langsung mengontrog pelaku, hingga si pelaku mengembalikan modal awal tanpa keuntungan.  

“Awalnya menawarkan investasi dan berdalih sedang banyak proyek pigura foto pejabat dan kekurangan modal. Katanya lumayan untungnya. Karena itu saya tergiur. Karena adanya Rp 1 juta, maka saya serahkan sejumlah itu. Tapi pas jatuh tempo malah tidak bayar. Makanya saya kejar sampai dapat dan saya minta uangnya dikembalikan saja,” terangnya. 

Sementara itu, Sulton mengaku jika Guru ngajinya juga korban F. Bahkan, ada beberapa orang penting lainnya yang memiliki nasib sama, yakni tertipu oleh F. 

“Banyak. Ya guru ngaji saya Rp 15 juta. Saat ini mulai banyak yang konsul juga kepada saya,” jelas Sulton.

Pelaku, sambungnya, saat ini keberadaannya tidak ada yang tahu. Sedangkan dugaan kerugian para korban mencapai ratusan juta rupiah. Kendati begitu, sebagian korban enggan terbuka soal kasus tersebut. Apalagi secara profesi mereka bukan dari masyarakat biasa.

Kasi Humas Polres Garut Ipda Adi Susilo mengatakan, pihaknya menyarankan agar para korban membuat laporan secara resmi ke pihak kepolisian. Hal itu agar pihaknya segera memproses kasus tersebut. 

“Apabila ada warga atau siapa pun yang merasa mengalami kerugian dari perbuatan pelaku, silakan membuat laporan, kami pasti terima. Jika tak ada yang melapor secara resmi, bagaimana kami mengambil langkah untuk penyelidikan,” kata Adi. (Pikpik/R6/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |