Islam memiliki dua sumber ajaran. Untuk yang pertama yaitu Al Quran yang merupakan firman dari Allah SWT. Sedangkan yang kedua adalah hadits atau hadist. Terdapat beberapa jenis hadits salah satunya yaitu gharib. Berikut penjelasan mengenai hadits gharib dan contohnya.
Baca Juga: Hadits Meluruskan Shaf, Penyempurna Sholat Berjamaah
Dalam bahasa Arab, hadits memiliki arti berbicara, perkataan, dan percakapan. Bentuk jamak dari hadits adalah al-hadits. Secara istilah hadits adalah perkataan dan perilaku Nabi Muhammad yang dapat menjadi landasan umat Muslim.
Secara bahasa gharib dapat berarti yang sendiri, sendirian, atau tunggal. Gharib juga bisa berarti sesuatu yang jauh atau asing. Adapun secara istilah, hadits gharib merupakan hadits yang menyendiri seorang perawi dalam periwayatannya.
Ini merupakan hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi baik pada setiap tingkatan sanad atau pada sebagian tingkatan sanad dan bahkan mungkin hanya pada satu tingkatan sanad.
Apabila dalam salah satu tingkatan sanadnya terdapat perawi lebih dari seorang maka tidak merusak hadits gharib karena yang dijadikan sebagai patokan adalah yang paling minimal.
Adapun pembagian hadits gharib dan contohnya bisa Anda simak di bawah ini.
Gharib Muthlaq
Merupakan hadits yang periwayatannya hanya seorang perawi adalah asal sanad. Meskipun pada tingkatkan sanad selanjutnya terdapat beberapa perawi, hadits tersebut tetap termasuk gharib mutlak.
Adapun contoh haditsnya merupakan riwayat Bukhari dan Muslim mengenai keutamaan niat. Adapun bunyinya adalah sebagai berikut.
Tidak ada Sahabat Nabi yang meriwayatkan hadits ini kecuali Umar bin Khattab ra. Tiada ada yang meriwayatkan dari Umar kecuali ‘Alqomah. Tidak ada yang meriwayatkan dari ‘Alqomah kecuali Muhammad bin Ibrahim. Tidak ada yang meriwayatkan dari Muhammad bin Ibrahim kecuali Yahya bin Said.
Gharib Nisbi
Merupakan hadits yang pada asal sanadnya diriwayatkan oleh lebih satu perawi dan di pertengahan sanadnya terdapat perawi yang hanya sendiri.
Hadits gharib dan contohnya yang kedua adalah riwayat Muslim yang berkaitan dengan cabang dari iman. Adapun bunyi haditsnya adalah sebagai berikut.
Gharib Shahih
Selain, contoh di atas terdapat contoh lain hadits ini. Hadits ini adalah riwayat Bukhari dan Muslim dan memiliki nilai hadits shahih. Adapun bunyi haditsnya adalah sebagai berikut.
Hukum
Status hukum hadis fard sama halnya dengan hadits lainnya yaitu maqbul atau mardud, perlu dilakukan penelitian. Terdapat tiga hukum (nilai) hadits ini yaitu:
1. Shahih
Hadits shahih merupakan hadits yang sehat dan tidak ada cacat. Ciri-ciri hadits shahih adalah sanadnya bersambung, perawinya memiliki sifat adil dan memiliki hafalan yang kuat, serta terhindar dari kejanggalan dan cacat.
Baca Juga: Hadits Tentang Fitrah Manusia Lengkap dengan Kandungannya
Apabila hadits gharib dan contohnya ini memiliki nilai shahih, maka dapat kita jadikan pedoman dalam kehidupan.
2. Hadits Hasan
Tingkatan hadits Hasan berada di bawah hadits shahih. Hadits Hasan adalah hadits yang tidak berisi informasi yang bohong, tidak bertentangan dengan hadits lain dan Al Quran dan informasinya tidak kabur, serta memiliki lebih dari satu Sanad.
3. Hadits Dhaif
Hadits dhaif atau hadits yang lemah merupakan hadits yang tidak memenuhi kriteria hadits Hasan maupun hadits shahih. Apanya hadis gharib memiliki nilai dhaif, maka sebaiknya tidak dijadikan pedoman dalam mengamalkan hukum Islam.
Jenis-Jenis
Selain dua jenis hadits yang telah disebutkan dalam penjelasan hadits gharib dan contohnya di atas, para ulama juga membedakan hadis ini menjadi dua macam berdasarkan matan dan sanadnya, yaitu:
- Gharib sanad dan matan, yaitu hadits yang matannya diriwayatkan oleh seorang perawi saja.
- Gharib matan bukan sanad, yaitu hadits yang matannya diriwayatkan oleh sejumlah sahabat, tapi hanya ada satu perawi yang meriwayatkan sanadnya dari seorang sahabat.
Kedudukan dan Fungsi Hadits Gharib
Terbagi menjadi 3, berikut adalah kedudukan dan fungsi dari hadits ini.
- Dari sisi jumlah sanadnya, hadits ini termasuk hadits ahad. Hadits ahad merupakan hadits yang pada salah satu tingkatan sanadnya, perawinya hanya satu atau dua orang saja sehingga tidak memenuhi salah satu syarat hadits mutawatir.
- Hadits ini mempunyai kedudukan sebagai sumber ajaran Islam yang tingkatannya berada di bawah hadits mutawatir, namun sama pentingnya.
- Sebagai hujjah sebagaimana kedudukan hadits lainnya.
Baca Juga: Larangan Duduk di Atas Kuburan, Berikut Hadits dan Tujuannya
Demikian tadi penjelasan mengenai hadits gharib dan contohnya. Semoga dapat menambah wawasan kita khususnya tentang sumber ajaran Islam sehingga kita lebih bersemangat mengamalkan ajaran-ajaran Islam sesuai Al Quran dan Hadist. (R10/HR-Online)