Hukum Perbandingan Tetap atau yang juga disebut sebagai hukum Proust adalah salah satu hukum dasar Kimia. Karena itu, ketika sedang mempelajari atau memperdalam materi-materi dalam bidang kimia maka akan menemukan materi ini. Nah, berikut ini akan kita bahas tentang hukum Proust mulai pengertian hingga contoh penerapannya dalam kehidupan.
Baca Juga: Hasil Kali Kelarutan, Berikut Pengertian hingga Kegunaannya
Hukum Perbandingan Tetap atau Proust, Berikut Pengertiannya
Dalam ilmu kimia, hukum Proust atau yang juga terkenal sebagai Hukum Kekekalan Perbandingan, merupakan prinsip dasar yang penting untuk memahami reaksi kimia dan mengukur jumlah zat yang terlibat dalam suatu reaksi. Hukum ini pertama kali dicetuskan oleh ilmuwan Prancis, Joseph Proust.
Menurut p2k.stekom.ac.id, hukum Proust menyatakan bahwa suatu senyawa kimia terdiri dari unsur-unsur dengan perbandingan massa yang selalu tetap. Artinya, setiap sampel senyawa memiliki komposisi unsur yang tidak berubah.
Contohnya, air selalu memiliki perbandingan massa oksigen sebesar 8/9 dan hidrogen sebesar 1/9. Hukum ini, bersama dengan Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton), adalah dasar bagi studi stoikiometri.
Bunyi Hukum Perbandingan Tetap dalam kimia adalah: “Perbandingan massa unsur-unsur di dalam suatu senyawa kimia adalah tetap.”
Hal ini berarti bahwa dalam setiap reaksi kimia, perbandingan massa unsur-unsur yang terlibat akan selalu konsisten. Penelitian Joseph Proust pada tahun 1799 tentang susunan tembaga karbonat, baik yang berasal dari sumber alami maupun sintesis, mengungkapkan bahwa komposisinya tetap dan tidak berubah, sehingga mendukung dasar hukum ini.
Proust adalah hukum menyatakan jika perbandingan massa unsur-unsur pada sebuah senyawa kimia yaitu tertentu atau tetap. Artinya setiap senyawa memiliki komposisi unsur yang sama meskipun cara pembuatannya berbeda satu sama lainnya. Orang yang mengemukakannya adalah seorang ahli kimia bernama Joseph Louis Proust pada tahun 1804.
Untuk membuktikan hukum ini, ilmuwan asal Prancis tersebut telah melakukan percobaan dari tahun 1797 hingga 1804. Salah satu percobaannya yang populer yaitu mereaksikan hidrogen dan oksigen yang kemudian ternyata membentuk air. Dari percobaan itu, ia menarik kesimpulan bahwa air terbentuk atas hidrogen dan oksigen dengan perbandingan massa 1:8.
Lewat percobaan itu, ilmuwan ini juga menarik kesimpulan jumlah zatnya sebelum dan sesudah reaksi yaitu tetap. Dari kesimpulan tersebutlah lahirlah Hukum Perbandingan Tetap yang kemudian dikembangan lebih lanjut oleh ilmuwan lainnya. Hasil dari pengembangan itulah yang kemudian menghasilkan hukum kimia baru yaitu perbandingan berganda atau Dalton.
Pengecualian dari Hukum Proust
Hukum Proust memang memiliki fungsi untuk menghitung berapa jumlah massa unsur yang menyusun suatu senyawa. Akan tetapi, terdapat beberapa pengecualian sehingga hukum ini pun tidak bisa kita terapkan pada seluruh senyawa. Nah, senyawa yang termasuk pengecualian dari hukum ini kemudian kita kenal sebagai senyawa non-stoikiometri.
Pada senyawa non-stoikiometri, perbandingan massa unsur-unsur penyusun senyawanya adalah berbeda pada berbagai sampel. Contohnya yaitu pada senyawa oksida besi wustite yang mana memiliki unsur besi dan unsur oksigen. Perbandingan massa unsur pada senyawa ini yaitu unsur besi 0,83 hingga 0,95 untuk setiap atom oksigen.
Hukum Perbandingan Tetap juga tidak berlaku pada berbagai senyawa yang memiliki komposisi isotop yang berbeda. Perbedaan komposisi isotop pada suatu senyawa memang bisa terjadi dan bisa digunakan untuk berbagai macam keperluan. Selain itu, hukum ini juga tidak berlaku dalam polimer baik itu polimer alami maupun buatan.
Baca Juga: Reaksi Netralisasi Asam Basa, Berikut Pengertian dan Contohnya
Contoh Penerapan Hukum Proust dalam Kehidupan
Penerapan hukum Proust dalam kehidupan sehari-hari manusia sangatlah beragam namun banyak orang yang tidak menyadarinya. Nah, berikut ini adalah beberapa contohnya:
Pembentukan Senyawa Besi Sulfida
Untuk membentuk senyawa besi sulfida perlu komponen atau unsur besi dan belerang dengan perbandingan massa 7:4. Perbandingan massa antara besi dan belerang harus selalu tetap agar bisa menghasilkan besi sulfida yang utuh. Jika tidak, maka akan tercipta senyawa yang berdiri sendiri yaitu besi biasa dan juga padatan belerang.
Pembentukan Molekul Air
Contoh lain dari penerapan Hukum Perbandingan Tetap yaitu pembentukan molekul air yang terbentuk dari hidrogen dan oksigen. Untuk menghasilkan molekul air maka memerlukan reaksi hidrogen dengan oksigen dengan perbandingan selalu 1:8. Jika perbandingannya berubah seperti oksigen 6 dan hidrogen 1 maka senyawa yang terbentuk bisa saja bukan air.
Pembentukan Tembaga Karbonat
Pembentukan tembaga karbonat membutuhkan oksigen, tembaga, dan karbon dengan perbandingan yang sama dan juga tetap. Jika salah satu dari ketiga unsur tersebut hilang atau kurang maka hasilnya tidak akan membentuk tembaga karbonat. Dalam penerapannya hal tersebut kemudian akan membuat tembaga karbonat maupun produk yang menggunakan senyawa ini menjadi tidak berfungsi.
Pembuatan Karbon Dioksida
Contoh selanjutnya yaitu pembuatan karbon dioksida yang terdiri atas karbon dan oksigen dengan perbandingan selalu 3:8. Jika perbandingan antara karbon dan oksigen tidak tepat bisa menyebabkan pembentukan karbon dioksida tidak lengkap. Karena itu dalam proses pembuatan karbon dioksida penting untuk selalu memastikan perbandingan unsurnya selalu 3:8.
Baca Juga: Pengertian, Contoh dan Sifat Larutan Elektrolit Biner
Hukum Perbandingan Tetap atau Proust memang menjadi hal yang sangat penting karena menjadi dasar dalam banyak konsep kimia. Hukum ini pun menjelaskan bahwa berbagai senyawa kimia memiliki jumlah unsur atau komposisi yang tetap dan juga konsisten. Penerapannya dalam kehidupan pun ternyata sangat beragam mulai dari pembuatan besi sulfida hingga pembentukan karbon dioksida. (R10/HR-Online)