harapanrakyat.com – Terkait polemik pembangunan pasar tradisional Desa Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tim kerja pembangunan pasar buka suara. Tim kerja pembangunan pasar mengaku sudah memaparkan tahapan proses revitalisasi pasar kepada Wabup Bandung, Sahrul Gunawan dalam kunjungan kerjanya.
Baca Juga : Revitalisasi Pasar Tradisional Desa Ciparay Tuai Polemik, Wabup Bandung Tinjau Langsung ke Lokasi
Ketua Tim Pembangunan Pasar Ciparay, Zaenal Mutakin menjelaskan, revitalisasi pasar tradisional itu sudah lama terencanakan. Pembangunan revitalisasi pun sesuai dengan RPJMDes (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa). Selain itu, dalam upaya revitalisasi ini pihaknya pun mengaku sudah mengakomodasi semua kesepakatan dengan warga pasar.
“Dinamika yang ada, puas atau tidak puas itu tidak mungkin terpuaskan atas kehendak kelompok tertentu. Tapi kami mencari kemaslahatan yang lebih luas dalam rencana pembangunan di pemerintah Desa Ciparay. Dan itu tentunya tahapan sekarang yang mudah-mudahan agar sesegera mungkin para pedagang menyadari bahwa ini merupakan upaya penataan wilayah. Kemudian ini juga untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat dan kelayakan Pasar Ciparay, baik untuk pedagang maupun konsumen,” tutur Zaenal, Senin (2/12/2024).
Kata Zaenal, revitalisasi pasar ini menjadi penting mengingat lokasinya berada di perlintasan wilayah. Keberadaan pasar ini pun menjadi pusat ekonomi penyangga di dapil 5 dan 6 Kabupaten Bandung. Produktivitas masyarakat di sekitar wilayah tetangga Kecamatan Ciparay, lanjut Zaenal, banyak masuk wilayah transaksi Pasar Ciparay.
“Ini perlu kesadaran dan pikiran jernih dari kita semua bahwa Pemerintah Desa Ciparay tidak melakukan ini (revitalisasi) semena-mena. Tentu hal ini berdasarkan regulasi yang ada. Bagi pihak yang memiliki kepentingan, kami tidak bernuansa politis. Kami murni adalah warga Ciparay yang ingin membangun desanya seperti desa-desa yang lain,” ujarnya.
Zaenal menjelaskan, rencananya revitalisasi Pasar Ciparay ini akan pihaknya akan membangun dua lantai di atas lahan hampir 1 hektare itu. Rencana konstruksinya, kata Zaenal, pihaknya akan membangun pasar semi modern. Namun, saat ditanya mengenai alokasi anggaran pembangunan, Zaenal enggan menjelaskannya.
Baca Juga : Minim Pasokan, Cabai Rawit di Cimahi Naik Menjadi Rp 70 Ribu per Kilogram
Targetkan Maksimal 18 Bulan Revitalisasi Pasar Ciparay Bisa Rampung
Terkait estimasi pembangunan, kata Zaenal, pihaknya menargetkan akan memakan waktu 12 bulan dan paling lambat 18 bulan. Hal itu berdasarkan kesiapan dari pihak ketiga selaku pelaksana pembangunan revitalisasi Pasar Ciparay, yaitu PT Prasada. Nantinya, bangunan baru pasar itu mampu menampung lebih banyak dari jumlah pedagang eksisting saat ini.
“Untuk harga sewa, itu merupakan komitmen kami dengan warga pedagang Pasar Ciparay. Wadah yang kami akui legalitasnya bekerja sama dengan pemerintah desa dan pihak ketiga yaitu IWPC dan Impala. Kami sudah merealisasikan 9 tuntutan warga pasar. Sedangkan adanya pemagaran di sekeliling pasar, hal itu aspirasi dari warga pasar sendiri. Kami ingin mereka pindah itu masif. Sebab mereka menuntut penataan lokasi di tempat baru sudah beres,” tuturnya.
Pihaknya pun membantah segala tahapan revitalisasi Pasar Ciparay ini secara semena-mena. Melainkan atas dasar komunikasi dengan warga pasar agar ada pemagaran dan mengimbau pedagang segera menempati TPPS.
Sebelumnya, pembangunan revitalisasi Pasar Ciparay menuai polemik. Banyak pedagang mengaku upaya revitalisasi ini hanya menguntungkan pihak tertentu tanpa mendengar keluhan pedagang pasar.
Seperti halnya diungkapkan Muslimin (41), seorang pedagang Pasar Ciparay. Ia menuturkan, upaya revitalisasi pasar tradisional Ciparay ini kian berlarut-larut. Hal itu pun berdampak pada omzet pedagang pasar pun terus menurun. Terlebih saat ini, kata Muslimin, pihak pengembang revitalisasi pasar yang memasang pagar seng di sekeliling area pusat ekonomi masyarakat itu.
“Kami juga kaget kenapa tiba-tiba pengembang pasar memagari pasar dengan seng. Ini tanpa sepengetahuan kami selaku pedagang. Satu-satunya akses masuk ke dalam pasar hanya lewat depan. Itu pun tidak lebar karena ada pagar seng,” ungkap Muslimin. (Ecep/R13/HR Online)