Sejarah Nama Buitenzorg, Cikal Bakal Identitas Kota Bogor

9 hours ago 9

Bogor telah lama populer sebagai Kota Hujan karena curah hujannya yang tinggi. Namun, di balik julukan melekat itu, tak banyak yang tahu bahwa kota ini dulunya populer dengan sebutan “Buitenzorg”. Konon, sejarah nama Buitenzorg sendiri sarat akan makna dan erat kaitannya dengan era kolonial Belanda.

Baca Juga: Singkatan Nama Depok, Akronim yang Menyimpan Sejarah Panjang di Baliknya

Lantas, dari mana asal-usul namanya dan bagaimana akhirnya berubah menjadi Bogor? Mari kita ulas kisahnya lebih dalam.

Menggali Jejak Sejarah Nama Buitenzorg dari Kota Bogor

Untuk memahami historisnya secara lengkap, kita perlu menelusuri jauh ke belakang. Sebagaimana menilik dari catatan sejarah Indonesia, tepat pada masa-masa kejayaan kerajaan Nusantara, era kolonialisme Belanda dan masa kemerdekaan Indonesia.

Nama serta identitas suatu wilayah sering kali berubah seiring pergantian penguasa dan sistem pemerintahan. Hal ini pun berlaku pada kota Bogor.

Perjalanan bermula dari runtuhnya Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1527. Setelah kejatuhan pemerintahan besar tersebut, hanya dua kerajaan Hindu yang tersisa di pulau Jawa. Meliputi Kerajaan Pajajaran di wilayah barat dan Blambangan di ujung timur.

Hanya saja, kejayaan Blambangan tidak bertahan lama setelah jatuh ke tangan Kesultanan Demak. Hal ini menjadikan Pajajaran sebagai satu-satunya kerajaan Hindu terakhir di tanah Jawa. Dengan pusat kekuasaan yang kuat, Pajajaran menguasai enam pelabuhan penting.

Seperti halnya Bantam (Banten), Pomdam (Pontang), Chequide (Cikande), Tamgaram (Tangerang), Calapa (Kalapa), dan Chemano (Cimanuk/Indramayu). Sayangnya, jaringan yang luas justru menyulitkan pusat pemerintahan dalam menjaga stabilitas dan pengawasan wilayah.

Puncak kejatuhan Pajajaran terjadi pada 1579 saat Kesultanan Banten merebut kekuasaan. Peristiwa itu tidak hanya menandai berakhirnya era Pajajaran. Tetapi juga memicu tragedi pengusiran bahkan pembantaian terhadap rakyat Pajajaran.

Awal Mula Kolonialisme dan Lahirnya Nama Buitenzorg

Reruntuhan Pajajaran kemudian menjadi latar awal berdirinya wilayah yang kita kenal sebagai Bogor. Tepat ketika masuknya pengaruh kolonial pada 1705. Wilayah bekas Pajajaran masuk ke dalam kekuasaan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) melalui perjanjian dengan Kesultanan Mataram.

Di era ini, tokoh-tokoh seperti Letnan Tanujiwa muncul sebagai pemimpin lokal yang turut mengatur koloni VOC. Letnan Tanujiwa memimpin pada periode 1689–1705 dan menjadi figur awal dalam daftar bupati Kampung Baru menurut catatan De Haan.

Pada 1745, terjadi penggabungan sembilan kampung di bawah Kepala Kampung Baru bergelar demang. Hal yang kemudian membentuk sejarah Kabupaten Bogor atau populer juga dengan nama Afdeling Buitenzorg.

Istilah Buitenzorg, yang berasal dari bahasa Belanda, memiliki arti “bebas dari kesulitan” atau “tanpa kecemasan.” Nama ini merupakan ide Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron van Imhoff.

Tujuan pemberian nama adalah sebagai penanda bahwa wilayah tersebut merupakan tempat peristirahatan yang nyaman bagi pejabat kolonial. Terutama karena kondisi iklimnya yang sejuk dan udaranya bersih daripada Batavia (Jakarta).

Baca Juga: Sejarah Gedung Grahadi Surabaya, dari Awal Pembangunan hingga Pemanfaatannya Sekarang

Perkembangan Wilayah Administratif

Sejarah berlanjut, hingga pada 1871, batas administratif dari wilayah Buitenzorg semakin. Sebelah utara membentang dari Pilar hingga jembatan Cipakancilan. Sebelah barat dari jembatan Cipakancilan ke jembatan kecil Batutulis.

Di sisi selatan, batasnya mencapai jalan besar (meliputi Sukasari hingga Ciliwung). Sedangkan sebelah timur membentang dari Ciliwung hingga Pilar. Kemudian, dengan berlakunya Undang-Undang Desentralisasi pada 1903 oleh pemerintah Hindia Belanda, muncul sistem tata kelola baru.

Salah satu hasil kebijakan ini adalah pembentukan Gemeente Buitenzorg pada 1905. Sebuah aturan yang menggantikan bentuk pemerintahan lama. Sekaligus menjadikan wilayah ini sebagai bagian dari sistem pemerintahan kota modern.

Bersamaan dengan itu, wilayah Jawa Barat pun terbentuk sebagai provinsi yang mencakup lima karesidenan, 18 kabupaten, dan beberapa kotapraja. Sesuai catatan sejarah, wilayah dengan nama Buitenzorg termasuk ke dalamnya.

Perubahan Nama di Era Kemerdekaan

Pasca pengakuan kedaulatan Indonesia, pemerintah pusat mulai melakukan penyesuaian terhadap struktur administrasi. Salah satunya adalah pemisahan lebih tegas antara wilayah kota dan kabupaten.

Kemudian, berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950, nama administratif kota berubah menjadi Kota Besar Bogor. Selanjutnya, pada tahun 1957, nama tersebut kembali berubah menjadi Kota Praja Bogor sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957.

Transformasi nama terus berlanjut. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 dan UU Nomor 5 Tahun 1974, namanya menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor. Akhirnya, setelah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 berlaku yang menata ulang pemerintahan daerah secara nasional, sebutan Kota Bogor resmi digunakan.

Baca Juga: Sejarah Waduk Darma Kuningan, Sudah Ada Sejak Era Kolonial

Itulah sejarah nama Buitenzorg sebagai cikal bakal sebutan Kota Bogor sekarang. Perubahannya mampu mencerminkan dinamika sosial-politik, pergantian kekuasaan, hingga evolusi tata kelola masyarakat yang terus berkembang. Semoga informasinya bermanfaat! (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |