Ulama dan Santri Pangandaran Gelar Aksi Boikot Trans7 Terkait Tayangan Pesantren Lirboyo

23 hours ago 8

harapanrakyat.com,- Ribuan ulama, santri, dan pengurus Gerakan Pemuda (GP) Ansor dari berbagai pesantren di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Pangandaran, Kamis (16/10/2025). Aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap tayangan program Ekspose Trans7 yang dinilai memframing secara negatif para kiai dan santri di Pondok Pesantren Lirboyo, Jawa Timur.

Aksi ini turut dihadiri Bupati Pangandaran Hj. Citra Pitriyami, Ketua DPRD Asep Noordin, Kapolres Pangandaran AKBP Andri Kurniawan, unsur Forkopimda, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Pangandaran Ahmad Irfan Alawi, serta para kiai, ulama, dan santri dari berbagai wilayah.

Baca Juga: 92 Pasien ODGJ di Himatera Pangandaran akan Dipulangkan ke Daerah Masing-Masing

Sekretaris PC GP Ansor Pangandaran, Dudung Nurkhotim Said, mengatakan, aksi ini merupakan bentuk solidaritas terhadap para kiai dan pesantren yang merasa dilecehkan akibat tayangan tersebut.

“Dengan adanya penghinaan itu, kami membuat petisi untuk memboikot Trans7, bukan hanya programnya. Permintaan maaf melalui media sosial tidak cukup. Sampai saat ini pun belum ada permintaan maaf yang disiarkan di TV nasional. Kami menuntut itu,” ujar Dudung usai aksi.

Dudung menegaskan, pihaknya mendesak Trans7 untuk datang langsung dan meminta maaf secara terbuka di Pondok Pesantren Lirboyo. Tayangan yang sudah disiarkan dianggap telah melukai hati para kiai dan santri.

“Mereka itu guru-guru kami. Tidak heran para santri merasa terhina. Karena itu, kami wajib membela kehormatan kiai dan pesantren atas framing yang dibuat,” tegasnya.

Selain boikot program, Dudung menyebut pihaknya juga menuntut penutupan tayangan program Ekspose Trans7. LBH Ansor pusat telah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pusat.

Bupati Pangandaran Dukung Aksi Santri dan Ulama Boikot Trans 7

Bupati Pangandaran Hj. Citra Pitriyami menyatakan dukungannya terhadap aksi tersebut. Ia menilai pesantren, ulama, dan kiai memiliki peran besar dalam membangun moral dan pendidikan masyarakat.

“Pembangunan bukan hanya soal fisik. Para ulama, kiai, dan santri berperan penting dalam membangun moral dan pendidikan umat. Insyaallah kita maju bersama,” ujar Citra dalam orasinya. Ia juga menegaskan pemerintah daerah akan bersama para ulama dan santri dalam langkah-langkah yang ditempuh.

Ketua DPRD Pangandaran Asep Noordin turut menyampaikan dukungan. Ia menyebutkan bahwa sekitar 150 santri asal Pangandaran menempuh pendidikan di Pesantren Lirboyo dan sejumlah pesantren lain di Jawa Timur. Karena itu, tayangan yang memicu kontroversi tersebut berdampak langsung terhadap masyarakat Pangandaran.

“Jumlah santri kita di pesantren-pesantren Jawa Timur cukup banyak. Karena itu, isu ini sangat berpengaruh,” jelas Asep. 

Ia juga mengusulkan agar pemerintah daerah memberikan insentif bagi para santri yang mondok di luar daerah. 

Baca Juga: KPAID Jabar Bakal Temui Keluarga Korban Dugaan Pelecehan di Pangandaran, Ini Alasannya

“Kami mengusulkan agar pemda memberikan insentif kepada santri-santri yang mondok di luar Pangandaran,” pungkasnya. (Madlani/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |