Sejarah Situs Gua Harimau, Warisan Peradaban Masa Lampau

1 week ago 19

Situs Gua Harimau merupakan salah satu warisan budaya Nusantara yang menyimpan cerita unik perihal peradaban manusia purba. Situs ini menyimpan berbagai benda kuno yang menjadi bukti penting terkait kehidupan masyarakat prasejarah.

Baca Juga: Sejarah Situs Liyangan Bukti Kekayaan Arkeologi Nusantara

Sejarah Situs Gua Harimau sebagai Rumah Peradaban Masa Lampau

Situs Gua Harimau pertama kali ditemukan melalui penelitian yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Palembang pada tahun 2008. Penemuan utama di situs ini adalah 80 kerangka manusia purba yang diperkirakan berusia lebih dari 3.000 tahun. 

Dalam buku Arkeologi Sumatera: Jejak Masa Silam oleh Wahyudi (2015:67), menjelasakan bahwa temuan ini menunjukkan adanya komunitas besar yang pernah menghuni gua tersebut. Selain kerangka manusia, ada pula berbagai artefak, termasuk alat batu, peralatan berburu, dan pecahan keramik. 

Dalam Warisan Arkeologi Nusantara oleh Mahmud (2018:124), artefak-artefak ini menggambarkan bahwa komunitas di Gua Harimau telah memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap lingkungan sekitar. Mereka memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti berburu dan bercocok tanam.

Napak Tilas Sejarah Gua Harimau di Sumatera

Gua Harimau terletak di Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Berbagai temuan di situs ini memberikan gambaran terkait perjalanan peradaban masyarakat pada masa lampau.

Sebelum masa pra sejarah, Gua Harimau menjadi tempat tinggal bagi kelompok pemburu dan peramu makanan. Tidak hanya bermukim, mereka juga menjadikan wilayah gua sebagai tempat pemakaman jasad para kerabatnya.

Tradisi penguburan jasad manusia ini berlangsung secara terus menerus. Hingga akhirnya, area pemakaman ditemukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Saat itu, terdapat berbagai penemuan yang menjadi bukti intensif peradaban masyarakat pada masa silam. Penemuan ini mencakup batu, tulang dan cangkang kerang. 

Menurut hasil penelitian, Situs Gua Harimau pernah menjadi rumah hunian bagi masyarakat prasejarah sejak 20.000 tahun silam. Peradaban ini terus berlangsung hingga setidaknya 2.000 tahun yang lalu.

Saat pertama kali ditemukan, Gua Harimau memiliki area yang cukup luas dengan kondisi lantai kering. Terdapat aliran sungai bernama ‘Aek Amanbasa’ yang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat zaman dahulu.

Keistimewaan Gua Harimau

Gua Harimau menawarkan beberapa keunikan yang berbeda dari penemuan tempat bersejarah lainnya. Pertama, terdapat sekitar 80 kuburan manusia dari masa pra sejarah. Setiap kuburan ini memiliki posisi dan perlakuan yang berbeda.

Melihat dari kerangka fisik tulang belulang dan gigi manusia, terdapat dua populasi yang terkubur dalam Gua Harimau. Populasi tersebut adalah Australomelanesoid dan Mongoloid. Kedua populasi tersebut merupakan leluhur dari mayoritas penduduk Indonesia, mulai Sabang hingga Merauke. 

Selanjutnya, terdapat seni cadas dari masa lampau berupa gambar-gambar berwarna merah di dinding gua. Menariknya, gambar tersebut belum pernah dijumpai di wilayah Sumatera. 

Penemuan gambar tersusun secara rapi atas barisan dan garis berliku, termasuk pola geometris persegi. Melihat dari segi tampilannya, gambar terbuat menggunakan pewarna alami yang kemungkinan adalah mineral oksida besi (oker).

Keistimewaan terakhir, Situs Gua Harimau menyajikan proses perubahan budaya yang lengkap dari masa ke masa. Pada lapisan Proteolitik paling bawah, terdapat kuburan manusia ras Australomelanesid yang posisi tubuhnya terlipat ataupun meringkuk, layaknya bayi di dalam kandungan.

Sementara itu, perkakas yang digunakan terbuat dari batu berupa alat serpih dan kerakal sungai sebagai alat penumbuk dan penggerus. Di atasnya, terdapat kuburan manusia periode neolitik dan paleometalik dengan posisi tubuh terlentang. 

Pada lapisan teratas, terdapat penemuan berbagai wadah tembikar. Hal ini menjadi bukti kedatangan populasi baru, yaitu ras mongoloid yang menggantikan populasi sebelumnya, sekitar 3.000 hingga 2.000 tahun yang lalu. 

Gua Harimau Membawa Bukti Kemuliaan para Leluhur

Penemuan makam manusia di Situs Gua Harimau menjadi bukti penting, soal bagaimana masyarakat prasejarah di masa lampau memuliakan leluhur dan kerabatnya. Hal ini terbukti dengan adanya penemuan berbagai “bekal kubur” seperti kapak, gelang perunggu, ataupun wadah-wadah tembikar. 

Penemuan yang ada menjadi bukti baru bahwa Gua Harimau mengajarkan kebhinekaan bangsa Indonesia yang mengakar kuat sejak dahulu kala. Keberadaan situs ini merekam mosaik warisan budaya dan populasi manusia prasejarah, melalui peninggalan arkeolog yang terkandung di dalamnya. 

Meskipun berada di pedalaman, masyarakat penghuni Gua Harimau telah berinteraksi dengan dunia luar. Hal tersebut, terbukti dengan adanya berbagai benda perunggu yang merupakan pengaruh kebudayaan Dongson pada awal tahun Masehi.

Baca Juga: Sejarah Tugu Lonceng Cilebut, Situs Peninggalan Belanda

Situs Gua Harimau mencerminkan perkembangan budaya masyarakat prasejarah pada masa lampau. Berbagai penemuan jejak sejarah, membuktikan bahwa situs ini telah menjadi pusat aktivitas manusia pada zaman dahulu. Hal ini memberikan wawasan bahwa Gua Harimau merupakan bukti peradaban prasejarah di Sumatera Selatan dengan sistem sosial yang telah terorganisir. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |